Chapter 15 : Diamond

6.2K 634 198
                                    

Letizia menegang begitu gelombang kenikmatan menjalar ke seluruh tubuhnya untuk yang ketiga kalinya, sementara suaminya itu baru akan sampai sekali. Ia berusaha menetralkan napas dan mendorong Gabrielle menjauh. "Aku tidak minum pil," bisik Letizia tersenyum miring.

Gabrielle mengeraskan rahang menahan kenikmatan itu dan melepaskan dirinya dengan kesal, mengumpat "Fuck!" Ia memuntahkan cairannya ke lantai.

Letizia menahan tawa, Gabrielle benci sekali disuruh keluar di luar. Ia menjauh tahu pria itu tidak akan puas dengan satu jam bercinta. Namun, ia tidak mau dibuat pingsan kali ini.

Letizia pergi ke sisi ruangan menatap kaca bangunan yang menampilkan pemandangan kota Turin sambil mengancing kemeja. "Aku harus pergi."

Gabrielle terkekeh pelan sambil merapikan celana, mendaratkan rahang tegasnya ke pundak istrinya, lalu memeluk pinggang wanita itu dari belakang. "Kau ingin ke mana? Your place is beside me," ucap Gabrielle berbisik pelan, lalu mencium pundak istrinya dengan sensual. "Tiga hari tanpa sentuhanmu bagaikan neraka untukku. Dan sekarang kau ingin pergi padahal kita belum selesai?"

Letizia melirik arloji melingkar di tangannya. "Aku akan pergi monitoring semua perusahaan yang kau berikan aku bagian di dalamnya."

Gabrielle mengerutkan dahi dengan pandangan tajam tidak suka. Ia membalikkan tubuh wanita itu agar menatap lurus netranya. "Untuk apa? Apa yang ingin kau buktikan?" tanyanya menepikan surai lembut Letizia ke belakang telinga. "You are my diamond, you should be served not serving."

"Bukankah itu yang kau harapkan? Sibuk dengan urusan sendiri tanpa peduli dengan hal lain," ucap Letizia terkekeh pelan, mengambil tisu untuk membersihkan dirinya, lalu menunduk untuk melap lantai.

Gabrielle menarik tangan Letizia dengan emosi lantaran perempuan itu tidak boleh membersihkan hal-hal kotor yang ia rasa tidak pantas untuk dilakukan sebuah permata. Ia membawanya berdiri. "I expect you to act like a diamond just like before. You are my black rose. I don't need any warrior. My soldiers everywhere to serve you. Jika aku memang mengharapkan kau untuk melakukan segalanya sendiri, aku tidak akan menyediakan semua yang kau butuhkan, 4 bodyguard di sekitarmu, 10 bodyguard jarak jauh, 2 sopir, 4 pelayan pribadi, 3 pemantau CCTV jalan pemerintah khusus untuk memerhatikanmu. Kau pikir itu semua untuk apa?"

Letizia terkesiap lantaran untuk pertama kalinya Gabrielle berucap sepanjang itu, namun ia terkejut akan hal terakhir. "3 pemantau CCTV jalan? Selama ini aku diawasi ke mana pun aku pergi? Kau pikir aku ini tahanan?"

Gabrielle menyentuh wajah Letizia dengan kedua tangannya dengan tatapan seolah kehilangan kewarasannya. "You know I would go crazy if i lost you," ucapnya dengan nada pelan, seakan tersiksa. Ia menempelkan kening mereka. "So stop changing, it's the same as you become someone else and I will love nothing but Letizia Gabriels."

Letizia tidak percaya Gabrielle yang begitu jarang bicara mengutarakan pemikiran dan perasaannya berucap seperti itu dan ia sekali lagi tersadar pria itu begitu dalam mencintainya. Benar, jika ia mencoba berubah itu sama saja ia berpura-pura menjadi orang lain dan ia tidak mau berlagak seperti prajurit keras Gabrielle lainnya. Ia lah berliannya, sudah seharusnya ia berlagak seperti seorang Letizia Gabriels yang dilayani. Gabrielle meletakkan mahkota padanya dan Letizia harus memakainya.

Namun tiba-tiba saja Letizia teringat akan wanita-wanita yang tertangkap basah menampilkan belahan payudara mereka tapi buru-buru merapikan pakaian begitu melihat Letizia.

Letizia menjauhkan diri dari Gabrielle. "Aku mau kau buat peraturan agar pakaian karyawan wanita di kantor harus sopan, bukan memamerkan belahan payudara mereka," ucapnya kesal. "Tidak semua, tapi mayoritas seperti jalang."

Monster's Wife [Gabrielle's Season 2]Where stories live. Discover now