RAHASIA (?)

534 61 23
                                    









"Bukannya aku masuk universitas ini pakai beasiswa ya? Tapi kenapa masih ada biaya ini itu? Mana biayanya gak sedikit. Hfft."

Keluar dari salah satu ruang dengan membawa secarik kertas berisi detail rentetan angka dengan nominal yang tak sedikit. Disana tertulis beberapa tagihan yang harus Jungkook bayar untuk semester depan. Masih dua bulan lagi sebenarnya, tapi tiga juta won tentu bukan uang yang sedikit. Entah sekeras apa Seokjin bekerja, pasti dua bulan tak akan cukup untuk melunasi itu semua. Beruntunglah Jungkook terdaftar sebagai murid berpretasi, jadi keistimewaan itu dapat Jungkook gunakan sebagai senjata agar ia mendapat keringanan untuk membayar beberapa tagihan dengan sistem menyicil dalam tempo yang cukup panjang hingga kelulusan nanti. Meskipun begitu, sama saja bukan? Intinya setiap satu semester sekali, paling tidak tiga juta won bahkan bisa lebih di saat semester akhir akan sangat membebani Seokjin. Belum lagi semalam Jungkook mendapat pesan dari kakak tingkat bahwasanya ia lolos menjadi kandidat salah satu peserta festival teater yang mewakili kampusnya.

Berbeda dengan Jimin yang mengambil fakultas seni jurusan tari dan modelling, Jungkook adalah mahasiswa fakultas seni jurusan teater. Kebutuhan Jungkook untuk praktikum jelas lebih banyak dibanding Jimin. Seperti kelas ekstra yang ia ikuti saat ini yang mengharuskan Jungkook memiliki sepasang sepatu khusus sebab tema perlombaan tahun ini adalah drama dewa yunani.

Setelah melihat beberapa foto rekomendasi sepatu yang diberikan oleh kakak tingkat, kepala Jungkook seketika berdenyut pening. Bagaimana mungkin sepasang sepatu yang hanya untuk latihan saja bisa seharga setengah dari biaya kuliahnya selama satu semester? Ini cukup gila untuk Jungkook. Tapi mau bagaimana lagi? Cita-cita Jungkook bisa dimulai dari sini. Bahkan ia yakin, jika saja ia menceritakan pada sang kakak ehm maksud author sang kekasih, pasti prianya itu akan menyetujui keinginan Jungkook untuk mengikuti acara festival dan dengan senang hati Seokjin akan berusaha bagaimanapun caranya agar Jungkook bisa mendapatkan sepatu itu dalam waktu dekat.

"Aaaa, tidak tidak !! Udah cukup aku sakit hati liat kak Seokjin yang secara diam-diam kerja jadi kuli bangunan sepulang menyelesaikan pekerjaannya di kedai kak Yoongi. Kalau aku sampai cerita soal ini, entah pekerjaan apalagi yang akan dia lakukan."

"Kooooookiiieeeeeee!"

Saat Jungkook tengah sibuk bergulat dengan pemikirannya, tiba-tiba saja si mini datang dan berteriak kencang sekali didekat telinga kanan Jungkook.

"Astaga mini! Kamu jadi sub itu yang kaleman dikit kenapa sih? Pusing aku denger teriakan kamu!"

"Ish ngapain bawa-bawa sub? Sensi banget kamu Kook. Lagi dapet? Hahaha."

"Mulutmu itu."

Jimin melirik secarik kertas dalam genggaman Jungkook lalu mengambilnya tanpa permisi.

"Oh, lagi mikirin ini? Udah jangan dipikirin. Aku ada sedikit tabungan kamu pakai aja dulu Kook. Nanti bayar kapan-kapan deh kalau kamu udah jadi aktris terkenal, gimana?"

"Jangan ngawur ya mini! Aku gak mau. Ini tuh bukan uang sedikit. Jangan macam-macam kamu!"

"Terus gimana dong?"

"Cariin aku kerja dong mini, aku mau kerja aja."

"Eh gara-gara kamu ngomongin kerjaan, aku jadi inget. Om aku lagi buka cabang baru buat kedainya. Letaknya gak jauh dari stasiun. Terus om aku lagi buka lowongan nih. Cuma itu Kook lowongannya buat jadi badut dan nyebarin brosur promo grand opening gitu."

"Aku mau!"

"Ini musim panas loh Kookie. Capek dan gerah banget pasti kalau pakai pakaian badut siang-siang. Soalnya tuh kerjanya dari pagi sampai sore. Enam jam non stop."

Stay With You ✅️Where stories live. Discover now