PART 27 - FALLING TO THE TRAP

76 39 117
                                    

It seems for the first time, put japanese song in my story

اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.

It seems for the first time, put japanese song in my story. As a reason, the meaning of the music reflect Ryuichi Hiro's and Katagiri Akira's heart. Enjoy guys 💕

***


"Aku iri pada teman-temanku."

Sepasang mata yang terpaut lekat pada ponsel itu pun bergeser pada Sachi yang nampak tak bersemangat. "Iri tentang apa Onee-chan?"

Kepalanya ia letakkan pada kotatsu sedangkan desahan berat membersamai, "Akira-kun sudah berhasil masuk universitas yang dia inginkan, Todai. Hiro-kun berhasil lulus ujian masuk Universitas Kyoto, sedangkan Etsuko Kana berhasil masuk universitas impiannya, Universitas Kyoto juga," urai Zoe Sachi yang merasa miris akan jalan hidupnya. "Oh, mengapa aku baru sadar, Kana-chan berada di universitas yang sama dengan Hiro-kun."

"Kana-san, teman Onee-chan yang sangat imut itu?"

Kepala Zoe Sachi kembali mengangguk tak bersemangat, "Dan juga lumayan pintar," Sachi menambahkan. "Sotha, apa kau pikir Kana menyukai Hiro-kun?"

Gagasan Sachi membuat Sotha mengernyit dan sedikit lebih tertarik. Bersamaan dengan itu, lekat-lekat matanya mengamati pergerakan raut wajah Sachi, mencari-cari sesuatu di sana.

Belum sempat Sotha menjawab, Sachi telah menambahkan, "Kau tahu, semenjak Kana mengetahui aku dan Hiro-kun bersaudara, dia sedikit ingin mengetahui segala seluk-beluk tentang saudara tiri kita, atau mungkin bahkan sebelum aku lupa ingatan?" terang Sachi.

Lagi, Sotha menautkan segala bentuk perhatiannya pada bahasa tubuh Sachi. Nyatanya apa yang ia khawatirkan sama sekali tak terbukti. Gadis itu sama sekali tak menampilkan seberkas guratan kesal, cemburu, atau apa pun itu. Jadi, apakah perasaan itu telah menguap akibat kepingan memorinya yang menghilang?

"Haruskah aku mendekatkan mereka? Akan menyenangkan, bukan bisa bersama-sama dengan Kana, bukan hanya sebagai teman."

Gadis itu masih berceloteh tenpa henti, walaupun Sotha tengah melayangkan sebuah kode keras supaya ia membungkam mulutnya, menghalau lebih banyak kata-kata yang terlepas.

Tapi rupanya kepekaan Sachi yang rendah saat itu pun membuatnya sama sekali tak menyadari sinyal yang berusaha Sotha kirimkan.

"Mereka serasi, bukan?" ungkapnya dengan percaya diri, "Sotha, bagaimana pendapatmu?"

"Omong kosong." Tiba-tiba saja suara itu menerjangkan hawa dingin dan menusuk-nusuk tengkuk Sachi.

Sachi pun menyentak kuat kepalanya ke belakang, dan matanya mendarat pada Hiro yang tengah menyorotkan tatapan sengit, seolah tatapan itu sanggup melukainya.

"Jangan seenaknya sendiri berbuat sesuatu yang menyangkut diriku tanpa persetujuanku," dengusnya menggunakan ekspresi super dingin.

"Seleramu memang aneh, gadis pintar dan manis seperti Kana layak untuk diperhitungkan," bantahnya tak ingin kalah.

The Light Start at 18yo (COMPLETE)حيث تعيش القصص. اكتشف الآن