Monster Lives Forever [3]

384 54 4
                                    

_____________________________

Happy Reading!
_____________________________

"I'll horribly steal your heart and dominate you."

°

"Berdasarkan ceritamu, temanmu itu sering menang karena dia menggunakan lagu Red Sun sementara kau menggunakan lagu Brandon Evans?" Helios menyimpulkan. Lelaki transparan itu duduk di atas lemari pakaian Queensha dengan santai. Satu kakinya ditekuk sementara yang satunya lagi menjuntai ke bawah.

Queensha yang sedang berbaring di ranjang hanya menggoyang-goyangkan kakinya yang ia tempelkan di dinding. "Well, Helios... Alexa memang setalenta itu. Dia sudah menari sejak umur 10 tahun. Kurasa dia yang paling pantas lolos di antara kami."

"Kenapa kau sangat pesimis sekali. Namamu Queen, tapi tingkat kepercayaan dirimu rendah sekali." Helios berdecak. "Kalau begitu, kau gunakan saja lagu Red Sun untuk final. Kulihat tadi kau dipuji."

"Aku dipuji karena kau membantuku, bukan karena lagunya."

Helios terkekeh rendah. "Tapi kulihat juri senang karena irama tubuhmu cocok dengan alunan musik Red Sun. Gunakan saja musik darinya untuk finalmu."

"Tapi lagu Red Sun itu-"

"Queen...," potong Helios. "Obey me."

Diam-diam Queensha mengigit bibir sebal. "Oke!"

Helios tersenyum puas. "Good. Sekarang, aku akan mengajarkanmu sedikit tentang tarian dan musik yang ku ketahui."

"Wait." Queensha mengernyit. "Kau juga tahu tentang musik? Tunggu, memangnya dulu pekerjaanmu apa? Maksudku saat kau belum ...." Queensha bingung untuk melanjutkan kata-kata.

Lelaki itu menahan tawa. "Aku dancer. Aku juga tau sedikit tentang musik."

"Oh, begitu...."

"Kau tahu kan kalau saat kau menari, kau itu bukan hanya menggerakkan tubuhmu. Kau juga harus menyampaikan emosi dan menampilkan pesan yang mau kau sampaikan, Queen." Helios turun dari atas lemari dan ikut berbaring di sebelah gadis itu. "

"Itu memang menjadi dasarnya kan? Aku pernah melatih pendengaran ritme di awal-awal supaya aku jadi lebih peka." Queensha menjawab santai. "Berarti saat kita menari, pentingnya ritme itu tergantung pada genre musik?"

Helios tertawa. "Tentu saja. Apalagi kalau kau menari dengan jenis yang berbeda. Saat kau menarikan tarian kontemporer atau tarian urban, keduanya punya elemen ritme yang berbeda."

"Berarti saat aku menari sendirian dengan menari bersama grup pun juga berbeda?"

Helios mengangguk. "Iya. Saat kau menari sendirian, kau bisa bebas mengeksplor ritme dan menyesuaikan ritme itu dengan gayamu sendiri. Istilahnya, kau bisa bebas mengeskpresikan gayamu sendiri. Kalau kau menari dalam grup, kau harus melatih sinkronisasi dan juga kolaboratif. Kau dan grupmu harus berlatih lebih intens lagi supaya menyamakan ritme kalian."

"Ah, begitu." Queensha memandang lelaki itu takjub. "Wah, Helios. Kau pasti sangat berbakat saat kau masih hidup."

Helios hanya terkekeh.

"Aku serius." Queensha mendudukkan dirinya, menatap lelaki yang sedang terbaring itu. "Kalau kau ada di depanku sekarang dalam wujud nyatamu, mungkin aku akan memelukmu."

Helios tercengang. Queensha yang menyadari ucapannya barusan juga terkejut. Gadis itu buru-buru meringkuk di balik selimut dan menyembunyikan dirinya. Melihat tingkahnya, Helios hanya bisa terbahak-bahak. Queensha itu~ sungguh membuatnya terus tertawa.

𝗗𝗼𝘄𝗻 𝗙𝗼𝗿 𝗟𝗼𝘃𝗲Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang