Kobam | XXXIII

262 13 0
                                    

~ 𝓞𝓾𝓻 𝓟𝓻𝓸𝓶𝓲𝓼𝓮 ~

.

.

.

.

.

______

Ruangan yg tadinya penuh dengan suara ricuh sekarang tak ada lagi. Ruangan itu seperti tak memiliki penghuni lagi.

Fabian, Ferdi dan Samy sudah terkapar dengan posisi yg random dan tak sadar.

Yahh... Tidak untuk Ferdi, dia tertidur pulas dengan paha Matteo sebagai bantal nya.

Matteo, dia memang berencana untuk mabuk malam ini, tapi setelah melihat keadaan teman-temannya apalagi Ferdi ketika mabuk nanti, dia hanya meminum sedikit bir.

Matteo yg santai bermain hp nya, sesekali kaget ketika Samy atau Fabian yg menggugah tak jelas.

Tapi kali ini, dia lebih kaget ketika sebuah nada dering hp Tiba-tiba berbunyi, membuatnya melihat ke sekitar.

Ingin dia mengangkat telpon tersebut, tapi seorang yg lain sudah mengangkatnya.

"Hmm... Halo..". Ucap Fabian dengan memposisikan hp nya di Telinganya

"Ian, kamu dimana? Kenapa GK ada di rumah? Mama kamu juga udah khawatir kamu gak pulang dari tadi...".

Fabian yg tak sengaja menekan tombol speaker, membuat suara Gavin juga terdengar oleh Matteo.

"Euh.. guwah? Eng-gak.. tawu!". Jawab Fabian dengan suara sedikit besar

"Fabian, kamu mabuk? Kamu dimana sekarang? Sama siapa? Ada temen kamu disitu? Sharelok lokasi kamu sekarang, biar aku-

"Vin! Fabian di Karaoke bang Hasyim! Kobam anaknya, cepet Lo jemput kemari!". Potong Matteo dengan sedikit menjerit agar Gavin mendengarnya.

Melihat hal itu, Fabian berdecik kesal dan melemparkan sepatunya kearah Matteo walaupun tak kena.

Yah... Fabian bahkan tak punya tenaga untuk melemparnya, sampai di tempat Matteo saja tidak.

"Guwah gak mabuk Samy!".

"Gue Matteo anjing!".

"Euh! Udah-udah. Kamu tunggu disana dulu ya, biar aku susul kesana, jangan kemana-mana!".

Setelahnya, Gavin pun menutup telpon tersebut, membuat Fabian kembali berdecik kesal.

"Gimana Lo mau nyusul anjing?! Lo aja belum balik dari Jepang!". Kesal Fabian melempar hp nya di sofa.

"Singapura bego! Banyak banget duitnya ke Jepang". Matteo memutar matanya kesal.

"Serah!".

Itu ucapan terakhir Fabian sebelum dia kembali tidur. Matteo menghela nafasnya sabar, untung teman gebetannya, kalau tidak sudah dia buang anak ini ke TPS

Lumayan lama menunggu, akhirnya Gavin datang. Jangan tanya darimana dia tau ruangan mereka yg mana, pasalnya pemilik tempat karaoke ini adalah kenalannya.

"Ian!". Ucap Gavin sambil mendekat kearah Fabian.

"Bangsat Lo mat! Tau anaknya mudah mabuk malah Lo kasih bir sebanyak ini". Bagaimana Gavin tak mengucapkan hal itu?

𝓞𝓾𝓻 𝓟𝓻𝓸𝓶𝓲𝓼𝓮 | GeminiFourth AU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang