Chapter 16 - Taman bermain

269 62 26
                                    

Cerita ini hanya fiktif belaka. Seluruh kesamaan nama, alur, tempat, dan kejadian tidak berhubungan dengan kehidupan nyata dan murni imajinasi penulis.

 Seluruh kesamaan nama, alur, tempat, dan kejadian tidak berhubungan dengan kehidupan nyata dan murni imajinasi penulis

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

〰️




"Kau jadi pergi bersama kak Kelvin?"

Gytha yang sedang merapikan bukunya ke dalam tas lantas menoleh, ia mengangguk sebagai balasan atas pertanyaan Shella.

"Toko buku lagi? Apa tidak ada tempat yang lebih romantis." Shella menggerutu. Ia sangat kesal sekali dengan Kelvin yang selalu mengajak sahabatnya ke toko buku dan bukannya pergi ke tempat yang lebih cocok untuk disebut sebagai kencan.

Ia sampai bingung sendiri, Kelvin sebenarnya pura-pura tidak tahu atau bagaimana sih. Bisa-bisa pria itu menjaga batasan tapi terus saja mengajak Gytha keluar seolah memberi harapan. Walaupun memang hanya ke toko buku ataupun makan diluar.

"Mau bagaimana lagi, aku tidak punya alasan lain untuk mengajaknya keluar. Kau tahu sendirikan, mahasiswa pasti sibuk."

"Berhenti bersikap seperti orang bodoh. Kalau memang sibuk, dari awal ia seharusnya menolak semua ajakanmu."

"Berhenti menggerutu. Bibirmu bisa maju kedepan jika terus mengkerut.."

Gytha tertawa setelahnya, membuat Shella segera menutup bibirnya menggunakan kedua telapak tangannya sebagai tanda kekesalan. Keduanya bercanda dan tertawa, bersamaan dengan anak kelas yang mulai keluar satu persatu.

Gytha yang sudah selesai merapikan tasnya lantas segera menggendong benda tersebut, menoleh ke arah jendela sebelah tempat duduknya. Disana terlihat jelas murid-murid yang berhamburan keluar gerbang.

Selain posisi kelas yang berada di lantai dua, jendela tempatnya duduk juga persis mengarah ke pintu gerbang masuk sekolah memudahkan Gytha melihat semuanya dari atas sana.

Bibirnya tersenyum tipis saat merasakan semilir angin yang masuk dari jendela kelas yang belum sempat ia tutup. Saat hendak menutupnya, kedua tangannya membeku sejenak saat melihat kedua orang yang familiar sedang jalan berdampingan.

Entah apa yang dibicarakannya, tapi melihat gestur dan juga tasnya, entah kenapa Gytha yakin tahu siapa mereka.

"Ngomong-ngomong mana si Ethan. Dia langsung pergi begitu bel berbunyi, apa kalian tidak pulang bersama?"

Shella mendekat, berdiri di samping Gytha sambil ikut menatap kearah pintu gerbang sekolah. Tidak ada jawaban, Gytha masih bergeming dengan segala pemikirannya masih menatap kedua orang yang masih berada di pandangannya.

"Tapi bukan kah Ethan semakin aneh? Dia bahkan tidak mengatakan apapun padamu seharian ini. Apa kalian sedang bertengkar?"

Benar. Setelah dipikir-pikir Gytha juga merasa aneh. Tidak hanya kepada Ethan, tapi sahabat dekat pria itu juga aneh. Mereka semua seolah sedang menyembunyikan sesuatu.

Secret of Twins [END]Where stories live. Discover now