Ditolak | XIII

265 15 0
                                    

~ 𝓞𝓾𝓻 𝓟𝓻𝓸𝓶𝓲𝓼𝓮 ~

.

.

.

.

.

_____

Sudah 10 menit Fabian merendamkan dirinya di dalam Bathtub. Air hangat membuat pikirannya lebih tenang, namun sampai sekarang dia masih memikirkan jawaban apa yang harus dia berikan ke Gavin. Gimana nanti Gavin nagih jawaban ke Fabian? Gak diragukan lagi, pasti Gavin bakal ngelakuin itu.

Fabian keluar dari Bathub dan memakai Bathrobe milik Gavin yang dipinjamkan kepadanya. Dia membuka pintu kamar mandi, namun tidak menemukan Gavin disana. Terdapat 1 set pakaian yang tertaruh di tempat tidur, mungkin Gavin yang menaruhnya.

.

.

.

"Bego Lo! Kelamaan anjing, confess gitu doang". -Matteo

"Ya mana gua tau bakalan hujan, lagipula jantung gua udah dag-dig-dug serrr bikin gua gugup minta ampun". -Gavin

Gavin sedang duduk di ruang keluarga Villa bersama Matteo. Ferdi? Dia mempunyai urusan di dapur.

"Lo sih anjing, padahal kalo kalian jadian tadi gua mau nagih Pajak Jadian". -Matteo

"Duit trus mata Lo". -Gavin

"Bacot!". -Matteo

"Agghh gua bingung banget cuk! Gimana nanti Fabian nolak gue? Gimana gue bisa hidup?". -Gavin

"Lebay lo, liat aja gue, NT trus. Bener gak Fer?". -Matteo

Ferdi baru saja kembali dari dapur, membawa 4 gelas berisi cokelat hangat.

"Siapa juga yang mau sama Lo?". -Ferdi

"Sombong Lo anjing, gue jamin bakal ada hari dimana Lo bucin sama gue! Liat aja!". -Matteo

Ferdi memutar bola matanya malas, pandangannya langsung beralih kepada Fabian yang baru turun dari tangga.

"Fabian!! Sini!!". -Ferdi

Fabian mengangguk, lalu duduk di sofa bersebelahan dengan Ferdi. Fabian menatap Gavin yang berpura-pura sibuk dengan Handphone di depannya.

"Nihh cokelat anget buat Lo. Minum yak! Awas Lo gak minum".

Ferdi memberikan segelas cokelat hangat kepada Fabian.

"Punya gua mana?". -Matteo

"Ambil sendiri anjing! Punya tangan kan?". -Ferdi

"Kejam banget sih! Fabian dikasih, gua disuruh ngambil sendiri". -Matteo

Matteo sengaja memajukan binirnya agar terlihat menyedihkan di mata Ferdi, namun sepertinya tidak berfungsi bagi Ferdi.

"Jadi gimana Ian? Lo terima gak si Gavin?"

Fabian yang sedang meniup cokelat hangat tersebut menghentikan kegiatannya karna pertanyaan Ferdi. Dia lalu menatap Gavin yang masih sibuk dengan Hp nya.

"Eum...gua-"

"Ian, kita perlu bicara".

Fabian terdiam saat Gavin menarik tangannya menuju kamar mereka, meninggalkan Matteo dan Ferdi yang kebingungan.

"Hah...dasar bucin" -Matteo

"Ngaca lu anjing". -Ferdi

Matteo menatap sinis ke Ferdi yang sibuk meniup cokelat hangat nya.

𝓞𝓾𝓻 𝓟𝓻𝓸𝓶𝓲𝓼𝓮 | GeminiFourth AU Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu