Chapter 19 - Takut

282 72 16
                                    

Cerita ini hanya fiktif belaka. Seluruh kesamaan nama, alur, tempat, dan kejadian tidak berhubungan dengan kehidupan nyata dan murni imajinasi penulis.

 Seluruh kesamaan nama, alur, tempat, dan kejadian tidak berhubungan dengan kehidupan nyata dan murni imajinasi penulis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


〰️


Lytha terdiam di depan Klinik paman Antony, ia menatap gedung minimalis dengan tema putih tersebut secara menyeluruh. Meneliti satu persatu orang yang keluar dan masuk bersama pendamping mereka dengan membawa beberapa kantong obat.

Wajah senang tercipta bagi mereka yang sembuh, sedih bagi mereka yang baru saja mendapatkan hasil diagnosis, dan kehilangan bagi mereka yang ditinggalkan keluarganya. Bermacam-macam wajah ekspresi itu entah kenapa membuatnya hidup.

Klinik ini memang lebih besar dari pada klinik bisanya. Sehingga tempat ini memang ramai setara dengan rumah sakit daerah karena lokasinya yang strategis. Tetapi entah kenapa Lytha malah merasa seperti rumah.

Rumah keduanya.

Tidak.

Mungkin lebih tepat disebut sebagai rumah satu-satunya.

Ia ingat sekali setiap pulang sekolah selalu kesini. Sampai-sampai seluruh staf rumah sakit akrab dengannya dan berpikir Lytha adalah anak yang disembunyikan oleh dokter Antony.

Lucu sekali jika mengingatnya.

Antony sampai harus cemberut seharian dan melarang Lytha untuk sering-sering mampir karena dirinya harus merasakan ditolak oleh beberapa wanita yang menganggapnya memiliki anak.

Dasar paman yang satu itu. Bilangnya saja untuk tidak sering-sering datang, tapi jika Lytha tidak mengabarinya satu hari saja, pria itu akan mengomel panjang lebar soal kehidupan dan menceramahinya. Apalagi saat tahu Lytha sakit, makin-makin deh sifat mengomelnya keluar.

Lytha berjalan masuk sambil terkikik kecil saat membayangkan wajah ditekuk milik paman kesayangannya itu.

"Baru pulang?"

Lytha yang sedang berjalan menoleh, tersenyum mengangguk sebagai jawaban pada pria besar dengan pakaian satpam yang menjaga klinik ini. Karena sudah bekerja selama hampir 15 tahun disini, pria itu tentu saja mengenali Lytha dengan jelas.

Setelah berpamitan kecil, Lytha kembali melanjutkan jalannya. Menaiki elevator bersama beberapa orang berbaju pasien dan juga dokter sampai akhirnya dirinya berhenti tepat di depan ruangan pamannya itu.

Tanpa mengetuk pintu, ia masuk begitu saja mengejutkan Antony dengan seorang suster yang berada dalam posisi yang sangat canggung untuk dilihat oleh anak sekolah sepertinya.

Secret of Twins [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang