Chapter 3 - Ballerina

254 58 13
                                    

Cerita ini hanya fiktif belaka. Seluruh kesamaan nama, alur, tempat, dan kejadian tidak berhubungan dengan kehidupan nyata dan murni imajinasi penulis.

 Seluruh kesamaan nama, alur, tempat, dan kejadian tidak berhubungan dengan kehidupan nyata dan murni imajinasi penulis

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

〰️

Keisha

Tasmu sudah kutitip ke Pak Ujang, cepat pulang! jangan bikin khawatir.

Lytha terpaku menatap pesan dari Keisha lalu tersenyum miris melihat hanya ada satu pesan yang mencarinya dan itu dari sahabatnya. Memangnya siapa yang peduli padanya? seluruh keluarganya hanya peduli pada satu orang. Ugh, Lytha malas menyebutnya.

Yang pasti, keluarga nya memang tidak pernah peduli padanya.

Ia terus menatap ponselnya, berharap seseorang menelpon atau mengiriminya pesan lain agar ia cepat pulang. Tapi hasilnya nihil, hanya Keisha yang peduli padanya.

Lytha mengela nafasnya kasar lalu menatap gerbang di depannya dengan pandangan nanar. Ia lelah, sangat lelah sekali sampai rasanya ingin mati saja.

Ia berjalan mendekati gerbang rumahnya, namun dari kejauhan, Lytha bisa melihat sebuah mobil hitam yang sangat familiar terparkir apik di depan rumahnya.

Itu Ethan! ya, Lytha ingat sekali bahwa itu mobil Ethan. Lalu dengan langkah terburu-buru, ia segera berlari memasuki kawasan rumah dan menemukan mobil Ethan terparkir di halaman rumahnya.

Lytha lantas tersenyum senang lalu berjalan memasuki rumah dengan antusias.

"Baru sampai?"

Samar-samar Lytha mendengar suara Rio— Papanya, Sedang berbicara dengan seseorang yang ia yakini Ethan.

Apa Ethan mencarinya?

Entah kenapa pemikiran itu yang malah keluar dan membuatnya hatinya menghangat.

"Ya, biasalah pah. Namanya juga anak muda."

Terdengar lagi suara perbincangan namun kali ini malah suara wanita yang terdengar dan dengan hati yang tidak karuan, Lytha tahu persis siapa pemilik suara ini. Ia lantas mendekat dan terdiam di tembok untuk mendengar pembicaraan mereka secara lanjut.

"Kalian ini! lain kali pulang lebih awal. Ethan, kau tahu 'kan bagaimana kondisi Gytha. Dia baru saja sehat."

Ethan tersenyum setuju sedangkan Gytha mulai merengut tidak suka. Dan hal itu membuat Rio tertawa bersama Ethan.

"Pah, aku sudah sembuh. Berhenti memperlakukanku seperti seorang gadis penyakitan."

Lytha hanya bisa terdiam, dadanya menahan sesak mendengar interaksi mereka yang sangat harmonis dan hangat. Dengan mengumpulkan segala keberanian, ia segera muncul dan berjalan melewati mereka.

"Dari mana?"

Lytha reflek menoleh mendengar pertanyaan papahnya. Ia sempat melirik Gytha dan Ethan yang juga menatap kearah dirinya.

Secret of Twins [END]Where stories live. Discover now