PART 5 - CRAZY NEWS

129 103 78
                                    

Sebelah alis Sotha terangkat, “Ada apa Onee-chan?” tanyanya tak mengerti

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sebelah alis Sotha terangkat, “Ada apa Onee-chan?” tanyanya tak mengerti. “Dia satu sekolah dengan kita, bukan?”

Sachi mengangguk sambil menatap Sotha penuh makna. Sebuah penjelasan bersiap ia lepaskan ke Sotha, namun sebelum itu tercapai, kehadiran Sakamoto Seira menghalau tindakannya.


***


Seolah situasi di mana Ryuichi Hiro muncul pada resto yang sama tidak cukup membingungkan. Kehadiran Ibunya bersama orang asing berhasil menumbuhkan tanda tanya besar di atas kepalanya.

“Mengapa kalian duduk secara terpisah? Kalian berada dalam satu sekolah, bukan? Seharusnya kalian saling mengenal.” Suara Sakamoto Seira terdengar lebih ceria dari hari-hari biasanya.

Bulu kuduk Sachi meremang. Apa katanya? Mengapa ia dan Hiro harus berada di dalam satu meja?

“Benar, Sachi-san dan Hiro sama-sama di tingkat akhir SMA, bukan?” Laki-laki yang terlihat seusia Ibunya menimpali diiringi nada ramah dan hangatnya.

Laki-laki itu mengenal Sachi, dan Hiro? Dan jika benar-benar diperhatikan, sekilas ia mirip Ryuichi Hiro. Oh, tidak!

Masih menyimpan pandangan aneh, Sachi berusaha menyerapi segalanya. Kejadian yang amat cepat, dan tak memberikan jeda bagi Sachi, Hiro, dan Sotha untuk bertanya lebih.

“Sachi, Sotha, kemarilah bergabung dengan Koji-san, dan Hiro-kun,” pinta Sakamoto Seira santai.

Sachi melempar pandangan bingung ke arah Sotha. Ia dapat melihat Sotha mengangguk, dan bergegas ke sana. Sepertinya, hanya Sachi yang terjebak dalam analisanya sendiri.

Ketika Sotha telah duduk di sana, ia adalah orang terakhir yang masih mematung. Untuk sesaat ia mungkin merasa bahwa dirinya telah berubah menjadi manekin. Kaku, tegang di semua bagian, tidak sanggup bergerak.

Tapi tetap saja ia memaksakan diri untuk menegakkan tubuhnya. Melangkah berat seolah kakinya menyeret puluhan kilo beban. Selangkah demi selangkah. Lalu mengempaskan dirinya di kursi yang terletak tepat di depan Ryuichi Hiro.

Instingnya mengatakan Ryuichi Hiro mendaratkan tatapan kepadanya. Tapi, ia tidak mampu membalas tatapan itu. Dirinya dibuat tegang oleh kenyataan yang akan menyerangnya di beberapa menit ke depan. Firasat buruk melintas di benaknya, dan membuat sekujur tubuhnya terasa dingin.

“Ayo, kita memesan dulu.”

“Oh, benar. Bagaimana kalau kita pesan yang ini?”

The Light Start at 18yo (COMPLETE)Where stories live. Discover now