Chapter 8 : Disobedience

6K 588 57
                                    

HOLAAA! SO SORRY aku gak bisa balasin komen kalian satu per satu karena terkadang di hari-hari tertentu aku gak sempat :( but I read semua komen kok! Thank you for Vote and comment ♥️


Happy reading!

West Tower, Danzi La Castello | Milan, Italy
04.05 PM.

"Bagaimana bisa kau bertemu Gabrielle saat masih kecil? Bukankah kau bilang kau bertemu Alex di New York?" tanya Letizia setelah mendengar cerita Bianca yang bertemu Alex di New York.

Bianca menyisir rambut anak pertamanya dan tersenyum. "Aku berpacaran dengan Alex sejak High School dan pada saat itu Gabrielle bersama orang tuanya berada di Mansion Stone. Ya, aku mengunjungi rumah Alex."

Letizia mencondongkan tubuhnya penasaran. "Bisa kau ceritakan bagaimana dia kecil dulu?"

Bianca terlihat mengingat-ingat. "Aku hanya bertemunya beberapa kali saat dia masih kecil, yaitu umur sekitar dua tahun di mana dia tidak bisa fasih salah satu bahasa jadi dia mencampur Bahasa Italia dengan Bahasa Inggris. Kau tahu? Dia tumbuh lebih cepat dibanding anak-anak seusianya. Dia lincah dan pintar." Bianca tertawa. "Siapa yang bisa berbicara lancar di umur dua tahun?"

"Dia memang sangat pintar," aku Letizia tersenyum. "tapi sangat licik," lanjutnya membuat mereka tertawa, tidak peduli Ace memerhatikannya dengan tidak suka.

"Lily, I bring you something," ucap Kelsey yang baru saja datang dengan sebuah album foto di tangannya bertuliskan 'Gabrielle Dominico Stone'. Melihat Letizia berbinar, Kelsey tersenyum dan mendekat, namun Ace menghadang wanita itu untuk lebih dekat.

"Maaf nyonya tapi-" ucapan Ace terhenti saat Letizia bangkit dan mendekati wanita cantik itu dan menariknya ke sofa. Ace menarik tangan Letizia untuk memperingati istri bosnya itu akan perintah Godfather. "Nyonya Gabriels, Tuan L memerintahkan-" ucapan Ace tertahan lagi saat melihat Letizia melirik lengannya yang disentuh Ace dengan tajam. Benar, ia tidak bisa menyentuh istri bosnya itu. Ace melepaskan tangannya dan menatapi mereka duduk di sofa.

Seorang mafioso mendekati Ace dan berbisik, "Tuan, bukankah Tuan L melarang-"

"Diam bodoh," potong Ace tajam. Ia pun bingung sekarang harus berbuat apa, ia tidak bisa melanggar kedua perintah Gabrielle, bukan?

Maria yang memerhatikan pun ingin mengingatkan nyonyanya, "Nyonya tapi-" ucapan wanita itu tertahan lantaran Letizia menatap tajam dirinya.

Kelsey tersenyum kecil melihat perbuatan Letizia. "You're an angel."

Letizia tertawa kikuk mendengar ucapan ibu mertuanya lalu berbisik, "Selama tidak ada Gabrielle kurasa tidak apa." Ia menoleh pada Ace yang memerhatikan mereka. Letizia mengangkat dagu angkuh, seolah-olah mengancam Ace jika pria itu buka mulut ia membangkang Gabrielle, ia akan bilang Ace menyentuhnya.

Kelsey masih tersenyum dan membuka album di tangannya pada halaman pertama terdapat hasil USG. "Ini di saat dia masih dalam kandungan. Saat itu Luke tidak setuju untuk punya anak dan masih menikmati kejayaan karirnya."

Letizia tertawa bercanda. "Tapi tidak sampai ingin menggugurkannya, bukan?" Melihat Kelsey hanya menatapnya. Ia terkejut. "Kau serius? Bukankah Luke sangat menyayangi anaknya seakan-akan Gabrielle adalah Dewa!"

"It's insane, isn't?" Kelsey tersenyum kecil. "Aku meyakinkannya dan Luke selalu mendengarkanku. Yeah, meskipun dia sedikit brengsek dan hampir menembakku karena panik." Kelsey membalik halaman selanjutnya. "Karena ini album pertumbuhannya, hasil USG pertama saja yang aku taruh ke sini." Ia menunjuk gambar di mana terdapat bayi kecil yang masih merah bersama Kelsey dan Luke. "Ini hari pertamanya berada di dunia."

Monster's Wife [Gabrielle's Season 2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang