Benci | V

345 19 0
                                    

~ 𝓞𝓾𝓻 𝓟𝓻𝓸𝓶𝓲𝓼𝓮 ~

.

.

.

.

.

_____

Proses pemakaman telah selesai dilakukan. Sekarang yang hanya bisa Gavin lakukan hanyalah menatap Fabian dari jauh. Saat ini, dia tidak ingin menganggu Fabian. Dia tau, Fabian ingin sendiri saat ini.

Fabian sedang duduk di bangku taman belakang rumahnya, menatap kosong ke depan. Gavin yang melihatnya dari jauh sangat ingin memeluk Fabian sekarang. Dia pun memberanikan diri untuk mendekati Fabian dan duduk di sampingnya.

"Ian...".Tanya Gavin, namun Fabian tidak menjawab apa apa. Masih menatap kosong ke depan. Gavin pun perlahan menggenggam tangan Fabian, namun langsung di tepis olehnya. Gavin melihat ke arah Fabian yang memalingkan wajahnya.

"Fabian...liat gua dulu...". Ucap Gavin sambil menyentuh dagu Fabian, berharap dia akan melihat kearahnya. Namun, Fabian lagi-lagi menepis tangan Gavin.

"Gausah sentuh-sentuh gua". Jawab Fabian kesal, dia berdiri dan berencana meninggalkan Gavin. Namun lengannya segera di genggam oleh Gavin.

"Lu kenapa sih Fabian? Gak biasanya lu kyk gini?". Tanya Gavin, dia berdiri dan membuat Fabian berhadapan langsung dengannya. Fabian memutar bola matanya malas.

"Gua malas ngeliat Lo lagi". Ucap Fabian kesal. Dia menarik kembali tangannya yang digenggam Gavin.

Gavin kebingungan melihat sikap Fabian yang berubah. Biasanya ketika Fabian sedih, dia tidak akan marah dengan Gavin begitu saja. Gavin ingat ketika Fabian sedih, dia akan memeluk Gavin dan membiarkan seluruh air matanya keluar. Bahkan Fabian sampai tertidur di pelukan Gavin. Namun apa yang terjadi sekarang? Fabian tidak ingin melihatnya.

"Maksud Lo apa sih Ian?". Tanya Gavin penasaran. Fabian hanya menghela nafas kasar, sebelum melihat kembali ke arah Gavin dengan perasaan marah.

"Oh, Lo belum tau? Ayah Lo yang udah buat Papa gua meninggal!". Jawab Fabian sambil menunjuk ke arah Gavin.

Gavin terdiam, apa yang barusan dikatakan oleh seseorang dihadapannya ini? Ayahnya, membunuh Papa Fabian? Ga mungkin kan? Ayahnya jelas² memiliki hubungan persahabatan dengan Papa Fabian, bagaimana bisa ayahnya menjadi dalang dari meninggalnya Papa Fabian?

"Ma-maksud Lo? Lo gak lagi bercanda kan?". Tanya Gavin.

"Bercanda? Buat apa gua bercanda dengan hal ginian? Gua ngasih tau yang sebenarnya ke Lo! Ayah Lo udah menabrak Papa gua sampe Papa gua Kritis dan akhirnya meninggal karna kehilangan banyak darah. Dan Lo bilang ini semua candaan? Gila Lo ya". Jawab Fabian kesal, jujur saja dia ingin memukul wajah Gavin saat ini.

"Kalo Lo gak percaya, tanya aja sama Ayah Lo! Gua males liat mukanya, Dasar pembunuh!". Sambung Fabian.

Gavin yang awalnya terdiam menjadi kesal ketika Fabian mengatakan hal seperti itu tentang ayahnya.

"Fabian, Lo boleh ngata-ngatain gua apapun yang Lo mau, tapi jika Lo menyebut ayah gua kayak gitu, gua gak terima". Ucap Gavin sambil menahan amarah.

"Kenapa? Memang kenyataannya kok kalo Ayah Lo itu pembunuh! Buktinya? Dia dengan santainya melarikan diri setelah menabrak Papa gua yang gak ada salah apapun. Ayah Lo itu pembunuh Gavin!! PEMBUNU-"

𝓞𝓾𝓻 𝓟𝓻𝓸𝓶𝓲𝓼𝓮 | GeminiFourth AU Where stories live. Discover now