The Only Owner For Me [2]

355 62 18
                                    

_____________________________

Happy Reading!
_____________________________

"If I knock your heart, will you let me in? I'll give you the hidden thrill."

⚠️

Sambil menggenggam erat tas sekolahnya, Riley mempercepat langkahnya menuju halte bus. Pagi itu, rutinitas hariannya kembali ia jalani, tapi kali ini entah kenapa ada sesuatu yang berbeda. Lingkungan perumahan yang ia tempati tidak berada di jalan besar, sehingga Riley harus berjalan agak jauh untuk mencapai halte. Biasanya meski sendirian, ia merasa aman, tapi kali ini berulang kali ia melongok ke belakang. Kekhawatiran berlebih membayanginya setelah kejadian tadi malam.

Gadis berambut hitam itu berjalan dengan cepat. Kakinya yang bergesekan dengan aspal menciptakan bunyi yang mendengung di telinga. Kepanikan itu kian nyata ketika ia mendengar langkah kaki di belakangnya, tapi saat ia membalikkan badan, tak ada siapapun disana.

Untung baginya karena begitu sampai di halte, bus baru saja tiba. Riley cepat-cepat naik dan memilih tempat duduk. Manik hitamnya sesekali melirik ke luar jendela, mencari kebenaran apakah perasaan risaunya ini nyata atau hanya fana. Namun, tak ada siapapun di halte itu yang ingin naik bus selain dirinya. Setelah menenangkan hati, dia memasang earphone di telinganya lalu memejamkan mata.

Riley kira ketidaknyamanan di hatinya akan usai begitu ia tiba di sekolah, tapi justru kedatangan Chilla yang tergopoh-gopoh begitu Riley baru saja menjejakkan kaki di dekat gerbang sekolah membuat gadis itu mengernyit heran.

"Kenapa?" tanya Riley.

Chilla memegang lututnya, terengah-engah. "Kenapa kau lama sekali datang? Biasanya kau orang pertama yang datang di kelas."

"Iya. Tadi aku agak terlambat naik bus."

"Sudahlah," sela Chilla. Gadis itu menarik Riley mendekat untuk berbisik di telinganya. "Ada polisi yang datang ke sekolah kita!"

"Hah? Untuk apa?"

"Katanya sih untuk penyelidikan karena terduga utama peracunan massal kemarin itu alumni kita, selain itu karena sekolah kita ini sekolah terdekat dari tempat kejadian perkara."

Riley mengerutkan kening. "Padahal jarak sekolah ini ke sana cukup jauh."

Mereka melangkah menuju kelas sembari memperhatikan sekeliling. Chilla masih mengoceh. Tepat disaat mereka melewati belokan lorong, dua orang polisi berdiri di sana dengan seorang guru. Kedatangan dua siswi itu membuat salah seorang polisi menghampiri mereka.

"Boleh saya bertanya sesuatu?"

Chilla mundur selangkah. Riley menyadari hal itu. Dia mengangkat pandangan. "Menanyakan apa?"

"Saya polisi dari Distrik Altorch. Saat kami menyelidiki tentang mahasiswa yang hilang karena insiden besar di vila kaki Gunung Rosenca, kami menemukan fakta kalau salah satunya adalah alumni sekolah ini." Polisi itu mengeluarkan selembar foto perempuan. "Arashi Grace Starvy. Apa kalian pernah bertemu atau mengenalnya?"

"Dia senior saya di klub. Saya tidak terlalu mengenal dia tapi dari beberapa senior lain, senior Arashi itu bukan orang yang jahat. Dia dikenal humble dan baik hati."

"Anda yakin? Selama kalian bertemu dengannya, apa dia sering menunjukkan perilaku-perilaku aneh? Seperti perilaku tidak biasa yang jarang orang lain lakukan? Misalnya, indikasi bahwa dia adalah psikopat?"

Riley menggeleng. "Saya tidak terlalu dekat dengannya."

"Baik." Polisi menyimpan foto tadi di sakunya kembali. Riley mengamati itu dalam diam hingga di suatu titik ia melontarkan pertanyaan yang selama ini dipendamnya.

𝗗𝗼𝘄𝗻 𝗙𝗼𝗿 𝗟𝗼𝘃𝗲Donde viven las historias. Descúbrelo ahora