38. Ragu

1K 29 0
                                    

"Ayo, Seika. Aku akan mengantarmu pulang sekarang."

Suara Noah barusan sukses membuat Devan tersadar dari lamunan. Dia sontak menatap Noah dan Seika bergantian. Padahal Seika baru pertama kali ini bertemu dengan Noah, tapi mereka terlihat sangat akrab seolah-olah sudah mengenal lama.

"Tu-tunggu! Kalian mau pergi ke mana?"

Noah menghela napas panjang. "Aku tadi kan, sudah bilang kalau mau mengantar Seika pulang, Paman."

"Kenapa kamu tiba-tiba ingin mengantar Seika pulang? Memangnya Pak Maman ke mana?" Devan menatap Noah dengan tajam.

"Aku memang ingin mengantar Seika pulang. Pak Maman sedang ngopi di belakang. Ayo, Seika! Kita pergi sekarang!"

Kedua mata Devan sontak membulat, seolah-olah ingin loncat keluar dari tempatnya melihat Noah yang tiba-tiba menggenggam tangan Seika. Apa keponakannya itu sengaja ingin membuatnya kesal?

"Kak Noah, Cherry ikut!" Cherry yang berada di dalam gendongan Devan cepat-cepat minta turun lalu ikut Noah mengantar Seika pulang.

"Ayo!"

Devan lagi-lagi hanya diam melihat Seika dan Cherry yang pergi bersama Noah. Rasanya dia ingin sekali menahan Seika agar tidak pergi dengan cowok playboy itu. Namun, dia tidak mempunyai hak untuk melakukannya.

"Cherry mau duduk di mana? Di belakang atau di depan sama Kak Noah?"

"Mau dipangku Mama." Cherry mengulurkan kedua tangannya pada Seika.

"Anak ini manja sekali." Noah mengusap puncak kepala Cherry dengan penuh sayang. Dia segera masuk ke dalam mobilnya lalu mengantar Seika pulang.

"Kamu udah lama kerja sama Paman Devan?" tanya Noah sambil melajukan mobilnya meninggalkan halaman rumah Devan.

"Hampir satu bulan. Memangnya kenapa?"

"Cepat juga, ya." Noah mengangguk-anggukkan kepalanya. Dia tidak pernah menyangka Seika bisa membuat Devan jatuh cinta hanya dalam waktu satu bulan. Padahal Devan selalu menutup pintu hatinya untuk gadis manapun semenjak kematian istinya. Namun, Seika bisa dengan mudah menghancurkan benteng yang sudah lama dibangun pamannya. Gadis ini benar-benar istimewa.

"Apanya yang cepat?" tanya Seika tidak mengerti.

Noah menggeleng pelan. "Bukan apa-apa. Apa bunga itu dari Paman Devan?"

Seika mengikuti arah pandang Noah. Menatap bunga mawar merah muda yang dia dapatkan dari kurir tadi siang lalu mengangguk palan. Seika bunga tersebut dari orang iseng, tapi ternyata dari Devan. Seika tidak pernah menyangka akan mendapatkan bunga dari Devan karena lelaki itu selama beberapa hari ini selalu acuh tak acuh pada dirinya.

"Apa kamu tahu arti bunga itu?"

Seika menggeleng pelan. "Aku tidak tahu. Memangnya bunga itu ada artinya?"

"Tentu saja ada, Seika. Setiap bunga itu selalu ada artinya. Contohnya bunga baby's breath. Bunga itu melambangkan cinta yang murni seperti bayi yang baru saja lahir. Apa kamu mengerti?"

Seika mengangguk meskipun tidak terlalu paham dengan apa yang baru saja Noah katakan. "Kalau bunga itu artinya apa?"

"Pertanyaan bagus." Noah diam-diam tersenyum. "Bunga mawar merah muda itu melambangkan kebahagiaan, kekaguman, dan rasa terima kasih. Kalau kamu mendapat bunga mawar pink dari seseorang, bisa jadi orang itu masih ragu dan kurang berani menjalani hubungan."

Wajah Seika seketika berubah sendu, ada sesak yang tiba-tiba menyelip di dalam dadanya. Devan sepertinya masih ragu untuk menjalin hubungan dengannya karena sudah berjanji pada mendiang istrinya untuk tetap setia. Pantas saja lelaki itu memberinya bunga mawar merah muda.

Gadis Lugu Milik CEO DudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang