Chapter 26 - Berubah

320 68 4
                                    

Cerita ini hanya fiktif belaka. Seluruh kesamaan nama, alur, tempat, dan kejadian tidak berhubungan dengan kehidupan nyata dan murni imajinasi penulis.


〰️

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

〰️


Antony terdiam ragu di depan pintu ruang rawat milik Lytha. Setelah pembicaraannya dengan Rio kemarin, ia terus saja memikirkan bagaimana cara untuk menyampaikannya pada Lytha namun dirinya tidak menemukan jalan sama sekali.

Semakin dipikirkan, malah semakin membuat dilema besar baginya.

Karena tidak mau berlama-lama lagi terdiam di depan pintu, Antony dengan segera langsung menjernihkan pikirannya dan membuka pintu tersebut dengan perlahan.

Ruang rawat yang sengaja telah ia pindahkan ke sisi lain dari ruangan Rio itu adalah permintaan Lytha. Gadis itu sepertinya tidak mau bersisian atau bertemu dengan orang yang dikenalnya saat sedang dirawat.

Kondisi ruangan yang terlihat sunyi dengan suara televisi yang menghiasi membuat Antony tidak percaya bahwa ruangan tersebut diisi dua orang yang kini sibuk dengan kegiatannya masing-masing.

Benar. Ethan memang disana.

Pria yang dicari-cari selama dua hari itu ternyata malah menginap dan menemani Lytha selama dua hari penuh walaupun sang pemilik ruangan telah mengusirnya berkali-kali.

Ethan sangat gigih dan bahkan terus menempeli Lytha kemana pun membuat gadis itu akhirnya pasrah dan menerima perlakuan Ethan walaupun dengan rasa kesal yang ketara. Seperti saat ini, Lytha terlihat cemberut walaupun berpura-pura sibuk dengan ponselnya sedangkan Ethan terlihat tidak peduli dengan itu dan sibuk mempersiapkan makan siang yang telah suster antar beberapa saat yang lalu.

"Kalian bertengkar lagi?"

Keduanya menoleh pada Antony, Ethan hanya menaikan bahunya acuh lalu fokus pada pekerjaannya yang sedang menata makanan rumah sakit di brangkar Lytha. Pria itu dengan telaten membuka satu persatu plastik yang menjaga makanan kemudian mengambilkan air putih kemasan.

Lytha semakin menekuk bibirnya dalam melihat hal itu, ia tidak nafsu makan melihat makanan rumah sakit yang terlihat hambar bahkan sebelum dirinya mencobanya.

"Paman.." Lytha merengek pada Antony, mencoba mendapatkan dukungan dari pamannya itu.

"Ada apa?"

"Aku mau makan yang lain saja." Kata Lytha sambil menatap Antony memohon.

Antony mengabaikan hal itu lalu berjalan menuju sofa terdekat. Ia tersenyum saat melihat kini ada seseorang yang menjaga Lytha disampingnya dan juga mengomeli gadis keras kepala itu.

"Biasanya juga kau langsung berlari ke kantin klinik, kenapa sekarang meminta izin pada paman?"

"Ishh,"

Secret of Twins [END]Where stories live. Discover now