Chapter 11 - Pembicaraan

243 66 29
                                    

Cerita ini hanya fiktif belaka. Seluruh kesamaan nama, alur, tempat, dan kejadian tidak berhubungan dengan kehidupan nyata dan murni imajinasi penulis.

 Seluruh kesamaan nama, alur, tempat, dan kejadian tidak berhubungan dengan kehidupan nyata dan murni imajinasi penulis

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Chapter ini para anak muda engga muncul, tapi tetap aku up fotonya. Biar inget teruswkwk



〰️



Antony menutup pintu kamar Lytha perlahan. Pria paruh baya itu berjalan menjauhinya dan langsung menuju tangga. Matanya menyisir seisi rumah yang terlihat sangat hening dan kosong.

Potret lukisan yang menghiasi dinding, ditambah foto-foto keluarga bahagia membuat rumah ini terlihat harmonis. Padahal Antony sangat yakin, seluruh dekor foto ini adalah hasil dari kerja keras Nancy.

Antony sempat terdiam sejenak dipertengahan tangga saat melihat potret lukisan besar seorang pria dan wanita dengan kedua bayi kembar cantik dipelukkannya masing-masing. Keduanya tertawa begitu pula dengan sang bayi yang tersenyum cantik.

Padangan mata Antony menatap sendu potret muda Nancy.

Sebenarnya... Terkadang Antony berpikir, jika ia punya sedikit saja keberanian. Bayangkan, seperti apa mereka sekarang.

Tapi Antony tidak menyesal, satu-satunya yang membuat pria itu bersyukur dengan Nancy yang menikah dengan orang lain adalah dengan kehadiran Lytha.

"Antony?"

Antony tersentak mendengar panggilan dari bawah tangga. Ia segera menoleh dan melihat Rio berdiri disana masih dengan setelan formalnya. Pria itu sepertinya baru pulang dari kantor dan terlihat terkejut dengan kehadiran Antony yang berdiri ditengah tangga sambil menatap dalam potret keluarganya.

"Ah, Rio. Apa kabar?" Katanya basa-basi.

Pria itu berjalan menuruni anak tangga, menghampiri Rio yang terlihat tersenyum kikuk. Keduanya sudah lama tidak bertemu, terakhir mungkin saat pemakaman Nancy? Rio bahkan sudah tidak ingat.

"Yah, seperti yang kau lihat. Ada keperluan apa?"

Rio mengajak Antony untuk duduk di sofa ruang keluarga, keduanya duduk saling berhadapan dengan sangat canggung dan tidak tahu harus berbuat apa. Karena dari awal, keduanya memang tidak dekat.

Rio tahu bahwa Antony dan Nancy sudah bersahabat sejak lama, ia juga tahu bahwa pria itu terlihat memendam perasaan untuk Nancy namun Rio tidak terlalu ambil pusing karena Nancy sendiri yang meyakinkannya bahwa keduanya hanya bersahabat. Tapi tetap saja, namanya pria, ada perasaan tidak nyaman.

"Lytha sakit, jadi aku mengantarnya pulang."

Rio mengerutkan keningnya, sebelum akhirnya mengangguk. Dibandingkan dengan Gytha, anak kembar sulungnya itu memang lebih dekat dengan Antony dari pada dirinya, jadi ia tidak merasa heran saat gadis itu lebih memilih menghubungi Antony dari pada ayahnya sendiri.

Secret of Twins [END]Where stories live. Discover now