Terimakasih, Langit

82 15 3
                                    


••••••••••

Gadis itu terbangun, di pundak seseorang.
Langit, lelaki tersebut ternyata memberikan pundaknya untuk di jadikan sandaran gadis kecilnya.

"Lo, kenapa?" tanya lelaki itu.

"Gapapa" jawab Kia.

"Gausah boong, mata lo sembap gitu." ujar Langit yang mengetahui kebohongan nya.

"Apa gue gak pantes buat di cintai?" tanya Kia yang sontak membuat Langit terdiam. Apa, maksudnya? Siapa yang gadis itu cintai selama ini.

"Lo lebih dari pantes buat di cintai, Kiara." ujar Langit mencoba menenangkan gadis itu. Walau sebenarnya, hatinya teriris mendengar gadis yang selama ini dia cintai, mencintai orang lain.

"Tapi kenapa, kenapa dia pergi ninggalin gue. Gue salah apa!" tangis nya kembali pecah.

"D-dia bilang bakal balik ke gue, tapi nyatanya dia mutusin gue sepihak." ucap gadis itu di sela sela isakan nya.

Langit membawa gadis itu kedalam pelukannya, membiarkan dia meluapkan kesedihannya. Setelah ini, dia akan mencari tahu siapa lelaki yang gadis nya maksud.

Setelah tenang, Kia mendongakkan kepalanya menatap Langit dengan wajah yang masih basah. Bahkan, seragam Langit juga ikut basah di buat nya. Lelaki itu mengelap ingus yang keluar dari hidung Kiara dengan seragamnya.

"Eh-h, jorok tau" ucap Kia yang malah mengelap ingus dengan tangannya. Haduh Kia, malah lo yang jorok ege.

"Siapa yang jorok, hm?"

"Ish"

"Udah tenang kan? Ayo makan." ajak Langit. Kia hanya mengangguk, karena memang dia sudah sangat lapar.

~

"Mau makan apa?"

"Nasi goreng aja, sama susu." pinta Kia, Langit melangkah kan kakinya menuju stand nasi goreng dan memesan 1 gelas susu coklat untuk gadis kecilnya.

"Dasar murahan." ucap seorang perempuan.

"Tau tuh, pacar orang masih di embat. Mana pacar aslinya dibuat celaka." ujar temannya yang tak lain tak bukan adalah Jenny dan Cecil.

"Gada kerjaan, ngurusin hidup orang, lagian ngaku-ngaku mulu gamalu apa." balas Kiara, dia terlihat biasa saja dengan ucapan benalu di sebelahnya. Selain tidak salah, bukan dia juga kan yang merebut? Jadi buat apa dia buang buang waktu ngurusin mereka.

Tidak terima dengan ucapan Kia, Jenny membawa kakinya mendekat ke arah Kia. Berniat ingin menumpahkan minuman coklat ke tubuh Kia, tapi..

Byurr, minuman itu justru tumpah di dirinya sendiri

"BANGSAT!!" seru Jenny saat seragamnya kotor terkena minuman yang ingin dia tumpahkan gadis itu.

"Mau apa lo?" tanya Langit, matanya menatap dengan tatapan merah  nyalang ke arah Jenny. Sungguh, dia akan membalas siapapun yang berani mengusik gadis kesayangannya.

"Jangan coba-coba buat nyari masalah sama gue." ujarnya.

"T-tapi gue mau bales ucapan dia, Ngit." jawab Jenny.

"Masalah dia, masalah gue. Ngerti lo?"

Sedangkan Kia? Dia menjulurkan lidahnya di belakang tubuh langit, seperti meledeknya 'mampus lo ' haha.

"Ayo cabut!" ajak Cecil. Lagi lagi mereka kalah. Karena bekingan Kia adalah Langit dan teman temannya.

"LIAT AJA LO!!" seru Cecil. Yang langsung menghentakkan kakinya pergi.

"Nih makan, sorry lama."Langit menyodorkan makanan dan susu coklatnya

"Thanks, gue bener-bener gada tenaga buat ngelawan mereka hari ini." ucap Kia. Tapi dia heran, kenapa lelaki itu bisa tau susu kesukaan nya? Padahal dia belum bilang mau susu rasa apa tadi.

"Lo suka susu coklat, gue tau." ujar Langit.

'Bener kan, ni orang pasti cenayang'

Kia memakan makanan itu dengan lahap membuat mulutnya cemong, sepertinya dia lupa dengan siapa dia berhadapan.

"Lo ga makan?" tanyanya, tangan kecilnya hendak meraih tisu di tengah meja, namun lebih dulu lelaki itu meraihnya. Mengelap dengan pelan bibir gadis dihadapannya mengingatkan nya dengan beberapa tahun yang lalu.

~

Diujung sana, trio rese sedang memotret kebersamaan Langit dan Kiara, siapa lagi kalo bukan Keno, Arya, dan Vano.

"Kiw, kiw," goda Vano.

"Ini harus di abadikan ya ges ya." ujar Keno sambil mengambil angel kameranya. Kapan lagi coba liat paketu yang dinginnya minta ampun ke orang-orang malah bucin.

"Gak, lo kapan balik kesini?" tanya Chandra.

"Beberapa hari yang lalu, tapi gue milih buat santai hehe." jawab Naga. Ternyata, lelaki itu mengikuti pembelajaran disekolah mulai hari ini.

"Dasar"

"Gue kapan ya kaya Langit." ujar Arya yang menatap sedih kearah paketunya.

"Lo sama gue aja gimana?" goda Keno pada Arya. Arya menatap ngeri dengan godaan Keno.

"Ummmmmuah" Keno mencoba menirukan seseorang yang hendak mencium dengan memonyongkan bibirnya.

"ANJING! gila bangsat" sontak Arya melompat keatas meja, menghindari serangan menjijikan sahabatnya.

Chandra, Naga, Kenzo, dan Vano terkikik geli melihat tingkah stres kedua sahabatnya.

~

"Bangsat, liat aja nanti. DASAR KIYOT GADA OTAK." umpat Jenny yang tidak terima dia kalah dengan Kia.

"Dia begitu karena dihadapannya ada Langit." ujar Cecil yang membantu membersihkan seragam Jenny.

"Tapi gimana anjing, seragam gue jadi basah dan kotor gini." kesal Jenny.

"Lagian lo asal nyerang aja, galiat situasi dulu." protes Cecil.

"Gue gatau kalo ada Langit disitu." ujar Jenny.

"Udah udah kita bales setelah Cilla sembuh." Jenny tersenyum licik, seperti sudah ada sesuatu yang dia rencanakan.

Kia sudah selesai makan, bertepatan dengan bel masuk berbunyi.

"Kenyang banget, huhh." ucapnya sambil menepuk nepuk perutnya yang makin membuncit karena kekenyangan dan mengendurkan ikat pinggang nya karena sangat begah.

Langit yang melihat hal itu hanya tersenyum, pikiran masih memikirkan tentang siapa yang menyakiti gadis kecilnya itu.

"Ayo balik ke kelas." ajak Langit. Lelaki itu menggenggam tangan gadis di sebelahnya.

"Gue bisa jalan sendiri kok." ucap Kia, dia tidak enak dengan tatapan sinis cewek cewek yang masih menganggap bahwa Cilla masih kekasih dari lelaki itu.

"Tetap sama, gue gasuka penolakan." ujarnya.

Setibanya di depan kelas, Kiara hendak memasuki kelasnya tiba-tiba Langit menarik nya kedalam pelukannya, lagi.

"Biarkan sesuatu yang sudah pergi, cobalah membuka hati untuk orang lain. Siapa tau kamu akan bahagia dengannya." ujar Langit melepaskan pelukannya, netra mereka saling bertatap. Tatapan tulus yang mengandung banyak arti, menyalurkan semangatnya untuk tetap bahagia walaupun, harus melepas rasa sakit itu terlebih dahulu.

"Terimakasih, Langit." ucap Kia.


~~~~💟💟💟~~~~

Guyss jangan lupa vote nya yaa!
Walaupun tidak sebagus cerita lain!

Okeyyy!???

LVU ALL!

𝐋𝐀𝐍𝐆𝐈𝐓 [ Revisi! ]Onde histórias criam vida. Descubra agora