Chapter 3 : The Beginning

7.7K 604 76
                                    

Gabrielle's Room, Gabrielle's Mansion | Turin, Italy
10.39 AM.

Pria bertubuh atletis itu memasang pakaian, mengancing kemeja dengan tangan kokoh beruratnya. Kemeja hitam tersebut ditutupi rompi dan jas hitam, disertai dasi merah darah yang menggantung di kerah.

Letizia tersenyum menatapi pemandangan itu menopang dagu di atas kasur. Ia pun mengambil jubah tidur dan memakainya. Ia membantu Gabrielle memasang bros mahkota berantai di dada bidang pria itu.

Gabrielle tersenyum miring. Ia meraih tengkuk istrinya dan mendaratkan kecupan di bibir sebelum beranjak pergi dari sana.

Letizia pun pergi ke kamar mandi, mengguyur tubuhnya dengan shower. Ia segera menyelesaikan kegiatannya. Letizia masih tidak menyangka bahwa ia telah menikah dengan Gabrielle dan pria itu semakin melembut terhadapnya. Ia berharap semua kebahagiaan ini tiada akhir. Semua terasa seperti mimpi, hidup yang damai ini terlalu mustahil untuk seorang Gabrielle dan Letizia.

"Nyonya Gabriels."

Panggilan pelayan membuyarkan lamunan Letizia dan kembali pada dunia nyata bahwa ia tengah memain-mainkan makanan di ruang makan. Ia menoleh pada pelayan yang memberikan telepon.

"Nyonya Stone menelepon," beritahunya. Hal itu membuat Letizia menoleh pada Maria yang sama menggeleng tidak tahu-menahu.

Letizia mengambil telepon itu hati-hati. Ia tahu bahwa Ibu Gabrielle tidak akan pernah bisa menerimanya meskipun Gabrielle sudah menjadi suami Letizia. Mengapa wanita itu tidak menelepon mobile phone Gabrielle? Apa Letizia membuat kesalahan? Apa wanita itu ingin memarahinya? Atau bahkan mencoba memisahkannya dengan Gabrielle seperti dulu?

"Halo?" Letizia mendengarkan dengan dahi mengerut takut.

"Lily, apa kabarmu?"

Letizia terkejut mendengar hal itu dan berusaha tersenyum pelan meskipun ia tahu ibu mertuanya itu tidak akan melihat. "Aku baik. Ah, jika kau mencari Gabrielle dia sudah berangkat ke kantor."

"Aku tahu, karena itu aku meneleponmu sekarang, jika dia tahu dia tidak akan mengizinkanku berbicara denganmu." Terdengar tawa canggung di seberang sana. "Aku mencarimu."

Letizia tertawa gelisah. "Benarkah? Ada apa, Mrs. Stone?"

Hening beberapa saat. "First of all, bisa kau tidak memanggilku seperti itu? Kau bisa memanggilku apa pun yang kau suka," ucap wanita itu dengan nada yang canggung.

Letizia tertawa garing. "Kurasa memanggilmu Mrs. Stone pantas untukku."

Helaan napas Kelsey terdengar jelas. "You hate me, don't you? Just like Gabrielle."

Letizia mengerjap-ngerjapkan netra dan menggeleng. "Bukan itu maksudku-"

"No, it's fine. I deserve it."

"Maksudku aku menghormatimu-"

"Aku ingin kau dan Gabrielle datang di pesta anniversary pernikahanku dan Luke. Aku tahu dia tidak akan pernah mau, tapi kuharap kau bisa membawanya. Aku sangat merindukannya, Lily."

Letizia mengerutkan dahi, bingung. Gabrielle terlalu sibuk untuk diganggu, ditambah ia sangat membenci Kelsey. Ia ragu bisa memaksa pria itu, lagipula Gabrielle bukan tipe yang mudah untuk dibujuk. "Gabrielle..."

"He only listens to you."

"Kapan pestanya?" tanya Letizia, meski ia masih tidak yakin Gabrielle akan setuju untuk pergi ke sana.

Monster's Wife [Gabrielle's Season 2]Where stories live. Discover now