PART 14 - FUTURE DREAM

96 80 97
                                    

        Sebelum sempat tangan Zoe Sachi mencengkeram pegangan pintu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

        Sebelum sempat tangan Zoe Sachi mencengkeram pegangan pintu. Pintu utama kediaman Koji-san telah terbuka dengan sendirinya. Membuat gadis itu terperanjat nyaris melompat ketakutan.

        Astaga … mengagetkan saja, desisnya sejenak sebelum ekspresi terkejutnya lenyap dalam beberapa detik kemudian.

        Sambil mempertahankan ekspresi datarnya, Ryuichi Hiro membuka pintu lebar-lebar dan menepikan tubuhnya untuk membiarkan gadis itu masuk lebih ke dalam. Ia bahkan mengabaikan serangan jantung yang Sachi alami atas ulahnya.

        Ketika gadis itu telah masuk dan ia kembali menutup pintu, sebelum ia bahkan menyadari apa yang benar-benar kepalanya pikirkan, alam bawah sadarnya menginstruksikan otaknya untuk melepaskan pertanyaan itu dari mulutnya, “Mengapa sangat lama?”

        Pertanyaan yang terdengar seperti sebuah gerutuan itu kembali membuat Zoe Sachi memilih untuk berhenti dan memutar tubuhnya, “Apa?”

        Hiro mendesah dalam hati dan menggeleng. Sebelah tangannya terangkat untuk memijit kening. Sepertinya ada yang salah dengan otaknya, maupun hatinya, sehingga ia segera menukas, “Anggap saja aku tidak pernah mengatakan itu,” tukas Hiro secepat mungkin, untuk memutus jalan pikir Sachi yang mungkin mampu menebak isi kepalanya yang rumit.

        Memangnya mudah menganggap sesuatu yang telah lepas keluar melalui bibirnya untuk dilupakan begitu saja?

        Apalagi otaknya sudah terlanjur menyerap sempurna ucapan Hiro. Gadis itu menyipitkan matanya dan menjatuhkan pandangan curiga. “Dari kata-katamu terdengar seperti kau sedang menungguku,” gumam Zoe Sachi yang tanpa sadar mencoba menganalisis ucapan dan gestur tubuh Hiro.

        Dan kepalanya yang menoleh ke arah Sachi dengan sentakan kuat membuktikan segalanya. Alih-alih segera mengakui, ia justru mencoba melayangkan berbagai argumen untuk menyembunyikan fakta.

        “Apa yang kau katakan?” sahut Hiro cepat, jeda sejenak. Lalu ia kembali berbicara, “Memangnya siapa kau? Sampai aku harus menunggumu. Kau tahu, aku cukup sibuk untuk mempelajari banyak hal dalam mempersiapkan ujian akhir sebelum liburan musim panas.”

        Menurut Sachi penyangkalan yang kuat itu cukup lucu meskipun, mengakibatkan sepercik rasa sebal di dalam benaknya.

        Lagipula siapa dirinya bagi Ryuichi Hiro? Menurut Hiro, ia hanyalah seseorang yang tiba-tiba muncul di hidup Hiro dan menghalangi seperti batu. Yang terkadang sangat menganggu, dan di lain waktu banyak melukai.

        Untungnya suasana hati Zoe Sschi sedang sangat baik. Aura cerah berkilat-kilat mengelilingi seluruh tubuhnya. Jadi, ia tidak akan membiarkan dirinya tenggelam dalam pernyataan menyebalkan yang diterjangkan dari mulut laki-laki itu. “Tidak diragukan lagi, yang ada dikepalamu hanya belajar, belajar, dan belajar, bukan?”

The Light Start at 18yo (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang