Chapter 5 : She

7K 550 85
                                    

Sampanye disusun seperti menara, kue-kue ditata bagaikan santapan para bangsawan, dengan kerang-kerang eksklusif yang masih segar ditemani jeruk lemon di sampingnya. Penataan ruang yang elegan dan serta berada di ballroom hotel mewah membuat siapa saja tahu bahwa pesta itu adalah pesta yang bergengsi.

Insan-insan memakai dress code black tie, di mana para pria memakai tuksedo dan bow tie, sementara para wanita memakai dress sepanjang lantai pertanda acara tersebut adalah acara yang sangat mewah dan fancy.

Di suatu sisi seorang wanita cantik memakai maxi dress elegan berwarna hitam dengan hiasan mawar melambangkan gelarnya bagi siapa saja yang terlibat di dunia hitam sudah tahu siapa dirinya, 'Mawar Hitam' atau bahkan dijuluki sebagai 'Monster's Wife' akibat peristiwa yang menggemparkan dunia hitam. Di sisi kanannya terdapat sang Monster yang dibalut tampang Dewa yang amat tampan memakai tuxedo hitam senada dengan dasi dan kemejanya.

Letizia sudah tahu pesta apa itu sebelum Gabrielle membawanya. Pesta yang mengundang seratus tamu undangan nan intim tersebut berdasarkan perayaan pertunangan anak dari rekan kerja Gabrielle.

Musik romantis diputar menandakan para pasangan dipersilakan untuk berdansa yang dimulai dari pemilik acara. Letizia langsung menarik tangan Gabrielle dan ikut menikmati pesta.

"Orang-orang terus melihat ke arahmu," ucap Letizia sesekali memerhatikan sekitar. Memandang Gabrielle hanya menaikkan sebelah alis, ia menghela napas gusar. "Kita sudah menikah, tapi mengapa wanita-wanita itu menatapmu seolah kau adalah pria lajang. Aku harus berbuat apa agar mereka tidak memandang milikku."

Gabrielle tersenyum miring. "Kau cemburu pada wanita-wanita yang hanya bisa melihatku?" tanyanya menarik pinggang Letizia agar semakin merapat tanpa jarak, membuat dada empuk Letizia menekan dada bidangnya. Gabrielle mencium leher istrinya. "Kau bisa menyentuhku, sayang," bisiknya kembali mendaratkan kecupan di leher menuju dada. Gabrielle mendekatkan bibir seksinya ke telinga istrinya dan berbisik, "Dan aku milikmu."

Letizia merasakan napas hangat Gabrielle mengembus di leher dan hidung terpahat sempurna itu mengenai telinganya, merasakan panas pada tubuhnya. Mengapa Gabrielle harus seseksi itu? Letizia berbisik pelan, "Touch me and shows them you are mine."

Gabrielle terkekeh samar tidak percaya. "Now?"

Letizia yang sudah tidak sabar tidak menjawab, ia langsung mencium bibir suaminya dan mengalungkan kedua tangan di leher pria itu. Apa ia harus selalu melakukan ini di depan umum agar para wanita berhenti menatap Gabrielle?

Merasa diberi akses, Gabrielle memasukkan lidahnya dan menjelajahi setiap gairah yang melekat pada wanita itu. Gabrielle menarik dagu Letizia agar memperdalam ciuman mereka yang disaksikan di tengah-tengah ruangan tanpa peduli setiap insan memerhatikan mereka. Namun, bukannya berhenti, mereka semakin dimabuk gairah dan ingin menunjukkan pada siapa saja bahwa tidak ada celah untuk masuk di antara mereka.

Lidah yang beradu itu semakin panas dan menggairahkan, membuat Gabrielle tidak bisa menahan diri menarik Letizia menjauh dari keramaian menuju kamar hotel, tidak peduli bahwa beberapa di antara mereka memerhatikan. Ciuman panas itu tidak terlepas dan semakin membakar keduanya ke dalam surgawi yang panas. Di saat keduanya berada di dalam lift, Gabrielle langsung menggendong Letizia dan mengaitkan kedua kaki wanita itu di pinggangnya, membuatnya lebih leluasa menguasai bibir manis istrinya.

Letizia benar-benar merasakan tubuhnya terbakar karena ciuman Gabrielle yang seolah haus akan dirinya. "Ah," desah Letizia begitu tangan Gabrielle bergerak liar meremas bagian tubuhnya.

Mendengar desahan halus tersebut membuat Gabrielle benar-benar tidak tahan. Ia ingin membuat suara itu terus terdengar menjadi penggiring aktivitas panasnya. "Fuck," maki Gabrielle bertepatan pintu lift terbuka di lobi. Ia menatap ke arah resepsionis di mana Ace tengah melakukan check-in dan mengodekan angka 12 dan 104, Gabrielle menutup kembali pintu lift. Ia kembali melanjutkan aktivitas panasnya, mencium, dan menggerayangi tubuh Letizia.

Letizia menikmati ciuman-ciuman Gabrielle di lehernya dan mendapati pria itu memencet tombol lift lantai 12. Ia memejamkan mata dan membiarkan suaminya menyentuh titik-titik sensitifnya.

Ting!

Pintu lift terbuka di mana Massimiliano menunduk menghadap lantai berdiri di sebuah pintu bernomor 104. Namun Letizia tidak peduli, ia menanggalkan dasi hitam Gabrielle tanpa peduli harga fantastisnya. Sentuhan Gabrielle di punggungnya yang mengenakan low back dress memberikan sensasi listrik memabukkan. Namun, Letizia terbelalak begitu Gabrielle menarik turun celana dalam-nya. Apa Gabrielle ingin mereka bercinta di lorong dan tertangkap CCTV? Mereka bisa masuk berita!

"Easy!" peringat Letizia menahan dada bidang pria itu. "Ace sedang membawa kartunya, Sayang!"

Tatapan biru laut Gabrielle menggelap dan berdesis dengan suara rendah nan beratnya seakan-akan tersiksa lantaran menahan diri terlalu lama, "Aku sudah tidak tahan."

Bertepatan saat itu pula Ace keluar dari lift dan tergesa-gesa membuka pintu. Letizia yang merasa malu dengan aktivitas mereka menyembunyikan wajahnya di bahu Gabrielle, sementara pria itu melempar tatapan mematikan pada asistennya sebelum menutup pintu tanpa menurunkan Letizia dari pinggangnya.

Brak!

Letizia merasakan punggungnya menghantam pintu sedikit keras dan menyandarkan kepala ke kayu mahal itu. Ia membiarkan Gabrielle mencium lehernya dan merobek celana dalam dan dress mahalnya.

"Ah!" jeritnya merasakan Gabrielle tiba-tiba memasukinya dan terus mendesaknya ke dinding bersamaan sebelah tangan meremas bagian tubuhnya yang lain. "Gabrielle," engahnya memeluk pria itu.

Letizia terus memejamkan mata menikmati desakan-desakan Gabrielle pada tubuhnya. Ini sangat menggairahkan dan menyenangkan, ia ingin melihat ekspresi Gabrielle saat begitu tergila-gila padanya, seolah-olah hanya Letizia yang mampu membuatnya begitu terbakar seperti ini. Letizia membuka matanya memerhatikan ekspresi Gabrielle yang memandangi penyatuan mereka lalu mengetatkan rahang menatap Letizia. "Fuck!" umpatnya hampir mencapai batas.

Letizia menjerit begitu merasakan dirinya telah sampai diikuti Gabrielle yang mengerang mencapai klimaks. Letizia merasa lemas, namun beberapa detik setelahnya Gabrielle kembali bergerak.

"Gabrielle, pestanya!"

"I don't fucking care."

"No, please stop! Kita harus turun dan—" ucapan Letizia tertahan lantaran pria itu menurunkan dan membalikkan tubuhnya.

Gabrielle mendekatkan bibirnya ke telinga Letizia dan berucap dengan suara tertahan dan berat, "Two more rounds."

***

Gabrielle membasuh dirinya di bawah shower dan memakai kembali pakaiannya. Ia menatap Letizia yang terbaring di kasur setelah pingsan mencapai orgasme berkali-kali. Ya, Gabrielle berbohong soal dua ronde, ia tidak akan puas sesingkat itu yang benar saja! Hingga ia malah membuat istrinya pingsan.

Pria itu segera keluar dari kamar dan mendapati Ace memberikan dasinya. Namun, Gabrielle tidak menggubris, pergi ke bawah untuk melanjutkan pesta.

Pria berahang tegas tersebut menenggak sampanye dan berbicara dengan rekan kerjanya. Namun, seorang wanita bergaun hijau mengalihkan konsentrasinya.

"She is here," gumam Massimiliano terkejut.

Gabrielle menajamkan pandangan, melirik bawahannya itu yang mengangguk seolah paham bahwa ia harus menjaga sang Nyonya untuk tidak keluar kamar. Asisten kedua Gabrielle itu beranjak pergi dengan tergesa-gesa.

Gabrielle terus menatap sosok wanita cantik bermata cokelat tersebut yang sedang tertawa dengan lawan bicaranya, seolah-olah ada sesuatu di dalam pikiran Gabrielle tentang wanita itu. Hingga sosok yang diperhatikan menyadari Gabrielle yang terus memandanginya, ia tersenyum ramah.

Gabrielle tidak membalasnya, ia hanya menatap dari kejauhan, membuat wanita itu mendekat padanya. Sosok bermata cokelat gelap itu tersenyum kikuk dan bertanya, "Have we met?"




#To be Continue...




170623 -Stylly Rybell-
Instagram: maulida_cy

Monster's Wife [Gabrielle's Season 2]Where stories live. Discover now