LS 17. Kata Hati vs Intuisi

1.7K 449 223
                                    

"Kalau bisa memilih, aku juga tidak ingin terlahir dari keluarga miskin

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kalau bisa memilih, aku juga tidak ingin terlahir dari keluarga miskin." _Ayla Amanina Syifa

♐♐♐

Saat ini di ruang jurnalistik, begitu Aruna masuk sambil membawa hasil rekaman wawancara nya dengan Archer untuk rubrik profil dan tokoh di blog sekolah, seluruh kontributor yang ada di ruangan itu termasuk Arsenia menyambutnya dengan antusias, pasalnya hanya Archer atlet di Smapers yang paling sulit untuk diwawancarai.

"Gimana Una? Berhasil?" tanya Clara was-was. Aruna mengangguk ragu, sampai Pemred memanggil ke mejanya.

"Ya sudah hasil wawancara bisa kita evaluasi sekarang, setelah proses kurasi langsung kita post saja di blog, karena pasti banyak yang sudah menunggu profil Archer di muat sejak lama," ujar sang Pemred.

"Ta-tapi..." ucap Aruna dengan raut wajah memerah.

"Ada apa Una?" tanya wakil Pemred.

"Apa bisa saya mengeditnya lebih dulu, ka-karena tadi sempat ada obrolan pribadi yang sebenarnya tidak boleh ikut terekam," jawabnya malu-malu.

"Archer nembak lo?" sahut Clara cepat.

"Eng... Enggak bu-bukan begitu." Melihat Aruna yang panik dan gugup, Arsenia sang sahabat dengan gemas segera merebut hp Aruna dan langsung memutar rekaman suara ketika cewek itu mewawancarai Archer.

Aruna sudah bersikeras merebut kembali hp itu dari Clara, namun bukan kembaran Arsenio namanya kalau semakin di larang tidak semakin ngeyel. Hingga tiba di detik Archer mengatakan perasaannya pada Aruna suara itu dengan jelas terdengar dan seisi ruang jurnalistik menjadi heboh, termasuk Pemred dan  wakilnya.

"Ciyeee Arunnaaa..." goda mereka, membuat Aruna salah tingkah dan mematikan rekaman itu.

"Pantesan waktu itu Archer marah-marah, pas foto kamu kesebar, tahunya ada cabe di dalam bakwan," goda Pemred.

Seisi ruang jurnalistik tampak ikut bahagia atas kabar jadiannya Aruna dengan Archer salah satu atlet kebanggaan sekolah itu, hanya satu kontributor di ruang jurnalistik yang tampak terdiam di mejanya.

Aku juga ingin masa remaja ku berwarna seperti mereka, bisa menunjukkan rasa suka pada orang yang disukai. Tapi apa?

Aku hanyalah pungguk merindukan bulan. Harapan ku terlalu tinggi, sampai-sampai aku merasa sakit ketika dihempaskan oleh kenyataan.

Kalau bisa memilih, aku tidak ingin terlahir miskin seperti ini, aku ingin terlahir seperti mereka, dan...

Dan Arsenio...

Kenapa harus Arsenio orang yang aku suka? Kenapa harus Arsenio?

Sakit sekali melihatnya...

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Lock Screen (TELAH TERBIT) Where stories live. Discover now