2.7

881 107 33
                                    

Flashback

"Nanti kalo kondisi kamu udah lebih kakak izinin kamu pulang ke rumah bunda Saras" Ucap cowok itu pada gadis yang tengah duduk di atas kasurnya.

"Nanti bunda sama ayah nyariin aku kak" ucap gadis itu. Dia tidak ingin membuat kedua orang tuanya khawatir atas kepergiannya dari rumah.

"Gak akan, Kakak bakal nyamar jadi kamu" ucap cowok itu. Dia yakin dengan ucapannya karena ia tau bahwa tidak ada perbedaan dari keduanya hanya gendernya saja yang berbeda.

Gadis itu mengernyit heran
"Tapi kakak cowok, Nanti bunda sama ayah bingung" ucapannya.

"Itu hal yang mudah, tinggi kita sama, kakak juga punya keahlian buat ubah suara, Maslah penampilan itu hal kecil, tinggal sambung rambut terus pake baju kamu, udah gak akan ada yang ngenalin siapa kakak sebenarnya" ucap cowok itu lalu dia menghela nafas

"kalo semuanya udah selesai kakak janji bakal izinin kamu masuk sekolah itu lagi, tinggal sama bunda Saras dan ayah Bima, tapi kamu harus janji jaga diri kamu baik-baik, jangan benci mama Indah karena dia ibu kandung kita, perpisahan kita dulu emang karena keteledorannya menjaga anak-anaknya, tapi sebenarnya mama sayang sama kamu, selama ini dia selalu nyariin kamu" ucap cowok itu serius.

"Tapi kakak harus janji, setelah semuanya selesai aku bakal masuk sekolah lagi" ucap gadis itu pada kakaknya.

"Dan Kakak harus janji jangan berbuat hal yang aneh selama kakak jadi aku, aku gak mau di pandang lebih buruk lagi, aku takut kak, kakak harus janji jangan sakitiin dia, sebenci apapun aku sama dia, dia tetap lelaki yang aku cintai kak, sejahat apapun dia namanya gak pernah hilang di hati aku, hanya saja sekarang aku gak akan nunjukin kalo aku masih menyukainya" ucap gadis itu. Dia beralih menatap cincin yang ia jadikan sebagai liontin di kalungnya.

Cowok itu mendengus kesal "Seberapa tampan sih dia sampai kamu ini bodoh sekali" ucapnya tidak habis pikir dengan adiknya sendiri.

Gadis itu kembali menatap kakaknya "aku tau kak, aku gila dan aku bodoh karena masih saja mencintainya" lirihnya menatap sendu pada cowok di hadapannya.

"Tapi takdir aku untuk mencintainya kak, sebesar apapun usaha aku untuk membencinya tapi itu gak bisa, rasa cinta ini sudah ada di kehidupan sebelumnya dan itu gak akan bisa di ubah" lanjutnya lagi. Gadis itu menitikkan air matanya

"Maksud kamu apa?" Tanya cowok itu dengan bingung

"Kakak bakal menganggap aku gila jika aku menceritakannya" ucap gadis itu. "Aku gak tau kehidupan sekarang ini mimpi atau bukan, aku udah mati kak, tapi saat aku membuka mata, aku udah ada di sini, di dunia ini, namun aku berada di tahun yang berbeda, satu tahun sebelum kematian aku dan lima bulan setelah pertunangan aku dengan dia" lanjutnya lagi.

Cowok itu mengacak-ngacak rambut prustasi mendengar cerita adiknya. Ya dokter mengatakan bahwa adiknya itu mengalami trauma. Tapi bukan berarti dia gila. Percaya tidak percaya sejujurnya dia tidak percaya.

Flashback off

Selasa pukul 10:30.

Niki menarik Sunghoon menuju taman belakang sekolah, Niki berdiri berhadapan dengan Sunghoon, keduanya memasang wajah serius mereka

"Kenapa dia bisa tahu?" Tanya Niki, cowok itu dengan fokus meneliti setiap inci wajah gadis dihadapannya ini.

"Aku juga gak tau, Niki," Balas
Sunghoon, entah apa yang membuat Jay menyadari jika dirinya bukanlah Sunghoon tetapi Nie kembarannya.

"Tapi aku liat-liat, gak ada yang beda deh dari kalian. Kamu tuh udah cocok banget jadi perempuan, kamu juga mirip banget" Ucap Niki dengan yakin, ia tidak melihat ada perbedaan dari kedua saudara itu.

[✓] I'm Not Antagonis • Jayhoon •EnhypenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang