Perasaan | XIV

266 14 0
                                    

~ 𝓞𝓾𝓻 𝓟𝓻𝓸𝓶𝓲𝓼𝓮 ~

.

.

.

.

.

_____

Selesai makan malam, Fabian langsung kembali ke kamar, katanya sih ngantuk. Tapi gak tau aja kalo Fabian lagi malu liat wajah Gavin sekarang. Tiap liat wajah Gavin bawaannya selalu keingat ciuman mereka tadi.

Sementara Gavin? Dia masih di ruang keluarga, duduk di Sofa sibuk sama laptop di pangkuannya. Ntah apa yang dia liat, kita tinggalkan di sekarang, beralih ke Fabian.

Fabian sekarang sedang berbaring di tempat tidur sambil menyelimuti dirinya. Karna AC yang dingin dan kondisi sehabis hujan bikin udara malam tuh dingin banget! Kalo bisa Fabian minta selimut Double sama Gavin! Tapi udahlah, pake aja yang ada dulu.

Fabian menatap langit² kamar, memikirkan apa yang harus dia lakukan nanti agar kedepannya gak canggung lagi kalo Deket sama Gavin. Di ruang makan tadi aja yang ngobrol cuman Matteo sama Ferdi karna berebut paha ayam yang tinggal satu, sementara dia dan Gavin hanya diam tanpa interaksi.

Fabian membayangkan apa yang akan terjadi jika dia menerima Gavin tadi, pasti dia sekarang akan dipeluk erat oleh Gavin agar tidak kedinginan. Pasti Gavin bakal mementingkan Fabian terlebih dahulu ketimbang yang lainnya.

Tau gitu kenapa Fabian nolak Gavin? Karna dia gak terbiasa aja punya pacar. Selama hidupnya dia gak pernah ngerasain yang namanya Pacaran, jadi dia takut ntar kalo pacaran sama Gavin bawaannya bakal aneh, Karna dia masih belum belajar gimana jadi pacar yang baik.

"Aish... overthinking gua gara² lu Vin".

Fabian menimpa matanya dengan lengannya, terdiam sejenak. Tak beberapa lama dia mendengar suara ketokan pintu. Tanpa berfikir panjang, dia langsung memasang posisi tidurnya. Dia memejam matanya dan berpura-pura tidur.

Tak lama dia mendengar pintu dibuka, dan seseorang duduk disampingnya sekarang. Menyentuh lembut rambutnya, dia bisa merasakan orang itu menarik selimut dan berbaring disampingnya, berikutnya hanya keheningan yang ada.

Fabian berasumsi itu pasti Gavin. Tidak salah lagi karna Gavin dan Fabian itu tidur sekamar, Gavin juga udah bilang tadi kalo Villa dia sebenarnya ada 3 kamar, tapi kamar yang satunya lagi di renovasi, makanya mereka tidur berdua. Gavin sama Fabian, Matteo sama Ferdi.

2 menit telah berlalu, sekarang yang bisa Fabian dengar hanyalah dengkuran halus dari belakangnya. Sepertinya Gavin sudah tidur. Dan benar saja, saat dia berbalik Gavin sudah tertidur pulas menghadapnya.

Fabian menatap erat wajah Gavin yang sedikit bersinar akibat cahaya rembulan yang tembus dari kaca Villa. Wajah Gavin terlihat jelas didepannya. Kalo dilihat lebih detail, Gavin itu ganteng juga, apalagi orangnya setia, pintar, bahkan gak pernah main tangan.

Fabian bingung bagaimana bisa dia menolak orang yang sempurna didepannya ini. Fabian merasa seperti orang bodoh yang menolak mentah² sesuatu yang mungkin bisa menguntungkan baginya.

Fabian terus melamun dalam pikirannya, tak sadar matanya tertutup pelan, dia akhirnya hanyut di alam mimpinya.

.

.

"Fer, menurut Lo Fabian bisa gak Nerima cintanya Gavin?". -Matteo

Matteo bertanya tiba² kepada Ferdi yang sekarang sedang memakai skincare.

𝓞𝓾𝓻 𝓟𝓻𝓸𝓶𝓲𝓼𝓮 | GeminiFourth AU Where stories live. Discover now