PART 12 - UNREASONABLENESS

165 106 356
                                    

        “Ryuichi … lakukan yang kau suka

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

        “Ryuichi … lakukan yang kau suka. Sesuatu yang membuatmu bersemangat dalam menjalani hidup.”

        Belaian lembut itu mendarat pada puncak kepalanya. Sentuhan yang telah lama meninggalkannya, rasa manis serta kedamaian yang telah lama tidak menghampirinya kembali membanjiri ruang kosong pada inti benaknya.

        Ia mengerjap tidak percaya, “Ibu …”

        “Karena hanya kau sendiri yang tahu harapan masa depan dan impianmu. Benakmu pasti akan menunjukkan arahnya.” Suara lembut itu bergema memenuhi gendang telinganya, menyerap pada sel-sel otaknya.

        Hiro merasakan jantungnya dikuasai rasa terenyuh. Nada peduli itu, ketulusan itu. Kehangatan yang terpancar dari ibu yang sangat ia rindukan seakan mampu mengembalikan semangat yang lenyap tertelan oleh bumi. Sebuah semangat dalam menjalani hidup dengan baik.

        “Ibu … ada apa?”

        Suara itu memberikan sentakan keras pada kelopak matanya yang semula tertutup. Kata-kata yang lepas dari mulut Sachi, dari kamar sebelah, telah berhasil menarik jiwanya keluar dari alam mimpi. Padahal jauh dari ujung benaknya, ia masih ingin merasakan kebersamaan dengan ibunya, merasakan belaian lembut dari jari-jemarinya … meskipun, hanya dalam mimpi.

***

        Zoe Sachi William baru saja memasuki kamarnya ketika tiba-tiba saja ia mendengarkan bunyi pintu terbuka. Tanpa mengetuk, tanpa memberikan aba-aba, Sakamoto Seira melenggang masuk tanpa beban sambil memasang ekspresi datarnya. Kemana perginya sepercik rasa hangat yang mewarnai raut wajah ibunya?

        “Ibu … ada apa?”

        Semenjak pembicaraan di malam hari itu, ia dan ibunya sama sekali belum membahas apa pun. Membiarkan rasa canggung mengungkung diri mereka, padahal serangan tidak nyaman tidak pernah lepas menekan batinnya.

        Dan ini pertama kalinya Sakamoto Seira menemuinya secara khusus, pada sudut kepalanya Zoe Sachi dapat menebak secara mudah konteks inti pembicaraan yang akan ibunya bahas.

        Wanita yang tidak berniat meluruskan ekspresi wajahnya yang terlipat-lipat itu mendesah keras, mengambil tempat tepat di depan Sachi. “Lakukan saja jika kau ingin menekuni passion-mu dan pergi ke Amerika,” kata Sakamoto Seira tegas.

        Kata-kata itu terdengar seperti sesuatu asing yang mengejutkan dan menghantam kesadarannya. Sementara otaknya berputar sampai pada kapasitas maksimum untuk mencoba mencerna kata-kata ibunya yang tidak tertebak. Apa artinya Sakamoto Seira telah memberikan lampu hijau baginya?

       Ketika ucapan ibunya menyerap secara utuh pada kepala Sachi, rasa lega yang tak tertahan mulai membanjiri dirinya. Ia membuka mulutnya hendak berterimakasih, tapi tiba-tiba saja Ibunya menyambar dengan kata-kata lain sebelum Sachi sempat melepaskan satu kata pun.

The Light Start at 18yo (COMPLETE)Where stories live. Discover now