LS 19. Different Way

2.2K 482 291
                                    

"Biar tidak ada yang berani mengusik mu

اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.

"Biar tidak ada yang berani mengusik mu." Archer Firdaus

♐♐♐

Saat ini Aruna dan Archer tengah berada dalam mobilnya, sengaja Archer tak membawa motor, karena rok panjang Aruna tentu saja tidak memungkinkan untuk berada dalam boncengannya. Cowok itu tengah bersenandung kecil yang Aruna bahkan tidak tahu lagu apa yang sedang dinyanyikan oleh Archer.

Sementara Aruna yang duduk kikuk di sebelah cowok itu matanya sedang tertuju pada buku jari telunjuk Archer yang terlihat terluka.

"Itu buku jarinya kenapa kok bisa terluka?" tunjuk Aruna, kearah buku jari telunjuk Archer.

"Mana? Oh ini? Udah biasa, waktu nocking gesekan sama mata panah jadinya luka kaya gini," sahut Archer menunjukkan lukanya ke hadapan Aruna.

"Di plester boleh?" tanya Aruna ragu.

"Boleh aja sih." Mendengar jawaban Archer, Aruna segera mengambil plester luka dari dalam tasnya, plester kuning bergambar irisan telur perlahan ia tempelkan dengan hati-hati ke buku jari telunjuk Archer.

"Jangan terlalu rapat ya Una, soalnya kalau terlalu ketat juga plesternya nanti aku kesulitan waktu mau nocking," pinta Archer, cewek itu mengangguk mengerti.

"Kalau yang manggil gue Una temen-temen rasanya biasa aja, tapi kalau yang manggil Una itu lo, kok rasanya agak gimana gitu ya," kata Aruna kemudian.

"Gimananya, gimana?" tanya Archer penasaran.

"Ehm agak aneh aja dengernya, karena kan dulu lo manggil guenya maniak masker," kata Aruna meraih masker diatas dashboard lantas memakainya.

"Kan waktu itu belum suka."

"Kok kayanya gampang banget sih buat lo ngomong suka gitu, emang udah kebiasaan? Karena saking seringnya ngomong suka sama cewek?"

"Nggak baru lo doang yang denger gue bilang suka kaya gini, bukan kebiasaan juga sih, tapi mencoba membiasakan karena nanti kita adalah partner seumur hidup, bukankah begitu?" seketika kedua lutut Aruna serasa berubah menjadi jelly mendengar ucapan Archer barusan meleyot-leyot karenanya.

"Kenapa nggak percaya?"

"Percaya kok percaya," sahut Aruna cepat membuang mukanya kearah lain disisi jendela mobil, demi mengurangi salah tingkahnya.

"Kok diem, kalau nggak percaya gue bisa ngasih saksi ke lo!"

"Saksi?"

"Ya ratusan anggota geng Cronus adalah saksi, kalau gue bahkan nggak pernah deket sama cewek sebelumnya!" Aruna tersenyum tipis di balik maskernya.

"Btw, kaya ada yang beda pagi ini, tadi sebelum pakai masker, lo kaya lebih cantik dari sebelumnya, apa ya yang beda," kata Archer membuat Aruna semakin tersipu, mungkin karena lip ice tadi begitu pikirnya.

"Semalam nyokapnya Ayla nelpon kenapa?"

"Oh iya, itu katanya Ayla belum pulang."

"Selarut itu?!" tanya Archer yang angannypa langsung tertuju ke malam di mana mereka menemukan Ayla di lintasan tengah di jebak oleh Drake.

♐♐♐

Setiba di sekolah Archer yang baru saja tiba di parkiran sekolah bersama Aruna, langsung di sambut oleh Verro dan Bastian, setelah mengucapkan salam pada Aruna dengan gaya manisnya mereka berdua buru-buru menarik Archer menjauh dari Aruna ketiga anggota inti Geng Cronus itu terlibat obrolan yang sangat serius, sementara Aruna berlalu cepat meninggalkan area parkir sebelum banyak murid menyadari kedatangannya pagi ini yang semobil dengan Archer.

"Gawat, ada yang masang berita di papan pengumuman, fotonya Arsenio, Ayla dan Drake," ucap Verro menunjukkan selebaran kertas itu pada Archer.

"Bagus lah kalau udah lo ambil dari papan pengumuman, sudah banyak yang lihat?!" Archer menyahut kertas tadi dan membaca apa yang tertulis di sana.

"Kayanya belum, ini tadi gue dapat dari anggota Geng Cronus yang berangkat pagi-pagi karena mau latihan jadi petugas upacara hari senin," jawab Verro.

"Siapa?"

"Betrand!" Bastian yang menjawab.

"Yang temennya Ayla itu?"

"Hooh..."

"Arsenio udah tahu soal ini?"

Bastian dan Verro kompak menggeleng. Di saat yang sama sosok yang sedang jadi perbincangan itu tiba, Arsenio bersama motor kesayangannya memasuki area parkir. Lelaki berjaket kulit hitam berlogo lion head itu tampak membuka helm full face nya. Raut wajahnya yang dingin dan tidak bersahabat itu entah kenapa masih saja menjadi bahan kekaguman para siswi.

Arsenio mencabut kontak motornya dan meletakkan helmnya diatas tanki motor, ia berjalan menghampiri ketiga sahabatnya. Aura Arsenio yang sekarang terlihat begitu berbeda, dingin dan untouchable, ditambah lagi model rambut terbarunya yang undercut itu membuat nya semakin dark saja.

"Nio..." sapa Archer yang menyambut kedatangan sang ketua.

"Ayla dan lo masuk di papan pengumuman, black hacker itu ungkap rahasia kalian bersama Drake." Bastian buka suara.

Arsenio terdiam, ia bahkan tidak tertarik untuk melihat berita di lembaran kertas yang di bawa Archer.

"Nanti malam party, sampaikan ini keseluruh anggota geng Cronus!" ucap Arsenio tanpa membahas soal Ayla sedikitpun.

"Arsenio!! Lo bakal kena kasus kalau saja kertas ini nggak kita ambil lebih dulu!!" tegas Archer.

"Ada yang bisa ngeluarin gue dari sekolah ini?!" ucapnya begitu dingin.

"Oke lo aman! Tapi Ayla?!" sahut Bastian.

اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.



Lock Screen (TELAH TERBIT) حيث تعيش القصص. اكتشف الآن