Rencana? (Prolog)

149 23 19
                                    


"Tidak ada hasil jika hanya menunggu, berjuanglah dan dapatkan apa yang kamu harapkan!"

-

"Whatt? Jangan gila aku masih sekolah!" Seorang gadis berteriak dengan menatap aneh kepada orangtuanya.

"Kita bisa menutupi nya Kiara!" ucap Cyra-Sang Mama.

"Tapi tetap saja. Kenapa harus aku?" ucap Kiara, sambil menahan tangisnya,

"PAPAAAAAA!" teriak kia memanggil Bagas-Papanya.

"Ada apa kiara? Apa yang di bilang Mama semuanya benar. Papa sama Mama sudah terikat perjanjian dengan teman Papa." ujar Bagas, yang datang menghampiri keduanya.

"Kamu tidak perlu khawatir, pernikahan nya akan di adakan secara tertutup dan tidak akan ada yang tahu." timpal Cyra,

"Terserah" jawab Kiara kesal.

Dia balik ke kamar dengan menghentak hentakkan kakinya pertanda bahwa dia sangat kecewa dengan situasi ini.
Setelah bersih bersih dan bersiap istirahat dia teringat bahwa, semenjak pulang sekolah tadi, dia belum memakan apapun. Alhasil, cacing di perutnya demo meminta diisi. Dengan malas, Kia menuruni anak tangga dengan sangat tidak bertenaga, memakan semua yang tersedia di meja makan. Dan mengambil susu yang sudah di siapkan oleh Mama lalu meminumnya sampai habis. Setelahnya, Dia berbalik menuju kamarnya untuk beristirahat.

Matahari sudah menunjukkan kedatangan nya, memberi sinar hangat yang masuk dari sela-sela jendela kamar, membuat sepasang mata terpaksa membuka matanya.

"Non, bangun yaa sudah pagi." ucap bi Nuri sambil mengetuk pintu kamar.

"Hmmmm, baik Bi, kia sudah bangun kok." jawab kia dengan mata yang masih tertutup seolah tidak ada semangat untuk hari ini. Tak ingin berlama lama dia pun bergegas ke kamar mandi dan bersiap-siap untuk ke sekolah. Teringat bahwa pagi ini ada ujian dan dia tidak ingin telat.

"Sayang sini makan dulu." panggil Cyra.

"Iya Mah." jawab Kia singkat.

"Pernikahan akan di laksanakan setelah kamu selesai ujian. Siap gak siap, kamu harus siap." ucap Bagas,
Kia memutar bola matanya malas.

"Cie, lo mau ngelangkahin gue aja dek." ucap Briyan sambil menaikkan alisnya seperti meledek sang adik.

"Bacot lo." ketus Kia. Tak ingin berlama lama, dan membuat mood nya makin hancur Kia pun segera berangkat sekolah menggunakan motor sportnya.

"Berangkat dulu Mah, Pah." ucap Kia sambil menyiumi punggung tangan orang tuanya.

"Iya sayang, hati hati yaa." balas Cyra sambil tersenyum manis.

"Lo gamau salim sama gue?." tanya Briyan.

"Males" jawab Kia singkat.

"Durhaka lo!" kesal Briyan.

Kia menjulurkan lidahnya sambil berlari keluar, sebelum abangnya benar benar ngamuk kepada dirinya.

_________ >> _________

Sedikit pengenalan

|Kiara Ellaina Wilson|

𝐋𝐀𝐍𝐆𝐈𝐓 [ Revisi! ]Where stories live. Discover now