Final

219 7 36
                                    

Bunyi sirine ambulans menggema ditelinga Hwang Hyunjin, seorang laki-laki yang tidak pernah membayangkan mimpi buruk ini terjadi. Disaat langkah kakinya yang berlari terhenti di depan sebuah pintu apartemen yang telah didatangi oleh tetangga-tetangga di lantai yang sama, tubuh bongsor itu tertatih berjalan mendekati dua orang yang begitu dikenalnya. Netranya tertuju pada genangan darah pekat yang masih segar. Seorang pria berkemeja putih yang dipenuhi bercak kemerahan masih menundukkan wajahnya sambil menopang tubuh lemah yang terkulai dipelukannya. Menangis namun tidak bersuara. Bahkan Hyunjin tidak paham apa yang sudah terjadi.

"Yeji!!! Yeji!!!"Hyunjin tertunduk dihadapan kedua orang itu hingga Beomgyu mendongakkan kepalanya, matanya memerah dan wajahnya terlihat kacau. Hyunjin tidak mempedulikannya. Dia langsung memeluk Yeji erat.

"Yeji....apa yang terjadi Yejiii....,"isak Hyunjin. Tangisnya langsung pecah. Suaranya penuh dengan ketakutan. Tangan Hyunjin menemui pergelangan tangan Yeji yang tersayat begitu dalam. Hatinya sakit.

Belum sempat Hyunjin menarik kerah baju Beomgyu, polisi sudah datang.

"Tolong menyingkir, jangan sampai ada yang menyentuh pisau sebagai barang bukti!"

Hyunjin tidak ingat lagi apa yang terjadi setelahnya. Yang dia ingat hanya dirinya yang tidak henti menatap gadis yang sangat disayanginya itu. Gadis yang menjadi cinta pertamanya. Gadis yang dia anggap sebagai adik kesayangannya. Satu-satunya wanita yang paling dia pedulikan setelah ibunya. Lalu hiruk pikuk setelahnya, dan tangisan mommy-nya, Suzy yang baru tiba dengan Miyeon kakak iparnya, hanya itu. Kemudian dia berbalik dan mendapati sosok Beomgyu yang berdiri dengan pakaian penuh darah, tatapan yang sendu seolah tidak bernyawa, dan wajah penuh kebingungan seakan dia belum sadar dengan apa yang sedang terjadi.

*

*

"Seperti yang kalian ketahui, sejak dari apartemen itu dia sudah tidak bernyawa lagi...saya butuh keterangan dari sang suami atas apa yang telah terjadi. Apa saya bisa menemuinya?"tanya polisi yang bertanggung jawab menangani kasus ini. Hyunjin tidak menjawab. Tubuhnya ambuk ke lantai lalu tinjunya mengepal dan memukul-mukul lantai tersebut.

"Hiks...,"bahkan suaranya masih tertahan. Ia bersiap meledak saat Jun berlutut, mencoba menguatkan adiknya. 

"Yeji....Yeji kak...kenapa dia seperti itu...,"Hyunjin hanya menurut lemah ketika Jun menariknya ke dalam pelukan. Setelah itu tangisannya melolong. Teriakannya memenuhi ruangan tersebut. Bahkan Suzy saja sudah pingsan sejak mendengar kabar buruk itu. Entah apa yang harus mereka katakan pada Seulgi kelak. Anak semata wayang yang sayang mereka sayangi itu telah tiada.

Sementara itu di tempat lain, Beomgyu hanya menatap tag nama polisi yang mengintrogasinya dengan kosong. Pikirannya tidak di tempat. Bahkan sejak tadi entah melayang kemana. Kosong. Hanya itu yang dia rasakan. Seakan robot yang rusak, Beomgyu tidak dapat mendengar maupun berpikir lagi. Hingga sebuah hentakan keras dimeja oleh telapak tangan sang polisi menyadarkannya.

"APA KAU MENDENGAR?!!!!"

Manik bulat itu pun beranjak menatap netra sang polisi. Pupilnya bergetar menatap pria berseragam di depannya. Bukan, bukan takut karena orang itu polisi. Tapi dia mulai menyadari apa yang sudah terjadi sejak mendengar hentakan itu.

Seakan tidak mempedulikan panggilan sang polisi, Beomgyu berlari keluar. Mencari-cari keberadaan Yeji. Hingga langkahnya berhenti di sebuah ruangan yang tertutup diujung lorong unit emergency ini. Tempat dimana pasien yang sekarat ditangani. Tangannya gemetaran membuka pintu itu.

Dunianya hancur saat melihat sosok diatas tempat tidur sudah tertutup selimut putih hingga ke ujung kepalanya. 

"Sayang...,"

Stuck With U [BEOMGYU YEJI]Where stories live. Discover now