Part 1 - The Beginning

2.9K 383 36
                                    

Yuhuu. Siaaap...let's go.

***

"Saya terima nikah dan kawinnya, Dayana Dayandaru binti...." Admaja mengucapkan kalimat ijab dengan khidmat dan lancar. Entah kenapa. Seperti semua memang semestinya terjadi. Padahal dia tahu pernikahan ini bukan pernikahan sungguhan.

Sekalipun begitu suasana acara dipenuhi dengan wajah-wajah bahagia dan haru, serta hening yang syahdu. Fokus Maja. Lalu setelah kalimat ijab selesai, seluruh hadirin yang terdiri dari keluarga besar Hadijaya, juga sedikit dari keluarga Daya, sudah mengucapkan hamdalah disusul dengan riuh bahagia.

"Amiin...sah? Sah?" ujar penghulu kepada saksi.

"Saaah," jawab para saksi.

Admaja menatap wanita yang duduk di sebelahnya yang terlihat lebih gugup. Ya, namanya Dayana. Wanita karir sukses, dengan sikap tegas, lugas dan tutur berani yang terkadang membuat Daya sedikit konyol. Wanita yang aneh sekali. Wanita yang juga sudah sah menjadi istrinya saat ini. Hanya sampai seluruh perjanjian mereka selesai.

Setelah itu seluruh rangkaian acara dimulai. Admaja dan Daya sudah berdiri bersisian di pelaminan menerima ucapan selamat dari para tamu. Saat akad nikah sebagian besar tamu adalah keluarga terdekat. Maja melihat gelagat Daya yang tidak tenang hingga dia harus berbisik memperingatkan.

"Please behave, sebentar lagi selesai," ujar Maja perlahan diantara jeda tamu.

"Aku pingin pipis, kebelet," balas Daya sambil mendelik ke arahnya.

"Jangan nggak lucu, Daya," bisik Maja kesal.

"Maja, Daya, ada apa?" tanya Ferina Hadijaya, ibu dari Admaja yang dengan sigap meminta EO menahan laju tamu terlebih dulu.

"Ma, Daya pingin ke belakang," bisik Daya sambil tersenyum serba salah.

Benar kan. Wanita ini aneh bin ajaib. Bagaimana bisa Daya kebelet pipis di tengah acara. Apa dia anak kecil? Mata Maja sudah mendelik marah pada Daya.

"Ya sudah, biar Maja yang di sini dulu. Kamu ke toilet dulu sana," Ferina memanggil salah satu panitia untuk menemani Daya turun dari pelaminan. Sedangkan MC sudah menginformasikan bahwa pasangan pengantin ingin beristirahat selama sepuluh menit.

Dayaaaaa, geram Admaja sambil menatap Daya melangkah turun dari pelaminan cuek saja.

***

Bukan pergi ke kamar mandi dekat ruang ganti, Daya melangkah menuju lift mengarah ke kamarnya di lantai atas. Sekretarisnya, Tari dan salah satu panitia sudah berjalan mengiringi. Pernikahan ini memang berlangsung di hotel terbaik di kota, The Emperor. Saat ini dia lelah berdiri juga cemas dan gugup menyerang lagi. Jadi dia harus mengalihkan pikirannya dengan cara bekerja. Apalagi?

"Mba Daya, mau kemana? Acara belum selesai," Tari berbisik memperingatkan.

"Tari, konsep iklan buat Pak Dani sudah di email? Apa rencana keseluruhan promo sudah disetujui sama tim produksi? Setelah itu jangan lupa buat meeting dengan tim perencanaan. Saya minta list artis yang sudah di validasi. Kontrak mereka harus masih berlaku dan pastikan nggak ada masalah," Daya sudah memuntahkan apa yang sejak tadi berputar dalam pikirannya. Pekerjaan.

"Mba, semuanya bisa diurus setelah ini," langkah Tari terseok karena berusaha mengimbangi langkah Daya yang cepat.

Tiba-tiba Daya berhenti, "Oh, satu lagi. Cek ulang proposal promo buat produk terbaru ID Tech, tender itu harus kita menangkan Tari. Kalau Reza nggak becus, minta Dion yang kerjakan." Pikiran Daya berputar cepat, mencoba mengingat apa yang terlupa dan belum dia ucapkan. Semakin keras dia bekerja, semakin dia bisa melupakan rasa bersalahnya.

The Marriage TrapWhere stories live. Discover now