Cika | XXIX

222 11 1
                                    

~ 𝓞𝓾𝓻 𝓟𝓻𝓸𝓶𝓲𝓼𝓮 ~

.

.

.

.

.

_______________________

"Gavin, warung saladnya tutup".

Patra mematung saat melihat apa yang dilakukan oleh Gavin dan Fabian saat ini.

"Oih! G-gue gak liat, gue gak liat!!". Patra tergesa-gesa menutup pintu.

Gavin yang melihat hal itu memutar matanya malas, lagi. Selalu saja orang-orang mengganggu momen nya dengan Fabian.

Sementara Fabian, dia memalingkan wajahnya kesana kemari, gak tau mau ngapain. Udah malu banget anaknya, padahal udah berharap tadi.

"Euh! Ngapain Lo tutup pintunya!". Panggil Gavin ke Patra saat dia ingin menutup pintunya.

Mendengar hal itu, Patra segera membuka kembali pintu dan mengintip mereka berdua melalui jejarinya.

"Aman kan nih? Lo berdua kalo mau lanjut bilang aja, gue bisa nunggu". Tanya putra meyakinkan kembali, tapi Gavin menggelengkan kepalanya

"Pat, Lo ngapain di depan pintu gini? Masuk gih".

Pasha, pacar patra datang dari belakang menepuk-nepuk punggung putra. Sontak putra langsung masuk kedalam. Namanya ayang yang minta, masa ditolak.

"Hehe. Gimana aku gak berhenti yank, tadi aku gak sengaja ganggu momen mereka berdua". Ucap Patra sembari menunjuk ke Gavin dan Fabian

Pasha mengerutkan keningnya, dia menggeleng kepalanya. Pasha kemudian berjalan mendekat kearah Fabian yang bingung.

"Hai, kenalin gue Pasha. Lo Fabian kan?". Pasha mengulurkan tangannya, membuat Fabian membalas jabatan tangan itu.

"Iya, Lo...siapanya bang Patra?". Tanya Fabian penasaran

"Oh, gue pacarnya". Fabian kaget setelah mendengar jawaban Pasha, dia melihat kearah Gavin, seolah bertanya f itu benar atau tidak

"Kenalin nih, pacar gue paling gemes sedunia". Ucap Patra mengalungkan tangannya di pinggang Pasha, namun segera ditempisnya

"Oh iya, Gue denger Lo diculik ya? Siapa sih yang berani culik orang gemesin kayak Lo! Ih Vin! Lo nyari cowo kayak dia dimana anjir?! Kok bisa gemes gini?!". Pasha mencubit kedua pipi Fabian yang gembul itu geram, ingin menggigit pipi selembut mochi itu.

"Bang, udah bang". Gavin melepaskan cubitan Pasha dari pipi Fabian. Dilihatnya pipi Fabian yang sudah memerah akibat cubitan itu.

"Emangnya aku gak imut ya sayang?". Patra memasang wajah memelasnya didepan Pasha.

"Gak". Patra cemberut. Gavin menepuk punggung Patra pelan, seakan mengisyaratkan Patra untuk bersabar.

"Btw, gue bawa kue buat Lo. Oh ya, tadi Gavin titip makanan ya? Pat, Mana makanannya?". Tanya Pasha kepada Putra dibelakangnya

"Nieh, tadi Lo nitip makanan sama patra kan? Udah kami beli. Btw saladnya gak ada, soalnya warun yang jual salad dekat sini kagak ada, sorry ya?". Pasha memberikan sebungkus Nasi bakar yang dipesan Gavin tadi. Segera diterima oleh Fabian

"Gak papa...b-bang?". -Fabian

"Panggil bang Pasha aja. Gue lebih tua dari Lo". Fabian tersenyum mengangguk mengerti.

𝓞𝓾𝓻 𝓟𝓻𝓸𝓶𝓲𝓼𝓮 | GeminiFourth AU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang