Butuh Waktu - End

71 9 9
                                    

Aku lupa kasih tau...ini chapter terakhir ^_^

So please kasih kesan kalian tentang ff ini yaa~









Beomgyu menatap kamar yang sekarang terasa kosong baginya. Tidak, beberapa benda masih disana. Hanya saja, orang yang menempati kamar ini, pergi.

Bukan hanya Yeji, Beomgyu pun meninggalkan apartemen yang sudah mereka tinggali selama ini. Tinggal disini sendirian hanya akan menggerogoti hati Beomgyu yang sudah sangat rapuh. Ingatannya tentang hari-hari yang dulu, dimana saat terbangun hanya wajah dan kehangatan tubuh Yeji yang menyambutnya, saat sedang sibuk belajar masing-masing yang walau saling diam tapi mereka merasa tenang dengan kehadiran satu sama lain, waktu mereka bercengkrama bahkan bergelut satu sama lain di sofa depan televisi, saat mereka memasak bersama dan makan dengan penuh suka cita, disaat mereka membersihkan apartemen ini di hari libur lalu setelahnya mereka akan keluar untuk refreshing di mall. Dan kamar bayi yang direnggut paksa oleh takdir...Beomgyu menatap sendu pada kamar itu, posisi barang-barang yang masih sama lalu album perjalanan kehamilan yang terletak di atas nakas.

Beomgyu mengambil album itu, membuka dari halaman awal dimana 2 strip test pack dengan 2 garis yang menyelamatkan hubungan mereka dipajang. Lalu halaman kedua dimana foto USG pertama ketika masih terlihat seperti titik kecil masih tetap disimpan oleh mereka berdua hingga halaman-halaman berikutnya perjalanan foto USG bayi itu...dan terakhir wajahnya yang terlihat jelas di kamera. Beomgyu menangkupkan album itu diwajahnya. Badannya terduduk dilantai, tak lama tangisnya pecah.

Berapa banyak menangis.

Berapa lama berduka.

Berapa sulit untuknya bangkit, Beomgyu sudah tidak tau lagi apa yang akan menyambutnya di hari esok.

Di hari ketika ia terbangun, tidak ada sosok Yeji dimana-mana.

Di hari ketika ia membuka mata, ia harus langsung mengikhlaskan takdirnya.

"Kau sudah menjadi orang yang kuat. Aku salut. Kau yang duluan beranjak dewasa dibanding kita semua,"

Kata-kata Yeonjun terngiang-ngiang dibenak Beomgyu.

Jika untuk menjadi dewasa dia harus melewati ini semua, lebih baik dia menjadi seorang peter pan yang tidak akan beranjak dewasa. Lantas apa semua orang harus mengalami ujian seberat ini? Yang Beomgyu tau, banyak orang tumbuh dewasa hanya dengan masalah-masalah klise dalam kehidupan. Bukan duka dan tragedi yang mengasahnya menjadi dewasa. Kenapa Beomgyu harus mengalami ini? 

Harta?

Takdir seorang anak golden spoon?

Wajah?

Kepopuleran?

Beomgyu tidak butuh semua jika ini menjadi karma dari apa yang ia dapatkan.

"Gyu,"seseorang masuk dari pintu apartemen yang memang tidak dikuncinya. 

Beomgyu meletakkan album itu pada tempatnya lagi, mengusap airmatanya dan keluar.

"Apa sudah beres?"tanya Soobin.

"Ya,"jawab Beomgyu. Hari ini di hari libur Soobin, pria itu memutuskan untuk menemani Beomgyu membereskan apartemen.

"Aku bawa ya ini?"Soobin mengambil sebuah koper besar. Beomgyu hanya mengangguk. Soobin pun hanya tersenyum maklum dan keluar menyeret koper berisi barang-barang Beomgyu.

Stuck With U [BEOMGYU YEJI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang