IS IT FINE (?) pt 3

465 62 20
                                    











Setelah berganti pakaian dan memastikan dokter datang untuk memeriksa Jennie, Seokjin segera berlari mencari taksi. Ia sudah tak memikirkan untuk memanggil taksi online karena pasti akan memakan waktu.

"Ayo dong taksi please!"

Emosinya sudah di ujung ubun-ubun namun tak ada yang bisa Seokjin lakukan kecuali berusaha untuk tetap tenang. Ini sudah pukul sepuluh malam. Bahkan kedai milik Yoongi akan tutup satu jam lagi.

Dengan mulut yang tak berhenti berdoa, Seokjin terus berharap akan ada kendaraan umum apapun yang akan lewat. Dan Seokjin patut bersyukur sebab tak lama setelah itu, sebuah taksi berhenti katena melihat tangannya yang terus melambai. Ia pun segera mengambil bangku penumpang dan meminta sopir untuk bergegas ke alamat yang sudah ia beritahukan.

Di dalam taksi, Seokjin melihat ada kabel charger yang sesuai dengan ponselnya. Sepertinya kabel tersebut memang disediakan untuk penumpang. Tanpa menunggu lama, Seokjinpun segera menghubungkan kabel tersebut dengan ponselnya. Kakinya tak tinggal diam dan terus bergerak gelisah. Meski ia tak tau apakah Jungkook akan marah, tapi rasa gelisah dihatinya tak dapat membohongi. Ada gelanyar aneh yang membuat Seokjin cemat dan takut secata tiba-tiba. Setelah menunggu lima menit, Seokjin segera menyalakan ponselnya dan menghubungi Jungkook. Ia butuh suara Jungkook untuk menenangkan gelisahnya.

"Angkat Kook."

Sekali - dua kali teleponnya masih tak mendapat respon. Hal itu semakin membuat tak tenang.

"Jimin. Ya~ "

Karena tak jua mendapat respon dari sang istri, akhirnya Seokjin berinisiatif untum menghubungi Jimin.

"Halo!"

"Jimin. Dimana Kookie?"

"Kakak yang lagi dimana? Gila ya! Ini udah jam berapa?"

"Aku lagi di jalan. Sepuluh menit lagi sampai."

"Cepetan kesini! Kasihan itu Kookie udah nungguin dari tadi sampai ketiduran!"

"Dia udah makan?"

"Untungnya udah karena aku paksa."

"Makasih Jimin. Kalau gitu aku tutup teleponnya."

"Hei ~.."

Tuttt.tutttt.tuttt.

Sementara di seberang sana sosok mungil yang Jungkook panggil Mini tengah mengomel di dekat telinga sang suami, disini Seokjin sudah bisa bernafas lega. Paling tidak, Jungkooknya sudah makan dan istirahat lebih dulu. Masalah nanti sang istri akan marah atau tidak, itu urusan belakangan. Seokjin siap untuk menerima hukuman.





















***






"Sayang."

Sebuah usapan lembut di pipi semakin membuat Jungkook nyaman. Bahkan alam bawah sadarnya tau mana tangan yang mampu membuatnya bahagia sampai saat ini.

"Sayang bangun yuk, kita pulang. Maaf ya kakak telat."

Jungkook mencoba membuka matanya namun terlalu berat. Semanjak kehamilannya memasuki usia enam bulan, Jungkook menjadi sering lelah dan saat malam hari ia akan tertidur seperti orang pingsan.

Tau bahwa kelinci buntalnya tak akan mampu membuka mata, Seokjin memilih untuk mengangkat tubuh sang istri. Menggendongnya sampai ke bawah dan menyamankannya di bangku penumpang mobil milik Jimin. Yoongi dan Jimin lah yang memaksa untuk Seokjin bersedia membawa mobil kesayangan pria mungil tersebut.


Stay With You ✅️Where stories live. Discover now