48. She Said Yes!

1K 26 2
                                    

X Forces merupakan kapal pesiar yang memiliki ukuran 1,5 kali lebih besar dari lapangan sepak bola dan memancarkan sinar lampu yang sangat cantik saat malam. Alunan lagu Feeling Good dari Michael Buble mengiringi para penumpang yang sedang asyik menikmati makan malam. Hidangan yang disajikan oleh para koki pun beragam, mulai dari menu lokal hingga internasional.

Selesai makan malam, pengunjung X Forces bisa menonton bioskop dengan layar yang sangat besar di depan kolam renang atau pergi ke bar jika ingin begadang sampai larut malam.

Seika kembali menyedot jus stroberinya lalu mengedarkan pandang ke sekitar, semua orang yang ada di kapal pesiar ini terasa sangat asing baginya kecuali Devan, Diana, Cherry, dan Noah. Jujur saja Seika merasa tidak pantas berada di sini karena acara makan malam kali ini dihadiri oleh para kolega dan rekan bisnis Devan.

"Ma, Seika izin ke toilet sebentar, ya."

Diana mengangguk. Seika pun beranjak dari tempat duduknya, dia pergi ke bagian depan kapal untuk mencari tempat yang agak sepi agar terbebas dari suasana tidak nyaman yang sejak tadi dia rasakan.

Seika memejamkan kedua matanya perlahan, menikmati semilir angin yang menerpa kulit wajahnya. Suasana yang tenang membuat Seieka merasa lebih nyaman berada di sini dari pada bergabung dengan yang lainnya di dalam. Lagi pula dia tidak begitu memahami apa yang dibicarakan oleh orang-orang tersebut. Mereka hanya membicarakan bisnis, bisnis, dan bisnis.

Seika menghabiskan waktu lumayan lama di depan kapal sendirian hingga tidak sadar jika ada seseorang yang memerhatikannya sejak tadi.

"Eh?!" Seika berjingkat karena sepasang tangan kekar tiba-tiba menyelusup, memeluk tubuhnya dari belakang dengan erat. Aroma feromon dan parfum mahal yang menguar dari tubuh lelaki itu seketika menyeruak di indra penciumannya. Aromanya sangat menenangkan sekaligus membuat jantungnya berdebar. Tanpa perlu bertanya Seika sudah tahu kalau lelaki yang sedang memeluknya sekarang adalah Devan.

"Mas nyari kamu dari tadi, ternyata kamu di sini."

Seika memutar tubuhnya, berbalik menatap Devan. "Habisnya Mas bicara terus soal bisnis. Aku kan, nggak ngerti."

"Mas dan Mr. Dinata tadi sedang membahas proyek baru. Maaf kalau mas tadi sempat mengabaikan kamu," ucap Devan sambil menyelipkan anak rambut yang menutupi wajah cantik Seika ke belakang telinga.

"Aku mau pulang."

"Apa? Pulang?" Devan menatap Seika dengan alis terangkat sebelah. Padahal tadi pagi Seika begitu antusias ketika diajak naik ke atas kapal, tapi gadis itu sekarang malah meminta pulang.

"Iya, aku merasa nggak nyaman berada di sini, Mas. Aku mau pulang sekarang," tegas Seika sekali lagi.

"Mau pulang naik apa? Kita kan, sedang di tengah laut, Sayang. Memangnya kamu mau berenang?"

"Ish!" Seika mengerucutkan bibir kesal. Selama menjadi kekasih Devan baru pertama kali ini dia merasa kesal sekali dengan lelaki itu. "Bukannya pulang ke rumah, aku malah pulang ke pangkuan yang Maha Kuasa. Kamu kan, tahu sendiri kalau aku nggak bisa berenang, Mas."

Devan terkekeh pelan, entah kenapa Seika malah terlihat sangat menggemaskan di matanya sekarang. Sebuah ide jahil tiba-tiba melintas di kepalanya. Dengan gerakan cepat dia mendekati Seika lalu mengimpit tubuh gadis itu hingga menempel ke pagar pembatas kapal dengan kedua tangannya.

Seika tersentak, wajahnya seketika berubah pucat. Apa Devan ingin mendorongnya ke laut?

"Mas mau ngapain?" tanyanya takut-takut.

Bukannya menjawab, Devan malah menyentuh kedua pundak Seika sambil tersenyum miring membuat alarm tanda bahaya di kepala Seika seketika berbunyi.

"Akh!" Seika mendorong Devan dengan sekuat tenaga agar menjauh darinya hingga membuat lelaki itu jatuh ke lantai kapal dengan cukup keras.

Gadis Lugu Milik CEO DudaWhere stories live. Discover now