Part 7 - The Plan Arrangement

1.2K 242 20
                                    

Kemenangan Digicom diumumkan oleh Digjaya satu hari setelahnya. Daya tahu mereka menang bukan karena perjanjian pernikahan itu, mereka menang karena mereka hebat. Bahkan saat dia menyelesaikan presentasi kemarin, dua Direktur Digjaya menghampirinya dan memuji proposal mereka. Dia juga harus mengakui bahwa timnya sudah bekerja dengan sangat baik. Proposal untuk Digjaya adalah salah satu proposal terbaik yang pernah mereka racik dan sajikan. Ten out of ten.

Daya berdehem sedikit kencang untuk menghentikan kegaduhan di ruangan. "Hello, My Superhero Team." Suara-suara mereka mereda dan semua sudah memperhatikannya yang berdiri di depan ruangan. "You've done a great job. We got the straight win," senyumnya merekah lebar.

Lalu keriuhan dimulai lagi ditambah dengan suit-suit gembira dari Reza dan Dion. Setelah reda, Daya berujar lagi. "Kalian layak mendapatkan cuti yang tenang tapi bergantian." Tepuk tangan menggema lagi. "Ini kerja keras tim, jadi rayakan sebaik-baiknya. Tapi setelah itu, we need to get back to work. Eksekusi dari apa yang ada di proposal untuk Digjaya harus sempurna. Tidak boleh ada kesalahan. Saya akan pimpin sendiri perihal ini."

"Presentasi kamu juga keren, Mba. Pak Maja benar-benar terpesona sekalipun wajahnya datar aja," ujar Tari.

"Kalian lebih keren daripada saya," dia tersenyum kecil. "Anyway, silahkan mulai atur cuti dan informasikan pada Tari. Dalam dua minggu kita sudah harus kerja keras lagi," dia menutup meeting sore ini lalu melangkah ke luar ruangan.

Tari berjalan mengikutinya. "Mba, kami mau ngerayain dan makan di luar. Mba mau ikut?"

"Kalian aja. Lagian nggak akan nyaman kalau ada saya. Karena kalian mau ngomongin saya kan?" ujarnya tanpa basa-basi.

"Hehehe, kok gitu mikirnya, Mba," timpal Tari tidak enak hati.

Mereka sudah tiba di ruangannya. "Mba, tadi Agam telpon dan nanya alamat apartemen Mba Daya. Pak Maja mau kirim bunga."

Tubuh Daya senderkan di meja sambil memperhatikan Tari. "Tari, ada sesuatu yang harus kamu tahu."

"Ya, Mba?"

"Apa yang saya akan ceritakan ke kamu adalah highly confidential. Level paling atas. Saya butuh bantuan kamu untuk atur semua, dan juga untuk menjaga rahasia."

Ekspresi senyum di wajah Tari sudah berganti dengan tatapan serius. "Iya, Mba. Saya paham."

Kemudian dia mulai menceritakan tawaran Admaja dan rencana pernikahan mereka pada Tari yang mendengarkan dengan seksama. Tanpa tahu bahwa Tari sedang setengah mati menahan diri untuk tidak melompat gembira mendengar rencananya dan Agam yang berhasil.

***

Sebagian tim Digicom mulai mengambil cuti bergantian. Daya memberikan mereka waktu dua minggu hingga tim lengkap kembali bekerja. Ini bagus hingga gossip-gossip hubungannya yang baru dimulai dengan Admaja tidak terlalu ramai di kantor. Daya menggunakan kesempatan itu untuk mengatur ulang seluruh rencana. Dia meminta Tari untuk menunda cuti dan sekretarisnya itu tidak menunjukkan keberatan apapun. Malah sepertinya Tari lebih semangat daripada dirinya sendiri.

Buket bunga selamat dari Digjaya sudah datang, ditambah satu buket lain atas ajakan makan malam dari Admaja. Daya menatap tidak berselera. Ada apa dengan laki-laki dan bunga. Dia lebih suka hadiah yang tidak picisan seperti ini. Tapi ya sudahlah. Itu semua juga hanya pura-pura kan.

"Mba, jangan lupa makan malam dengan Pak Maja hari ini."

"Hmm.." matanya menatap jadwal di layar laptop. "Minta Maja menjemput saya di kantor jam tujuh malam. Tidak kurang atau lebih. Bilang padanya saya masih ada meeting hingga jam tujuh."

"Baik, Mba."

Matanya melirik Tari yang tidak keluar ruangan. "Ada apa, Tari?"

"Gini, Mba. Maaf sebelumnya. Tapi ada berita nggak enak dari Wincorp. Setelah tahu Pak Maja dekati Mba, mereka merasa kemenangan Digicom karena hal itu."

The Marriage TrapWhere stories live. Discover now