21/21

304 44 15
                                    

Delapan bulan kemudian.

Jeffrey baru saja pulang kerja. Dia melihat Jessica sedang berada di dalam. Berbincang dengan Teressa yang kini berperut besar. Karena dia memang sedang hamil bayi kembar.

"Baru pulang kamu? Istrimu hamil besar, kenapa kamu tinggal lama-lama!?"

Jeffrey menarik nafas panjang. Lalu menatap Teressa yang sedang memakan risoles isi ayam buatan Liana. Karena wanita itu kerap meminta ibu Joanna untuk memasakkan sesuatu untuknya.

Ya. Rendy dan Liana memang masih berhubungan baik dengan Teressa. Karena wanita itu juga baik pada mereka. Hanya Ariana saja yang sinis pada Joanna sekeluarga. Sebab merasa jika status sosial mereka tdiak selevel dengannya.

"Dia bukan anak kecil! Ada apa Mama kemari?"

Jeffrey beralih menatap ibunya. Sesekali melirik Teressa yang masih asyik makan. Membuat hatinya agak terusik tentu saja. Sebab merasa jika Teressa sangat merepotkan.

"Mama mau tinggal di sini sampai Teressa lahiran. Kasihan dia sendirian."

"Ma---"

"Tidak usah larang-larang Mama! Lagi pula kenapa, sih? Takut Mama mengganggu istri kesayanagnmu yang mandul itu!?"

"MAMA!"

Bentak Jeffrey pada ibunya. Membuat Jessica menatap sinis anaknya. Sebab dia jelas masih tidak menyukai Joanna dan ingin terus menggali keburukannya.

"Mama benar, kan? Sampai sekarang dia tidak kunjung hamil! Teressa saja mau melahirkan sebentar lagi, sedangkan dia? Sudah, lah! Lebih baik ceraikan saja! Untuk apa dipertahankan?"

Jeffrey tidak bisa berkata-kata dan mulai menggeleng cepat. Lalu berlalu begitu saja. Menuju kamar dan berniat istirahat segera. Sebab ini sudah jam sembilan malam.

Setelah mandi, Jeffrey tidak langsung rebahan. Namun meraih ponsel yang sedang diisi daya. Sebab dia rindu Joanna yang setelah keguguran semakin menjauhi dirinya. Karena dia selalu berangkat lebih pagi dari biasa dan pulang malam karena mengaku lembur kerja. Saat hari libur dia juga selalu ke rumah orang tuanya. Sehingga rumah Jeffrey hanya dijadikan
kosan saja.

"Halo? Sudah pulang? Di rumah ada Mama. Jangan keluar kamar sekarang. Kalau butuh apa-apa bilang padaku saja."

Aku masih di kantor. Satu jam lagi mungkin pulang. Mamamu mau menginap? Aku tidur di rumah orang tuaku saja, lah. Besok libur juga.

"Apa-apaan? Tidak! Aku tidak pernah marah saat kamu ke sana setiap libur kerja, sampai-sampai tidak pernah ada waktu untuk aku di rumah! Aku jemput sekarang! Aku bawakan baju ganti sekalian, kita menginap di hotel saja!"

Jeffrey langsung mematikan panggilan. Meraih tas ransel hitam dan disisi beberapa pakaian. Lalu membuka kamar Joanna memakai kunci masternya. Kemudian memilih pakaian dengan senyum yang terus tersungging lebar. Sebab sudah lama dia dan Joanna tidak berduaan.

Mengingat Joanna jarang membalas pesan dan mengangkat panggilan. Ini saja untung dijawab teleponnya. Membuat Jeffrey berniat mengambil kesempatan. Karena tahu jika Joanna sedang dalam suasana hati yang baik sekarang.

"Mau ke mana?"

Tanya Jessica saat melihat Jeffrey menuruni tangga sembari memeluk tas ransel warna hitam. Tidak lupa dengan pakaian khas anak muda. Karena malam ini Jeffrey memakai jaket kulit seperti anak muda seperti mau balapan atau bahkan kencan.

 Karena malam ini Jeffrey memakai jaket kulit seperti anak muda seperti mau balapan atau bahkan kencan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
TWO MOONS [END] Where stories live. Discover now