Usaha Sakura

1K 114 31
                                    

Naruto hanya bisa diam saat menyadari satu fakta bahwa kini rekan setimnya yang lain juga semakin sibuk. Ah tepatnya dia menyibukkan diri. Pertemuannya dengan Sasuke di rumah sakit kemarin membuatnya kini menyibukkan diri dengan segala tugas di rumah sakit dalam rangka "lelah memikirkan perubahan aneh Sasuke." Dia tahu dirinya akan lelah jika hanya memikirkannya namun dia juga sadar dia tidak bisa bertanya sesukanya dan tidak ada celah baginya untuk bertanya karena itu dia beranggapan...

"Daripada memikirkannya, lebih baik aku sibuk dengan urusanku sendiri."

Dan disaat itulah, Sakura menjadi ninja yang paling bekerja keras di rumah sakit konoha. Siapapun yang melihatnya akan tahu bahwa dia adalah ninja medis profesional disana, ketelitian, kedisiplinan dan kemampuannya benar-benar dia pergunakan dengan baik meski awalnya dia masih sempat memikirkan Sasuke tapi sepertinya pekerjaannya benar-benar merenggut fokusnya. Dia memberikan pertolongan penuh bagi semua ninja medis yang butuh bantuan saat tugasnya sendiri sudah selesai. Dia sangat berkerja keras.

Cukup keras sampai dirasa  kasus di rumah sakit tidak perlu dia bantu tangani lagi.

"Hei kau keren tapi kau juga gila." Sakura menatap datar ke arah Ino yang tiba-tiba datang. "kau bekerja membantu medis lain  nyaris 3 hari dan sekarang kau memeriksa laporan terakhir dari mereka?"

"Bukan. Ini berkas yang sebelumnya di minta Tsunade-sama untuk diberikan kepada Kakashi sensei setelah misi di Kusa selesai kemarin." Jawab Sakura sambil merapikan lembaran-lembaran kertas yang akan masuk di amplop berbeda itu. "Ini hampir selesai." Ino  menghelah nafas lalu tersenyum kecil. Dia selalu tahu Sakura gadis pekerja keras apa lagi jika sudah terlanjur fokus.

"Aku tidak tahu apa yang membuatmu jadi tiba-tiba gila kerja seperti ini, tapi jangan berlebihan ya." Ino menggeleng kecil lalu meletakkan sebuah kantong plastik berisikan makanan. "Ingat dengan reuni yang di rencanakan Naruto!" Ujar Ino melambai kecil sembari berjalan keluar ruangan.

"Puftt...iyaiya, terimakasih." Sakura tersenyum tipis melihat perhatian kecil yang diberikan Ino. Sepertinya teman kecilnya itu juga baru saja pulang dari misi.

"Ah ya. Aku melewatkan makan siang." Saat dirinya hendak menggantuk jas dokter yang dia kenakan. Matanya tidak sengaja melihat kalender.

"Eh?"

🌸🌸🌸

"

Wah kapan terakhir kita makan ramen bersama-ttebayo?" Sasuke hanya diam menghelah nafasnya mendengarkan ocehan Naruto kini sudah sangat siap melahap ramen panasnya.

"Bukankah beberapa hari yang lalu kau makan ramen?" Sasuke tidak mungkin lupa ketika Naruto berjalan di sebelahnya menceritakan hal yang sangat tidak penting baginya, terutama di bagian rencana makan ramennya setelah keluar dari kantor hokage.

"Aku tidak makan denganmu hari itu." Sasuke tidak habis pikir dengan Naruto yang sudah menikah ini. Bukankah seorang pria jika sudah menikah maka akan lebih senang makan di rumah?

"Kenapa kau makan di luar? Bukankah kau harusnya makan di rumahmu bersama Hinata?" Tanya Sasuke ragu sembari menatap gelas yang berisikan teh yang sisa setengah.

"Hm? Kemarin aku makan bersama Hinata-ttebayo." Jawab Naruto dengan entengnya. Sasuke sia-sia mereasa ragu.
" kemarin aku menjemputnya dari kediaman Hyuuga, dia yang mengajakku makan ramen. Ah dia sangat tahu aku." Cerita Naruto sembari mengaduk ramennya.

Ada sedikit penyesalan merasa tidak enak di hati Sasuke setelah mendengar jawaban santai dan disertai rona pipi samar dari Naruto.

Sakura? Where stories live. Discover now