43. Sweetest Kiss

1.7K 39 4
                                    

Seika bergeming di tempat, selama tiga puluh detik yang dia lakukan hanya diam memandangi Devan yang sedang tersenyum miring pada dirinya. Wajah gadis itu seketika bersemu merah, jantung pun berdegup kencang ketika menyadari apa yang baru saja Devan lakukan. Meski hanya sekilas, lelaki itu sukses membuat wajahnya terasa panas.

"Mulai sekarang kamu menjadi milik saya. Dan saya tidak suka berbagi milik saya dengan orang lain." Devan menegaskan kalimatnya agar Seika paham.

"Apa kamu sudah mengerti, Seika?"

Seika mengangguk, seperti anjing yang patuh pada manjikannya. Gadis itu terlihat sangat menggemaskan membuat Devan tidak tahan untuk mengusap puncak kepalanya.

"Anak pintar."

Seika mendengkus kesal lalu menyingkirkan tangan Devan dari atas kepalanya. "Kenapa Bapak suka sekali mencium saya, sih? Kita kan, tidak punya hubungan apa-apa, Pak."

"Apa semuanya masih kurang jelas, Seika?" Devan menatap Seika dengan lekat.

"Hah?"

"I adore you and I want you to be mine, Seika. What should I do to make you believe in me?"

"Bagaimana saya bisa percaya kalau Bapak pernah bilang masih mencintai ibu kandung Cherry." Seika memberanikan diri membalas tatapan Devan. Dia butuh alasan yang jelas kenapa lelaki itu tiba-tiba menyukainya agar dia tidak merasa dipermainkan.

"Saya akan menjelaskan semuanya, tapi tidak sekarang karena kamu harus makan." Devan meraih tangan Seika, mengajak gadis itu masuk ke salah satu tempat makan yang ada di rest area.

"Tidak mau. Bapak harus—"

"Jangan membantah saya, Seika!"

Seika mengerucutkan bibir kesal. Akhirnya dia terpaksa mengikuti Devan. Dia tampak terkejut ketika Devan membawanya masuk ke dalam sebuah restoran Cina, padahal dia ingin makan burger dan ayam goreng krispi.

"Kamu mau pesan apa?" tanya Devan ketika pelayan memberi mereka buku menu.

"Apa kita bisa pindah ke tempat lain, Pak?"

Devan menatap Seika dengan alis terangkat sebelah. "Memangnya kenapa dengan restoran ini?"

"Em, nggak kenapa-napa, sih. Saya ingin makan burger dan ayam goreng krispi yang ada di sana," jawab Seika sambil menunjuk restoran cepat saji yang ada di sebelah.

"No junk food today. Kita makan di sini saja."

"Tapi, Pak ...."

"Sekali tidak, tetap tidak!" tegas Devan tidak bisa dibantah.

"Ish!" Seika menyilangkan kedua tangannya di depan dada sambil mengerucutkan bibir kesal sebagai bentuk protes karena Devan tidak mau menuruti permintaannya.

"Jadi pesan apa, Tuan?" tanya seorang pelayan yang terlihat siap mencatat pesanan mereka.

"Saya tidak jadi pesan." Devan meletakkan buku menu yang ada di tangannya kembali ke atas meja.

"Kenapa tidak jadi, Tuan?" Pelayan tersebut tampak bingung.

"Istri saya ngambek, pengen makan yang lain katanya."

Kedua mata Seika sontak membulat, Devan terkekeh geli melihatnya. Dia pun mengajak Seika pergi ke restoran cepat saji yang ada di sebelah. Tidak lupa dia meminta maaf pada pelayan tadi karena tidak jadi memesan.

"Kenapa Bapak bilang ke pelayan tadi kalau saya istri Bapak? Memangnya Bapak pernah nikahin saya?" protes Seika ketika mereka sudah menemukan tempat duduk.

"Sudah jangan banyak protes. Kamu mau makan apa? Biar saya yang pesan."

"Saya pengen cheeseburger sama ayam krispi."

Gadis Lugu Milik CEO DudaWhere stories live. Discover now