Flower in Darkness [3]

276 37 9
                                    

_____________________________

Happy Reading!
_____________________________

"The sun is burning but you're even more dazzling."

Satu bulan kemudian.

 
Breaking News: Kapal penangkap ikan lagi-lagi menjadi korban keganasan laut Red Moon

.

Heboh! Saksi yang selamat mengaku sempat mendengar suara nyanyian di tengah laut sebelum kapal mereka terbalik

.

Koran penyaji berita itu diletakkan kembali ke atas meja oleh seorang gadis bermata hijau yang sedang duduk di sofa. Manik hijau itu beralih atensi pada seorang laki-laki berambut blonde yang baru turun dari lantai dua dan buru-buru mengenakan jaketnya.

"Mau ke mana?" tanya sang gadis bermata hijau. Dia bangkit dari sofa dan menghampiri kakaknya itu yang tak menoleh sedikitpun padanya.

"Seperti biasa."

Gadis itu memutar bola mata. "Selancar lagi? Kau tidak lelah berpetualang? Kenapa kau suka sekali pergi ke pantai hah? Apa tidak ada hal lain yang kau bisa lakukan selain itu, George?"

Lelaki bermanik biru itu mengangkat kepala, ekspresinya datar. "Apapun yang aku lakukan, bukan urusanmu, Angeline. Kalau kau ingin pergi ke pertemuan perdana Hyperion, pergi saja tanpa aku."

Angeline berdecak. "C'mon, kau bisa melakukan sesuatu yang lebih baik daripada ini, George. Ayah mengharapkan kehadiranmu karena hari ini dia berniat memperkenalkanmu sebagai pewarisnya di kelompok Hyperion."

Gerakan George terhenti. Dia mengedip sekali kemudian menatap Angeline serius. "Benarkah?"

Sang adik mengangguk.

"Aku akan hadir kesana setelah pulang dari pantai," putus George.

Angeline memutar bola mata. "Kapan itu? Kau selalu pulang dari pantai setiap senja. Pestanya dimulai sore ini, George."

"Tidak masalah. Aku bisa menyusul."

"George!"

Pekikan Angeline membuat George mengetatkan rahang. Dia mengambil tasnya dari atas meja dengan kasar. "Dengar, aku akan datang, tapi sekarang aku harus pergi. Semua yang kulakukan tidak akan berguna jika aku tidak pergi hari ini. Jadi kau duduk saja dan lakukan urusanmu sendiri, Angeline. Jadilah putri Sea yang selalu dibangga-banggakan oleh Ayah kesayanganmu itu."

Angeline mengepalkan tangan. Belum sempat ia menumpahkan amarah, George pergi dari sana setelah membanting pintu.

----------

"Oh, kau sudah datang?"

George tersenyum lebar. Dia meletakkan tas yang ia bawa setelah menepuk pundak seorang pria berambut keriting dengan kaus putih kumal. "Tentu saja. Aku sudah membayar kapalmu hari ini, Hubert."

Lelaki itu terkekeh. "Aku heran. Kau kan bisa dapat akses mudah ke kapal-kapal investasi Snow. Kenapa memilih kapal kecilku? Aku hanya penangkap ikan biasa. Kau tidak bisa menikmati keindahan laut dari kapalku yang bau amis ini."

𝗗𝗼𝘄𝗻 𝗙𝗼𝗿 𝗟𝗼𝘃𝗲Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt