LS 23. Ternyata Black Hacker Itu

2.1K 495 189
                                    

"Ternyata yang berpotensi membuat luka terbesar dalam hidup adalah orang terdekat kita sendiri

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.

"Ternyata yang berpotensi membuat luka terbesar dalam hidup adalah orang terdekat kita sendiri." Aruna Badra

♐♐♐

Sementara itu, Arsenio yang tengah motoran sendirian malam ini karena para anggota geng Cronus yang lain sedang sibuk tampak menghentikan laju motornya di depan rumah sederhana yang lampu terasnya berwarna kuning. Ia turun dari motornya, melepas helmnya dan berjalan menuju arah pintu, pintu kayu bercat coklat tua di rumah Ayla.

"Selamat malam, Assalamualaikum..." salamnya sambil mengetuk pintu. Tidak lama kemudian pintu terbuka dan munculah Akbar, adik laki-laki dari Ayla.

"Oh Abang yang kejedot kusen pintu waktu itu kan?" sapanya ramah lantas mempersilakan Arsenio untuk masuk.

"Pak, Bu... Ada Abang yang temennya Kak Ayla waktu itu," serunya dari ruang tamu memanggil kedua orang tuanya.

Bu Ratri dan Pak Hadi muncul dari arah ruang tengah, dan menyalami Arsenio mempersilakan cowok itu untuk duduk.

"Maaf malam-malam ke sini Om," ucapnya.

"Tidak apa-apa, kalau boleh tahu ada perlu apa ya datang ke rumah Ayla?" tanya nya.

"Sebenarnya ini soal Ayla, hari-hari terakhir sebelum dia menghilang saya dan Ayla sedang marahan, dan saya sangat menyesal meninggalkan dia sendirian beraktivitas di sekolah," kenangnya.

"Kalian pacaran?" sahut Akbar. Arsenio agak kaget mendengar sahutan adik Ayla, memang dirinya dan Ayla tidak berpacaran tapi sudah sangat lama ia menyukai cewek itu.

"Ehm itu..."

"Kamu juga tidak tahu kemana dia kira-kira perginya?" tanya Bu Ratri memotong.

"Maaf saya tidak tahu Tante, kedatangan saya kesini justru ingin mencari tahu, mungkin ada petunjuk kemana pergi nya Ayla dari barang-barang milik dia," ucapnya.

"Kalau dirasa itu penting silakan, silakan cek barang-barang Ayla di kamarnya," pinta Pak Hadi.

"Mari Bang, Akbar anterin ke kamar Kakak," tukas Akbar menyimpan hpnya dan mengajak Arsenio menuju kamar Ayla.

Kini Arsenio memasuki kamar sempit Ayla, menurutnya sangat sempit bahkan kamar ART di rumahnya jauh lebih layak dibanding kamar Ayla, tapi ia melihat sisi lain dari cewek itu, kamar sempit ini semua barang-barangnya tertata rapi, begitu teroganisir sehingga mudah menemukan sesuatu.

"Akbar tinggal dulu ya Bang, kalau butuh apa-apa tinggal panggil Akbar di depan, mau nonton TV," pamitnya.

"Oh iya-iya silakan, makasih ya."

Arsenio berjalan menuju meja belajar Ayla ia melihat ada kotak gift berwarna biru tua di sana, tapi ia abaikan saja, dan segera membuka nakas meja tersebut, saat itu matanya tertuju pada buku harian Ayla yang berwarna pink dengan gambar bunga-bunga. Ia mengambil buku itu dan duduk di kasur Ayla yang langsung lesehan di lantai, ia mulai menyelidiki insiden ini dari catatan harian Ayla tersebut. Arsenio segera menuju lembar pertama buku harian tersebut.

Lock Screen (TELAH TERBIT) Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora