An Endless Thirst [Last Part]

770 94 10
                                    

_____________________________

Happy Reading!
_____________________________

"Which place, which time, and which fate attracts me to you?"

7 bulan yang lalu
 
 

Jeffrey POV
 
 
"Kak... bagaimana keadaanmu?"

Beth, adikku satu-satunya. Terakhir aku melihatnya setahun yang lalu. Tiba-tiba saja sekarang dia sudah ada di sampingku.

“Kenapa aku ada disini?”

Adikku memalingkan wajahnya. Matanya terlihat tak fokus memindai sekitar.

Saat aku bangun, yang kulihat adalah dinding khas rumah sakit dengan aroma obat-obatan yang kubenci. Infus tertancap di tanganku, perban steril menempel di jidatku, dan kaki kananku yang tak bisa digerakkan.

“Beth?”

“Kau… ditabrak mobil.”

Ah, iya. Aku lupa kalau aku melompat ke depan mobil Alessa begitu melihat mobil itu lewat. Yang kupikirkan saat itu hanyalah Alessa akan pergi dari Brighton. Dugaan itu cukup mengacaukan kewarasanku.

“Dimana dia?” tanyaku.

“Siapa?”

“Orang yang menabrakku.” Kutatap Beth tajam. “Alessa Grey. Dimana dia?”

“Kak….”

“Kau membiarkannya pergi?” Aku mengernyitkan alis. Namun, jauh di dalam diriku, jantungku berdetak tak karuan. Bisa-bisanya dia tak ada di sampingku saat aku membuka mata?

“Dia sudah bertanggung jawab, Kak. Dia sudah membayar biaya pengobatanmu meski aku bilang tidak perlu.” Beth mendekatiku, ia menggenggam pinggiran ranjang dengan erat.

“Bertanggung jawab apanya?” Tawa sinis meluncur dari mulutku. “Jika dia bertanggung jawab, seharusnya dia ada disini sekarang.”

“Tidak ada orang yang mau seruangan dengan stalker-nya.”

Jawaban Beth membuatku termangu. Dia menyentuh tanganku lembut, tapi aku segera menarik tanganku. Nampaknya, dia cukup kecewa karena perlakuanku.

“Kau menguntitnya kan?” Beth bertanya setelah kami sempat terpaku dalam hening beberapa saat. “Kenapa kau menguntit, Kak? Itu melanggar hukum. Kau bisa dipenjara. Untung dia tidak jadi melaporkanmu.”

“Apa pedulimu padaku?”

Beth tercengang.

“Kau bahkan meninggalkanku karena cinta-cinta yang kau bilang itu.” Aku melanjutkan, “sekarang giliranku untuk mendapatkan cinta, kau melarangku?”

“Kak, aku minta maaf kalau kau masih kesal karena aku harus ikut suamiku pindah setelah menikah.” Mata Beth mulai berkaca-kaca. “Tapi kau tidak boleh menguntit orang. Cinta bukan seperti itu, Kak. Jika dia tidak mencintaimu, kau harus menerima fakta itu.”

“Alessa mencintaiku,” tandasku. “Jika tidak, kenapa dia datang ke mimpiku? Dia datang ke restoranku dan bahkan setelah dia tahu aku menguntitnya, dia masih membeli makanan dari J’sfood.”

“Kak… itu cuma mimpi. Semua orang tak bisa mengendalikan mimpinya.”

“Aku bisa.”

Selaanku membuat Beth terdiam. Dia mengerjap bingung lalu menarik napas panjang. “Kak, lupakan saja semuanya. Aku dan suamiku akan tinggal bersamamu mulai saat ini. Kau tidak akan kesepian lagi.”

𝗗𝗼𝘄𝗻 𝗙𝗼𝗿 𝗟𝗼𝘃𝗲Where stories live. Discover now