_____________________________
Happy Reading!
_____________________________"Your traces remain as scent, I search for you like a maniac."
°
Angela membekap mulutnya tak percaya. Dia... peramal yang 10 tahun lalu Angela temui.
"Kau...."
Sang peramal yang masih menggunakan jubah dan topi yang sama, melangkah maju, menyambut Angela dengan senyum ceria. "Angela~ anak yang paling aku tunggu kedatangannya. Akhirnya, kau menemukanku lagi."
Angela mengernyit. Gadis itu maju mendekati sang peramal. "Kau peramal yang waktu itu menyuruh kami mengambil kartu iblis kan?"
Peramal itu tertawa pelan. "Benar."
Mata Angela mengerjap takjub. Gadis itu sampai kehilangan kata-kata. Dia hanya berdiri disana dengan pandangan yang bolak-balik menyisir sekitarnya dan juga penampilan peramal itu.
"Maaf, tapi... siapa nama Anda, Nyonya?" tanya Angela setelahnya.
Sang peramal termangu, kaget dengan pertanyaan tak terduga itu tetapi kemudian dia justru terbahak-bahak.
"Ah Angela~ karena kau berhasil menemuiku lagi secara nyata, bukan lewat mimpi seperti anak yang lainnya, maka aku akan memberitahu namaku padamu." Peramal itu bersedekap dada. Senyum miring tersungging di bibirnya. "Namaku Isadora."
"Isadora," gumam Angela.
"Kau tidak penasaran kenapa aku sangat menunggumu?" tanya sang peramal.
Angela menggeleng polos.
Isadora tersenyum penuh arti. "Kau dan satu anak lainnya memiliki takdir yang sangat menarik bagiku, Angela."
Gadis berambut cokelat itu mengernyit. "Takdir?"
Sekilas ingatan akan masa lalunya di tempat ini kembali membayangi Angela. Ekspresi gadis itu nampak bingung, berusaha menyatukan kepingan-kepingan memori yang telah lama itu.
"Kau mengingatnya?"
"Ah," cetus Angela. Gadis itu langsung muram. "Aku tidak ingat."
"Kau harus berani dalam menghadapi hidupmu, Angela. Jangan menjadi orang yang pemalas dan menghindari urusan-urusan yang merupakan tanggung jawabmu. Hiduplah dengan baik dan berkumpullah dengan teman-temanmu supaya kau tidak harus hidup dalam dekap kegelapan." Isadora menjelaskan. "Kau ingat?"
"Sejujurnya aku hanya mengingat kalimat terakhirnya," terang Angela. "Tentang bagaimana aku harus berteman agar hidupku tidak berada dalam kegelapan. Agar aku tidak kesepian selamanya."
Isadora menaikkan alisnya, tertarik dengan jawaban Angela. Peramal itu hanya diam, membiarkan Angela dengan mata berbinar melanjutkan ucapannya.
"Terima kasih atas nasihatnya dulu, peramal." Angela tersenyum tulus. "Berkat dirimu, aku jadi berusaha lebih keras untuk berteman dengan orang lain. Sekarang, aku sudah punya beberapa teman. Tidak banyak memang, tapi cukup membuatku tidak kesepian lagi."
"Ah, haha~" Isadora membekap mulut, menahan tawa tidak sopan yang meluncur bebas dari mulutnya. Wanita berjubah hitam itu memalingkan wajah sejenak, mengatur napas dan tawanya, lalu menatap Angela dengan tatapan aneh.
"Angela, siapa yang bilang itu nasihat? Aku tidak memberimu nasihat. Itu adalah peringatan."
Angela mengatupkan bibir.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗗𝗼𝘄𝗻 𝗙𝗼𝗿 𝗟𝗼𝘃𝗲 ✔
General FictionKompilasi cerita dark romance. "𝐈𝐧 𝐭𝐡𝐞 𝐫𝐞𝐚𝐥𝐦 𝐰𝐡𝐞𝐫𝐞 𝐥𝐨𝐯𝐞 𝐛𝐞𝐜𝐨𝐦𝐞𝐬 𝐨𝐛𝐬𝐞𝐬𝐬𝐢𝐨𝐧, 𝐰𝐡𝐞𝐫𝐞 𝐥𝐨𝐯𝐞'𝐬 𝐞𝐦𝐛𝐫𝐚𝐜𝐞 𝐭𝐮𝐫𝐧𝐬 𝐢𝐧𝐭𝐨 𝐚 𝐩𝐨𝐬𝐬𝐞𝐬𝐬𝐢𝐯𝐞 𝐠𝐫𝐢𝐩, 𝐞𝐯𝐞𝐧 𝐭𝐡𝐞 𝐬𝐰𝐞𝐞𝐭𝐞𝐬𝐭 𝐟𝐞𝐞𝐥𝐢𝐧𝐠...