JUST WE ARE

537 71 28
                                    

Jungkook pov

Aku membenci diriku yang tak mengerti apapun. Aku berbeda dengan kakak yang selalu tau apa yang aku butuhkan dan aku alami saat itu juga. Aku hanya tau bagaimana cara mencintai kakak sepenuh hati. Selebihnya, aku akan membiarkan ia merasakan sedihnya seorang diri.

Kim Seokjin, laki-laki yang selalu berhasil menjadi tameng dalam hidupku. Sungguh, aku mencintainya.

Pagi ini aku mendengar percakapan suamiku bersama kedua saudaranya. Ya, firasatku benar. Ia adalah seorang kaya raya yang masa kecilnya harus terenggut oleh ulah kejam bibinya sendiri. Ia sengaja diculik dan dibuang agar harta benda keluarga jatuh pada cucu dari putri pertama keluarga Kim. Beruntungnya semua itu berhasil dicegah setelah pengumuman besar penuh kejutan dari istri putra kedua yang berhasil mengandung. Meski begitu untuk mengetahui secara pasti jenis kelamin dari anak mereka, kedua menantu wanita keluarga Kim harus menunggu hingga bayi tersebut lahir dan terus mengalami tindak kejam oleh putri pertama.

Setelah lahir seorang cucu putra kedua yaitu Kim Namjoon, barulah ibunda Namjoon berani angkat bicara mengenai perilaku tidak baik yang selama ini dilakukan oleh putri pertama keluarga Kim. Beliau tidak ingin hal buruk kembali terjadi pada bayi yang tak bersalah. Meski tak ada bukti yang menguatkan bahwa suamiku, Kim Seokjin mengalami penculikan oleh bibinya sendiri, namun ibu dan bibi dari kak Seokjin sangat yakin bahwa itu semua adalah ulah putri pertama keluarga Kim dengan persetujuan suaminya. Keduanya memang sepasang suami istri yang sangat serasi. Sama-sama memiliki sifat kejam.

Lalu tinggalkan saja masa lalu yang kelam. Karena sungguh aku tak tega melihat bagaimana suamiku yang masih belum bisa menerima kebenaran akan statusnya. Terlebih, kejadian mengenaskan yang ia alami atas perbuatan adik kandungnya sendiri, membuat traumatis yang mendalam pada dirinya. Bukan bagaimana ia merasa marah dan kecewa terhadap perilaku sang adik, melainkan bagaimana ia merasa kecewa pada dirinya yang menyebabkan sang adik memilik keberanian untuk melakukan hal menjijikkan tersebut. Sejak pagi ia tak bersedia ditemui oleh keluarganya. Ia hanya mengijinkan aku seorang diri menemani di dalam ruang inap. Kak Seokjin pun sering diam dengan melamun dengan tatapan kosong. Saat kutanya apa yang tengah ia pikirkan, jawabnya hanya -

"Apa yang udah aku lakuin Kook? Aku menjerumuskan adikku sendiri kedalam perbuatan terlarang. Harusnya aku - harusnya dari awal aku jujur. Gak - aku bukan gak mau jujur tapi aku gak punya kesempatan untuk itu. Itu karena - itu karena aku pengecut. Aku gak punya keberanian buat ngomong. Aku -"

Selalu seperti itu dan setelahnya, aku hanya bisa melihat tubuhnya bergetar hebat dan kak Seokjin menangis - ia selalu menangis dalam dekapanku. Mengapa? Mengapa dia selalu menyalahkan diri sendiri atas semua kejahatan yang orang lakukan?

Maaf...
Maaf karena aku terlalu lemah kak. Aku tak bisa melindungimu lebih dari ini.







Author pov

"Kak, gimana? Jennie udah boleh ketemu kak Seokjin?"

"Bisa kita bicara sebentar?"

"Ada apa kak?"

"Udah, kamu ikut kakak dulu ya."

Jungkook berjalan menuju taman menjauhi Namjoon. Ia hanya ingin sedikit ruang. Jungkook paham sekali jika ia membiarkan Namjoon ikut dalam percakapan, maka lelaki itu akan terus berusaha membela Jennie. Sementara yang ia inginkan adalah Jennie bisa sedikit lebih mengerti keadaan sang kakak.

Sesampainya di taman, Jungkook mencoba menyampaikan pendapatnya dan terus menyakinkan Jennie akan hal itu namun sepertinya ada penolakan dari gadis cantik yang menjadi lawan bicaranya malam ini. Ia tetap bersikeras ingin agar Seokjin segera menerimanya sebagai adik kandung.

Stay With You ✅️जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें