Chapter 24 : Monster

7.1K 580 168
                                    

Holaaa! Author update cepet nih harusnya jam 16.00 WITA jadi sekarang 🤭 tengkyu ya atas partisipasinya di chapter sebelumnya xixixi


Happy reading ♥️











Some Orphanage | Bali, Indonesia.
01.19 PM.

Ban mobil berhenti berputar tepat di depan sebuah bangunan yang terlihat sedang direnovasi-diperbesar. Gabrielle keluar dari mobil begitu Ace membukakan pintu dan Gabrielle menadahkan tangan untuk membantu Letizia melangkahkan kaki turun.

Netra Letizia mengedar, memerhatikan bangunan yang setengah selesai itu dan beberapa anak-anak terlihat bermain di sana. Sudah tidak ada tanda-tanda bekas kebakaran. Ia pun dapat melihat beberapa anak buah Gabrielle tiba di sana lebih dahulu dengan pakaian kaos dan berbicara pada orang sekitar seolah beradaptasi, memberi sinyal bahwa tidak ada hal yang mencolok. Di antara mereka pun ada yang menjaga di pagar dengan mengobrol bersama satpam.

Letizia melangkah masuk ke dalam gerbang bersama Gabrielle, mengedarkan pandangan. Ia tidak bisa membayangkan bagaimana ia akan hidup di sana tanpa Gabrielle dalam kehidupannya. Ia mengeratkan pegangannya pada lengan pria itu, seolah tidak ingin berpisah. Apa mungkin ia akan bahagia atau lebih menderita di sana?

Saat sedang sibuk memerhatikan pemandangan bangunan, dari dalam panti, seorang wanita cantik keluar. Entah mengapa ia merasa familier dengan wajahnya, mata mereka mirip, Letizia merasa wanita itu berdandan menyerupainya, dress hitam, rambut cokelat panjang tergerai, dan mawar hitam pada bros di pakaiannya. Bahkan Letizia merasa wanita itu adalah versi lainnya bedanya Letizia berkulit putih pucat karena terus berada di dalam mansion, sementara wanita itu berkulit sawo matang eksotis. Apa mungkin wanita itu sengaja menyerupainya? Bahkan bros mawar hitam itu seolah tanda bahwa ia tahu, Letizia adalah Mawar Hitam La Righello.

Di sisi lain, Gabrielle tersentak dengan napasnya yang mendadak sulit dinetralkan. Ia mengeraskan rahang, mengontrol emosi yang meluap-luap dan siap meledakkan tempat itu di detik yang sama. Ia menatap anak buahnya dengan pandangan siap menghajar, membunuh, memutilasi, menguliti, dan mencincang hidup-hidup bawahannya.

Ace dan Massimiliano bergetar mendapat pandangan seperti itu, menunduk dalam akan kebodohan dan kecerobohan mereka. Mereka tidak memprediksi keberadaan wanita itu, apa yang dilakukan wanita itu dari dalam panti asuhan? Ace mengepalkan tangan disertai denyutan nadi yang hebat, takut, seolah-olah ia sudah saatnya menghitung waktu mundur untuk dihajar habis-habisan hingga tidak bernyawa karena tidak mengamankan seluruh bagian sebelum bos mereka datang dengan istrinya. Ini benar-benar fatal, apakah ia akan dihabisi setelah mereka kembali? Ace meneguk saliva melihat bosnya dengan jantung berdebar kencang.

Sementara Massimiliano meneguk saliva seketika luka lebam di wajahnya kembali berdenyut dan ia yakin akan bertambah setelah ini. Jantungnya berdetak tidak karuan, ini benar-benar tidak bisa ditoleransi, ia yakin sekali bos mereka akan membunuh mereka setelah ini. Ace dan Massimiliano bertukar pandangan menunggu perintah, melirik bos mereka yang terlihat menahan amarah dengan mengeraskan rahang, bahkan tangannya terkepal kuat.

"Brengsek," umpat Massimiliano dengan suara kecil begitu wanita itu tersenyum dan menghampiri mereka.

Letizia masih tercengang akan kecantikan dan kemiripan mereka, tidak membuat suara. Hingga ia menerjap-nerjapkan mata tidak mengerti, apa yang perempuan itu lakukan? Menghampirinya?

Wanita itu mendatangi Letizia dengan senyum hangat, benar-benar menyerupainya seperti sebelum Letizia menikah dengan Gabrielle, ia terlihat penurut. Wanita itu menoleh pada Gabrielle dan menyapa, "Hey, we meet again."

Monster's Wife [Gabrielle's Season 2]Where stories live. Discover now