RAHASIA (2)

478 62 17
                                    















"Kooookkiiiiieeeeeeee!!!"

"Mini stop! Dilarang alay, dilarang lebay, dilarang ganjen dan gak boleh teriak-teriak!"

"Bawel ya Kook."

Pagi ini Jimin datang. Ia sengaja mengunjungi sahabatnya untuk mengetahui bagaimana keadaan lelaki itu setelah dua minggu bekerja sebagai promotor (badut jalanan). Tak lupa ia menyiapkan makanan kesukaan si badut yaitu roti isi-isian dan juga susu pisang kemasan.

"Ya habisnya kamu tuh selalu deh, gak bisa apa kalau ketemu aku gak pakai teriak?"

"Gak bisa Kookie! Kan kamu sayangnya aku. Jadi aku seneng kalau ketemu kamu!"

"Halah."

"Nih aku bawain makanan. Gimana kerjaan kamu? Aman kan?"

"Aman kok mini."

"Oh iya tadi om aku nitipin ini buat kamu."

Jimin menyerahkan sebuah amplop coklat berisi uang. Tidak begitu tebal namun saat dibuka ternyata nominalnya cukup banyak. Jungkook memang mempunyai perjanjian di awal. Ia menginginkan gaji dibayarkan setiap dua minggu sekali. Dan hari ini adalah jadwal untuk Jungkook menerima gaji pertamanya. Sungguh diluar dugaan karena Jungkook mendapatkan upah yang sangat fantastis. Sepertinya benar kata Jimin. Adik dari ibunya itu sangat baik. Apalagi beliau tau kalau Jungkook bekerja memang untuk membiayai kuliahnya.

"Mini ini gak salah?"

"Apanya? Gajinya? Gak sesuai ya Kook? Duh jangan-jangan kasir om aku salah kasih gaji. Bentar ya aku telepon om aku dulu."

Jimin mengambil ponsel dan menghubungi nomer pemilik tempat makan yang tengah viral dikalangan remaja.

"Halo om."

...

"Ini gak salah? Kayaknya gajinya gak sesuai deh. Jimin kan udah bilang sama om kalau Kookie ini sahabatnya Jimin yang mau kerja buat biayain kuliahnya. Tapi om malah ngegaji semena-mena."

Jungkook yang mendengar omelan Jimin kepada atasannya, langsung merebut ponsel tersebut dari tangan si mini dan mengambil alih pembicaraan.

"Selamat siang pak. Maaf bukan begitu. Ini Mini salah. Maksudnya begini. Jadi ini gajinya memang tidak cocok tapi bukan karena gajinya yang kurang pak."

...

"Gajinya terlalu banyak. Ini banyak sekali pak. Apa ini gaji pertama sekaligus yang terakhir ya? Apa barangkali saya dipecat? Maaf pak kalau kerja saya kurang bagus tapi saya mau berubah kok pak. Tolong beri kesempatan. Jangan pecat saya."

...

"Loh, jadi ini bukan gaji sekaligus pesangon?"

...

"Tujuh ratus ribu won pak."

...

"Jadi beneran ini gaji saya selama enam hari bekerja?"

...

"Tidak tidak !! Ini bahkan jauh dari ekspektasi saya. Terimakasih pak. Maaf ya atas celotehan Jimin. Bapak kan omnya, jadi bapak pasti tau kan Jimin memang orangnya seperti itu?"

...

"Baik pak. Sekali lagi saya minta maaf dan mengucapkan banyak terimakasih sama bapak."

...

"Selamat siang pak."

Setelah panggilan terputus, Jungkook kembali menyerahkan ponsel pada pemiliknya. Kedua bola mata besar itu menatap sang sahabat dengan berkaca-kaca. Jungkook tak tau, apa kalimat yang lebih baik dari sekedar ucapan terimakasih pada sahabatnya itu.

Stay With You ✅️Where stories live. Discover now