An Endless Thirst [4]

609 90 12
                                    

_____________________________

Happy Reading!
_____________________________

"I'm drowning to fall, please save me. Don't leave me."

Peony memberiku cuti sehari setelah khawatir dengan keadaan kemarin. Dia menyuruhku untuk pergi ke dokter dan menanyakan bagaimana solusi atas mimpi burukku yang berkepanjangan.

Alih-alih menuruti ucapannya, aku justru pergi ke pantai Azure Seashell. Sarah mengajakku untuk ikut dengannya. Elion, pacarnya itu juga akan ikut dengan kami.

Pantai ini terletak di perbatasan kota Ricantre dan Brighton. Sehingga, aku tak terlalu jauh menempuh perjalanan dari rumah orang tuaku. Mereka berdua sudah tahu aku akan pergi untuk hari ini. Pulang sebelum gelap terdengar seperti rencana yang bagus agar mereka tak mengkhawatirkanku.

Seharusnya, aku tak menyetujui rencana ini karena sepertinya selama beberapa jam ke depan, dua orang yang sedang kasmaran akan menjadikanku tembus pandang (tak terlihat di mata mereka) karena asyik bermesraan.

"Hei, berjalanlah yang benar atau kalian akan kuikat." Aku menyindir Sarah dan Elion yang sejak tadi terus tertawa bersama sembari berpegangan tangan.

Kami pergi secara terpisah. Sarah dan Elion pergi dari Ricantre dan aku mengendarai mobilku sendiri dari Brighton. Kami memutuskan untuk bertemu langsung di pantai Azure Seashell.

"Ah, sahabatku yang baik," Sarah melepas rangkulannya pada lengan Elion. "Maaf, kami tak akan bermesraan di depanmu."

Kutatap gadis berambut hitam itu dengan aneh. "Hei, aku tidak peduli kalian mau bermesraan atau tidak, tapi cepatlah jalan karena kalian lambat sekali bergerak!"

"Lambat?" Elion menyahut, ia membuka kacamata pantainya. "Siapa yang lambat?"

"Kau." Aku mendengkus. "Tidak ada orang sesabar aku yang menunggu kalian berjalan seperti keong."

Elion justru tertawa kencang mendengar pernyataanku barusan. "Alessa... aku sangat jatuh cinta pada Sarah. Sangat gila sampai aku tidak bisa tidak melihatnya. Kau tau seperti apa cinta itu? Rasa itu akan membuat perutmu terus tergelitik karena sensasinya. Kau akan terus memandangi setiap pergerakannya dengan detail, sampai—"

"Oke stop!" potongku. "Berhenti mengatakan hal menggelikan itu." Ku tutup telingaku dengan dramatis. "Aku anti-romantic."

Mereka berdua tertawa. Sarah lalu melepaskan rangkulannya dari Elion dan berlari menghampiriku. "Ale, kau mau lihat foto-foto yang sempat aku ambil di pantai ini dulu? Aku pernah datang ke pantai itu juga dan aku akan memberi sedikit gambarannya kepadamu."

"Hm." Aku hanya berdehem singkat.

Dia mulai menggulir layar ponselnya, menunjukkan beberapa foto yang sarat akan latar pantai. Dari semua foto yang ditunjukkan, ada sebuah foto yang menarik perhatianku.

"Tunggu," aku menahan tangannya yang hendak menggulir layar. "Ini dimana?" Tunjukku pada sebuah foto pondok minuman kecil yang atapnya diselimuti oleh dedaunan cokelat, bangku-bangku tinggi di depannya, dan beragam botol-botol kaca di belakangnya.

Sangat mirip dengan mimpi yang pernah kualami. Ketika aku menerima Margarita dari Mr. Jeinz dan duduk dengannya di sana.

"Oh, ini Paradise Secret Beach Bar," jawab Sarah. "Ini cukup terkenal di pantai Azure Seashell."

Uh oh, apakah sekarang semua mimpiku akan jadi kenyataan?

----------

𝗗𝗼𝘄𝗻 𝗙𝗼𝗿 𝗟𝗼𝘃𝗲Where stories live. Discover now