Chapter 10 : The Party

6.1K 565 90
                                    

"Do you scare of me?"

Letizia memeluk Gabrielle dengan erat. "No," bisiknya memejamkan mata, menikmati kehangatan tubuh suaminya berada di dekapan. Ini membingungkan, Letizia tidak tahu harus berbuat apa dan mendukung Gabrielle atau ibunya. Namun, ia terluka melihat Gabrielle yang seperti ini.

Mengingat luka di tangan Gabrielle, Letizia melepaskan pelukan dan mengambil perlengkapan kesehatannya, lalu mengobati pria itu. Ia menoleh pada Gabrielle di mana suaminya itu mengambil ponsel dengan sebelah tangan setelah terdengar notifikasi.

Kerutan di dahi Gabrielle kala menatap layar mobile phone-nya mengundang perhatian Letizia. "Ada apa?"

"Tentang pekerjaan," ucapnya menyimpan kembali ponsel, namun kerutan di dahi pria itu tidak juga hilang, seolah-olah Gabrielle terusik.

"Kau terlalu banyak bekerja," sarkasnya menyimpan kembali kotak kesehatan di tangannya. Ia sedikit kesal karena Gabrielle begitu gila kerja dan selalu sibuk, padahal mereka baru saja mengalami momen menyedihkan, tapi pria itu bisa saja meledak-ledak lagi sekarang.

Letizia pergi ke kamar mandi. "Kita harus segera bersiap, acaranya nanti malam."

***

Danzi La Castello | Milan, Italy
07.32 PM.

Letizia memerhatikan dress hitam floor-length backless yang melekat sempurna di tubuhnya pada cermin. Punggungnya terekspos jelas menampilkan tato mawar hitam dengan tulisan La Rosa Nera di Gabrielle dan pinggang mulusnya. Apa ia boleh memakai gaun yang sangat terbuka itu?

Letizia menyentuh belahan V-neck bertabur berlian di atas kain sutra hitam di dadanya. Gaun itu double V-neck yang mengekspos belahan dada dan punggungnya, Gabrielle pasti membenci ini. Namun, gaun itu adalah pemberian Kelsey untuk dipakai di acara orang tua Gabrielle.

"Ada apa, Signora?" tanya Maria bingung, masih menata rambut Letizia.

Letizia melirik Maria dari cermin. "Pakaian ini terlalu terbuka, kau tahu sendiri bagaimana Gabrielle membenciku memakai pakaian seperti ini."

"Apa Nyonya ingin menggantinya?"

Letizia diam saja, termenung hingga sanggulan simple dan elegan Maria selesai. "Di mana hadiahku?" tanyanya mengalihkan topik.

Maria bergegas mengambil kotak merah berukuran A4 dengan pita besar berawarna hitam. "Ini, Nyonya."

"Semuanya sudah dipersiapkan, bukan? Persis seperti laporan yang kuterima."

"Benar, Signora tidak perlu khawatir."

Letizia pun beranjak menemui Gabrielle yang berada di branda. Ia menaiki lift dengan perasaan tegang, ia takut Gabrielle marah karena pakaian yang melekat di tubuhnya. Ia tidak lupa pria itu pernah merobek pakaian di tubuhnya karena marah akan hal serupa.

Ting!

Letizia tersadar dari lamunannya dan segera bergegas, mendapati pria itu menatapi dengan datar Massimiliano memukuli anak buahnya. Bagaimana bisa Gabrielle menyiksa anak buahnya di kediaman orang tuanya, disaksikan anak buah ayahnya pula! Letizia berucap sedikit terkejut, "Hentikan! Ada apa, Gabrielle?"

Gabrielle tidak membalas, tatapan datar itu berubah menjadi tajam begitu melihat gaun yang melekat di tubuh Letizia. Ace ikut terkejut, takut bosnya murka. Siapa pun tahu bahwa Ace-lah orang pertama yang akan dihabisi Gabrielle jika wanita itu berbuat aneh. Ia buka suara, "Signora, Tuan L tidak menyukai pakaian Anda, sebaiknya-"

"Diam Ace," potong Letizia tidak kalah tajam. "Aku tidak butuh kau untuk berbicara dengan suamiku."

Tatapan Gabrielle semakin tajam dan mencekam, seolah-olah aliran matanya memiliki mata pisau dan menembus ke netra cokelat Letizia untuk membutakannya. Ia berucap dengan suara berat nan mencekam, "He is right, Lily."

Monster's Wife [Gabrielle's Season 2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang