Dalang | XXV

246 15 1
                                    

~ 𝓞𝓾𝓻 𝓟𝓻𝓸𝓶𝓲𝓼𝓮 ~

...

"FABIAN!!".

Mata Fabian langsung terbuka ketika pintu disampingnya ditendang kuat hingga lepas. Sebuah tangan dingin menarik dirinya kedalam pelukan yang erat. Wangi ini, dia familiar dengan wangi ini. Ini Gavin, pria tercintanya. Fabian membalas pelukan Gavin erat.

"Hiks...Vin...Gavin..".

"Iya Ian? Aku disini, kamu tenang aja okey? Aku gak bakal kemana-mana". Mendengar hal itu, Fabian segera menenangkan dirinya. Menutup matanya perlahan, merasa nyaman di pelukan hangat yang Gavin berikan.

Gavin mengelus pelan rambut Fabian. Setelah dirasa Fabian tenang, dia perlahan menggendong Fabian keluar dari rumah kosong itu.

Samy dan Patra baru saja datang, mereka bergelonjak kaget. Bukan karna Gavin yang menemukan Fabian, tapi Karna 2 tubuh yang sudah terlapisi oleh darah itu tergeletak di ruangan tersebut. Sebuah pisau kecil tergeletak disamping tubuh mereka, sepertinya Gavin hanya membunuh mereka dengan sebuah pisau dan berhasil menciptakan hal ini? Sangat mengerikan menurut Samy. Bau darah segar masih tercium, artinya mereka baru saja terbunuh. Namun, Gavin dengan santai berjalan keluar ruangan itu sambil menggendong Fabian.

"Bersihkan kekacauan ini, sampe bersih. Gue mau ngantar Fabian ke rumah sakit dulu". Ucap Gavin dengan suara serak-nya saat melewati Samy dan Patra yang masih kaget dengan tindakan Gavin. Patra mah sudah biasa, kan sudah ia bilang dia sangat kenal dengan Gavin, bahkan dia sudah tau Gavin terkadang mau saja melakukan hal ini.

"B-bang, ini kita harus ngapain?". Tanya Samy gugup, baru pertama kali dia melihat pemandangan mengerikan didepannya.

"Tenang, gue telpon bawahan gue dulu". Ucap Patra santai sambil mengeluarkan hp nya dan menelpon seseorang. Samy bingung, bisa-bisanya Patra masih bisa sangat dengan hal ini. Mana Gavin buruh buat ngilangin jejak lagi! Emang gak bakal ketahuan apa? Samy gak mau ya dijadikan saksi nanti!

Samy menghela nafasnya kasar, dia mengambil hp nya dan berjalan keluar bangunan, meninggalkan Patra yang masih sibuk menelpon seseorang.


...


"Kita di bar arena. Jadi Patra ikut sama Gavin ngantar Fabian ke rumah sakit?".

"Hmm.. William Aman kok, Lo sans aja. Dah ya". Matteo menutup telponnya setelah bertelponan dengan Samy

"Gimana Teo? Fabian udah ketemu kan?". Ucap Ferdi khawatir, mereka sekarang berada di bar yang disamping toilet tadi.

"Tenang, Fabian udah ketemu, cuman Gavin harus antar kerumah sakit Karna ada luka di tubuhnya. Tapi untuk sekarang kita tenang aja Karna dia udah ketemu". Ferdi menghela nafas lega saat mendengar informasi tersebut, begitu juga William.

"Jadi, kita nyusul ke rumah sakit?". Tanya William, namun Matteo menggeleng

"Kata Gavin kita kerumah aja, besok baru bisa jenguk Fabian, udah kemaleman". Balas Matteo sambil menyeruput es jeruk miliknya.

"Tapi, ntar fabia-".

"APA?!! MEREKA TERBUNUH?!".

Suara teriakan seorang wanita menggema di penjuru bar tersebut. Dia kemudian meminta maaf dan langsung pergi keluar bar. Matteo yang melihat hal itu langsung berdiri dan mengikuti wanita itu perlahan, memaksa Ferdi dan William untuk stay di bar.

𝓞𝓾𝓻 𝓟𝓻𝓸𝓶𝓲𝓼𝓮 | GeminiFourth AU Where stories live. Discover now