Chapter 23 : Yes

6.2K 524 168
                                    

HOLAAA Aku kaget loh kalian pada ngehujat L 😭😂 oke karena banyak yang spam komen author update cepet nih yang harusnya jam 16.00 WITA jadi sekarang 🤭








Happy reading ♥️








Bvlgari Resort Bali | Bali, Indonesia.
07.19 AM.

Sinar mentari menyorot berbagai bangunan sebuah resor ternama di pulau itu. Di bangunan tersebut terdapat beberapa vila yang di bagian kamar-kamarnya terdapat kumpulan sekelompok kriminal. Di salah satu kamar, seorang wanita terbangun oleh cahaya itu, namun nampaknya pria yang memeluknya menyadari sehingga menghalangi cahaya dengan tubuh atletisnya.

Letizia membuka perlahan netra cokelatnya, sebelum bulu mata panjangnya tergerak ke atas dan menatap pria yang mendekapnya semalaman. Ia merasa sangat pusing, mengedarkan pandangan dan menyadari dirinya berada di sebuah ruangan, seingatnya ia terakhir berada di pesawat. Letizia menyentuh kepalanya yang sakit, lalu menatap Gabrielle.

"Apa aku tertidur selama perjalanan?" tanya Letizia masih memijat kepalanya.

Gabrielle mengecup kening wanita itu. Melihat Letizia seolah kesakitan, tangan besarnya menyentuh kepala Letizia dan memijatnya. "Apa kepalamu sakit?" tanyanya dengan suara parau.

"Ya," jawab Letizia seadanya. "Apa yang terjadi? Apa kita masih transit?"

"Kita sudah di Bali," jawabnya masih memijat kepala wanita itu dan mengecup puncak kepalanya.

Letizia merasa cekat di tenggorokannya meneguk saliva, seolah paham Gabrielle langsung mengambilkan minum dan menyuguhinya. Ia menenggak habis cairan bening dari gelas itu dan menatap Gabrielle lesu.

Gabrielle kembali duduk di samping Letizia dan memijat kepala wanita itu lagi. "Apa kau butuh sesuatu?" tanyanya menatapi Letizia memejamkan mata menikmati pijatannya dan menggeleng pelan.

Merasa pijatan Gabrielle membuatnya semakin baik dan tidak ingin pria itu lelah, Letizia menyentuh tangan yang ada di kepalanya untuk menghentikan. Namun, ia terkejut mendapati luka sobek pada buku-buku jarinya. Letizia refleks berbalik dan meraih tangan besar Gabrielle untuk melihatnya. Luka itu terlihat karena memukul terlalu keras sesuatu. Ia menatap pria di hadapannya. "Ada apa dengan tanganmu?"

"Aku memukul Massimiliano."

Letizia mengerutkan dahi mendengar ucapan pria itu. Sehebat apa ia memukul asistennya hingga sampai terluka seperti ini? Bagaimana keadaan anak buahnya? Ia tidak habis pikir. "Apa dia baik-baik saja?" Melihat Gabrielle malah mengangkat bahunya acuh tak acuh Letizia semakin heran. "Mengapa kau memukulnya?"

"Dia lancang menyentuhmu tanpa perintahku."

Letizia mendengar itu semakin bingung, apa yang dibicarakan Gabrielle? Apa Massimiliano menggendong Letizia turun dari pesawat sebelum Gabrielle perintahkan? Ia menghela napas berat. "Gabrielle, berhenti melukai orang-orangmu, mereka hanya melakukan tugas mereka."

Gabrielle tidak menjawab, sibuk menikmati kecantikan wajah Letizia yang baru bangun bagaikan perpaduan seorang Dewi dan Malaikat, sangat cantik. Ia menepikan surai-surai panjang Letizia ke belakang telinga seolah tidak mendengarkan ucapan wanita itu dan terlalu hanyut akan keindahan sosok di hadapannya, menyentuh lembut pipi mulusnya. "Mengapa kau cantik sekali?" tanyanya tidak habis pikir.

Letizia tersipu, namun tertawa kesal karena pria itu tidak mendengarkannya. Ia beranjak berdiri untuk menatap pemandangan. Ia melirik cermin di mana ia masih mengenakan pakaian yang ia pakai di pesawat. Ah, ia rasa ia akan berenang. Letizia melepas pakaiannya, mengambil pakaian renang dari dalam lemari yang dapat ia tebak Gabrielle meletakkannya di sana.

Monster's Wife [Gabrielle's Season 2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang