LS 8. Menyukaimu Tanpa 'Tapi'

2.3K 570 198
                                    

"Hari ini tidak akan pernah sama, besok sudah ada ceritanya sendiri, jika hari ini kita mungkin duduk bersama, belum tentu besok akan seperti ini lagi, bisa jadi kita berdiri di sisi yang berseberangan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Hari ini tidak akan pernah sama, besok sudah ada ceritanya sendiri, jika hari ini kita mungkin duduk bersama, belum tentu besok akan seperti ini lagi, bisa jadi kita berdiri di sisi yang berseberangan." _Ayla Amanina Syifa

♐♐♐

  Arsenio tampak kesal melonggarkan ikatan dasinya ia melangkah keluar dari ruang sidang komite disiplin dan berjalan menyusuri koridor, meninggalkan Verro dan Bastian yang sibuk bermain game di pojokan kelas. Sementara Archer sudah diseret pulang oleh Papanya usai ketahuan dirinya yang melukai Aruna hingga tetanus. Mereka kabarnya sedang menjenguk gadis itu di rumah sakit.

   Jujur ia sendiri sangat terkejut saat tahu kabar tersebut, namun bukan itu masalahnya sekarang, Arsenio masih kesal karena kenapa harus papanya yang datang ke sidang komite disiplin, kenapa bukan mamanya saja? Dan gara-gara itu pula uang jajan Nio terancam dipangkas oleh sang Papa. Ia yang sedang ovt nggak jelas bermaksud mencari angin di rooftop, tempat biasanya dia dan anggota inti geng Cronus yang lain membolos dari jam pelajaran dan menghisap rokoknya di sana.

    "Padahal kerugian kantin juga udah gue talangin!" gerutu Arsenio menarik sebatang rokok dari kotaknya di dalam saku dengan sekali petik ia menyulutkan mancis ke ujung batang tersebut. Lantas melanjutkan langkah berjalan menepi ke pagar roof top, dari atas ketinggian ini ia melihat kelas lain di bawah sana sedang ada pelajaran olahraga.

   Angin sepoi di atas roof top membelai pelan rambut Arsenio dan juga menerbangkan abu rokok miliknya. Ia menghela nafas dalam-dalam menikmati terik matahari yang mulai terasa menyengat.

   Ia membuka hp nya dan mengirimkan pesan di grup WA geng Cronus yang beranggotakan lebih dari 100 orang itu.

   "Ntar malem, nge-race, dua kemenangan lagi maka geng kita akan dikenang sebegai legenda!" tulisnya dalam pesan di grup chat tersebut. Dan tak lama kemudian grup geng Cronus menjadi ramai oleh topik yang ia usung barusan. Arsenio sedang malas membalas keributan mereka ia memilih mengantongi hp nya dan meneruskan acara merokoknya.

   Sudah beberapa menit Arsenio di atas roof top, ini adalah batang kedua rokoknya yang akan ia hisap, begitu akan menyalakan kembali mancisnya, benda tersebut malah jatuh ke lantai bawah di tepi halaman olahraga.

   "Sial!! Pakai jatuh pula!" makinya ia buru-buru menyembunyikan diri ke balik pagar roof top begitu guru PJOK di bawah sana menemukan mancis nya yang baru saja terjatuh. Pria perut buncit guru olahraga tersebut tampak memungut mancis kuning yang jatuh tidak jauh dari kakinya itu, beliau segera mendongak kan kepalanya untuk melihat siapa yang menjatuhkan benda terlarang yang dibawa ke sekolah itu.

Tentu saja Arsenio sedang tidak ingin cari masalah lagi, sebab baru beberapa menit yang lalu ia selesai mengikuti sidang komite disiplin. Ia lebih baik bersembunyi daripada diadukan ke guru BK.

Lock Screen (TELAH TERBIT) Where stories live. Discover now