Penyakit Langit?

63 12 2
                                    


••••••••••


Setelah mengantar gadis kesayangan nya kembali ke rumah, Langit bergegas menancap gas menuju ke kediaman utama yaitu rumah Alex dan Clarissa. Dia harus mendengar apa yang sebenarnya terjadi dengan dirinya. "Gue harus tanya hal ini ke mereka!" Ucap nya dalam hati.

Dia kecewa karena baru saat ini dia mengetahui penyakit nya. Penyakit yang bisa mengancam nyawanya sendiri, kalau dari awal dia tahu akan ini, sudah pasti tidak akan sampai ke stadium 1 dan masih bisa di sembuhkan, bodoh sekali ia telat menyadari.

Langit membawa langkah dengan sangat tergesa-gesa, rahang lelaki itu mengeras serta tangan nya yang mulai terkepal hingga menunjukkan urat-urat nya. Dia mendobrak pintu dengan kakinya hingga terbuka sangat lebar, membuat semua yang ada di sana terkejut dengan kedatangan nya.

"Ada apa tuan muda?" Tanya Bi Resa-kepala pelayan di rumah itu.

"Papa Mama dimana?" Tanya nya dengan wajah datar.

"Nyonya dan Tuan sedang pergi keluar sejak sore tadi. Mungkin sebentar lagi akan pulang, Tuan muda duduk lah terlebih dahulu." Ujar bi Resa itu dengan gerakan tangan mempersilahkan nya duduk.

Setelah lama menunggu, akhirnya yang di tunggu-tunggu pun datang. Mereka sedikit terkejut melihat putranya datang tanpa memberitahu terlebih dahulu, tapi mereka lebih terkejut ketika melihat ekspresi wajah Langit yang tampak berbeda. Terlihat ada kekecewaan dan juga kesedihan di mata biru tersebut. "Ada apa?" Suara Alex mulai terdengar membuka pembicaraan. Langit menoleh ke arah suara itu, seketika mata nya berubah menjadi sendu.

"Kalian tahu penyakit ku kan?"

Alex dan Clarissa terdiam, kemudian memandang satu sama lain.

"Tahu"

"Apa?"

"Kalian tahu? Aku sekarang tidak lebih dari seseorang yang berpenyakit!" Suara Langit datar, tapi percayalah didalam nya terdapat sesuatu yang tidak bisa di ungkapkan.

"Kamu kenapa sayang?" Tanya Clarissa sembari mendekati sang putra. "JAWAB APA PENYAKIT KU!!" Ucap nya dengan suara sedikit lantang.

"Kenapa nggak bilang dari awal pah, mah?"

"Sekarang sudah bertambah parah..."

"Ak- aku.. aku mau sehat pahhh!!"

"Aku gamau punya penyakit!"

"AKU LEMAH AKU SEKARANG LEMAH!...." Air mata lelaki itu mulai terjatuh, dada nya naik turun untuk menetralisir detak jantung nya. Dia duduk dengan memegang kedua lututnya, menangis dengan sangat tersedu-sedu.

"Maaf Langit.."

"Kamu nggak lemah sayang! Kamu masih sehatt!!"

"Gagal ginjal stadium 1." Cicit Langit di sela sela isakan nya.

Alex dan Clarissa sontak membulat kan matanya tidak percaya, mereka terkejut dengan fakta menyakitkan itu.

Clarissa langsung membawa langkahnya mendekati Langit yang masih menunduk memeluk kedua lututnya. Tangan wanita berambut hitam panjang itu terangkat untuk memeluk sang putra. Langit kembali menangis di pelukan Clarissa, mengelus pelan punggung lelaki itu untuk menenangkan nya. Dia tau, sulit untuk putranya menerima fakta ini, begitupun dengan dirinya.

"Maaf nak.."

"Maaf karena Mama dan Papa tidak memberitahu hal ini kepada mu."

"Mama tahu ini hal yang sangat berat untuk mu.."

"Tapi Mama yakin kamu bisa menerima nya sayang."

"Bertahanlah untuk Mama, untuk Papa, untuk Naga, untuk kak Raja nak.."

𝐋𝐀𝐍𝐆𝐈𝐓 [ Revisi! ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang