Alive

66 9 0
                                    

⚠️Budayakan vote sebelum membaca dan komen setelah membaca⚠️


"Ji...,"

Hyunjin meletakkan segelas jus diatas nakas dekat tempat tidur Yeji. Yeji seperti biasa, kegiatannya hanya menatap langit di luar jendela. Wajah lebih lelah dan pucat dari sebelumnya. Hyunjin pun teringat semalam Beomgyu pulang dini hari dengan badan bau alkohol. Tidak ingin menyalahkannya, Hyunjin tau semua terasa berat bagi pria itu. Hyunjin sendiri menyaksikan bagaimana Yeji tidak mengidahkan kehadiran Beomgyu. Beberapa waktu terakhir terutama setelah mereka liburan ke Jepang, yang Hyunjin tau Yeji sangat dimabuk cinta dengan Beomgyu. Namun mengetahui hubungan mereka yang palsu sejak awal pernikahan, Hyunjin pun bingung...apa perasaan Yeji yang sebenarnya.

"Langit tidak akan kemana-mana. Walau tidak bisa diraih, tapi dia ada disana, Ji...,"Hyunjin mengusap-usap rambut Yeji dengan lembut.

"Kamu bisa menatap langit setiap waktu tapi jangan lupakan bumi yang selalu memberikanmu tempat berpijak, berlindung...yang memberikanmu udara untuk bernafas...,"lanjutnya.

"Beomgyu...,"Hyunjin tersenyum tipis sambil memperhatikan paras kesayangannya.

Yeji menitikkan setetes airmata yang membuat Hyunjin terkejut. Namun Hyunjin mencoba tenang. Mungkinkah Yeji sepanjang hari pun memikirkan Beomgyu?

"Aku mencoba melihatnya...,"ucap Yeji dengan suara yang serak.

"Namun hatiku sangat sakit...,"Yeji mengucapkannya dengan sangat berat. Dadanya serasa jatuh ketika ia menyuarkan perasaan hatinya. Hyunjin mendekap Yeji yang semakin hari semakin kurus dan lingkaran hitam tanda kurang tidur mulai menghiasi wajahnya. Pria bersurai panjang itu hanya memberikan ketenangan dengan mengusap punggung gadis yang sangat penting dalam hidupnya itu.

"Setiap melihatnya aku teringat senyumnya...tawanya...yang hilang karena semua ini...,"tangis Yeji pecah dipelukan Hyunjin.

"Semua terasa indah...namun sekarang aku hidup dalam bencana itu...kami berdua...setiap melihatnya...aku melihat masa lalu yang sangat indah namun menyakitkan...,"isak Yeji.

"Ji...sekarang Beomgyu hanya memilikimu, sampai kapan pun...begitu juga denganmu...kalian harus bangkit dan mengulang semua dari awal lagi,"

Hyunjin terdiam saat tiba-tiba Yeji senyap. Hyunjin pun menjauhkan wajahnya dari Yeji untuk melihat wajah Yeji. Yeji tertidur. 

Tidak. Yeji bukan tertidur karena memang sudah waktunya. Hyunjin terkejut melihat genggaman tangan Yeji yang terbuka. Ada beberapa butir obat penenang dan obat tidur. Hyunjin dengan cepat memeriksa Yeji, mengguncang-guncang tubuh Yeji. Tidak heran wajah gadis itu sangat pucat hari ini.

"Ji? Ji jangan bilang...,"Hyunjin mencoba membangunkan Yeji dengan sangat panik.

"Hwang Yeji?!!!"Hyunjin menampar-nampar pipi Yeji dengan pelan namun Yeji benar-benar tidak sadarkan diri.

Mendengar teriakan Hyunjin, mama Seulgi pun masuk ke kamar. 

"Hyunjin, kenapa? Hah? Yeji kenapa?!"Seulgi terkejut melihat Yeji sudah terkulai lemas digendongan Hyunjin.

"Kita harus ke rumah sakit, Ma!"

Seulgi pun cepat-cepat mengejar Hyunjin yang sudah berlari duluan keluar menggendong Yeji. 

"Ma tolong hubungi Beomgyu,"ucap Hyunjin sambil menyetir mobil. Yeji tidur dipangkuan Seulgi. Perempuan paruh baya yang masih sangat cantik itu pun mengeluarkan hp-nya dari saku namun ia tersadar bahwa ia tidak membawa hp. Gawai canggih itu tertinggal di nakas dekat televisi. 

Stuck With U [BEOMGYU YEJI]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant